Liputan6.com, Jakarta Stroke merupakan penyebab kematian kedua dan penyebab disabilitas ketiga di dunia. Menurut World Health Organization (WHO), stroke adalah keadaan dimana ditemukan tanda klinis yang berkembang cepat, berupa defisit neurologik vokal dan global.
Kondisi tersebut dapat memberat dan berlangsung selama 24 jam atau lebih. Bahkan kondisi parahnya, dapat menyebabkan kematian meski tanpa adanya penyebab lain selain vaskular. Selain itu, masih menurut WHO, stroke menjadi salah satu penyebab demensia dan depresi.
Baca Juga
Dalam bahasa yang lebih mudah dicerna, stroke terjadi apabila pembuluh darah otak mengalami penyumbatan atau pecah. Hal ini dapat mengakibatkan sebagian otak tidak mendapatkan pasokan darah yang membawa oksigen yang diperlukan, sehingga mengalami kematian sel atau jaringan.
Advertisement
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk meningkatkan kesadaran bahwa stroke terjadi tanpa mengenal jenis kelamin. Oleh karena itu, perilaku hidup sehat dan kesiapsiagaan terhadap gejala stroke perlu diketahui.
Namun sebelum mengetahui gejala stroke, ada baiknya kamu mengetahui faktor risikonya. Faktor gaya hidup seperti kebiasaan merokok, tingkat aktivitas fisik rendah, diet tidak sehat, dan obesitas sentral (perut) juga dapat mengintervensi munculnya stroke.
Selain itu, faktor risiko utama lain adalah hipertensi (tekanan darah tinggi). Masih berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2018, diketahui bahwa sebesar 34,1% penduduk usia 18 tahun ke atas di Indonesia mengalami hipertensi. Kondisi tersebut pun diketahui banyak terjadi di perkotaan dibandingkan masyarakat di pedesaan.
Mengenali Gejala Stroke
Mencegah penyakit stroke perlu dilakukan sejak dini. Faktor risiko dari penyakit ini bisa diminimalkan, bahkan bisa dihalau dari jauh-jauh hari dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Nah sebelum melakukan langkah pencegahan, yuk ketahui dulu bagaimana cara mengenali gejala stroke, yaitu dengan FAST:
1. F atau Face (wajah)
Gejala stroke ringan mintalah orang tersebut untuk tersenyum. Apakah ada sisi sebelah wajah yang tertinggal? Apakah wajah atau matanya terlihat tidak simetris? Jika ya, orang tersebut mungkin saja sedang mengalami stroke.
2. A atau Arms (tangan)
Gejala stroke ringan mintalah orang tersebut untuk mengangkat kedua tangan. Apakah ia mengalami kesulitan untuk mengangkat salah satu atau kedua tangannya? Apakah salah satu atau kedua tangannya dapat ditekuk?
3. S atau Speech (perkataan)
Gejala stroke ringan mintalah orang tersebut untuk berbicara atau mengulangi suatu kalimat. Apakah bicaranya terdengar tidak jelas atau pelo? Apakah ia kesulitan atau tidak berbicara? Apakah ia memiliki kesulitan untuk memahami yang kamu katakan?
4. T atau Time (waktu)
Jika ia memiliki seluruh gejala yang disebutkan di atas, orang tersebut mungkin mengalami stroke. Selalu ingatlah bahwa stroke merupakan kasus yang darurat. kamu harus segera membawa orang tersebut ke rumah sakit. Ingatlah juga untuk mencatat waktu kapan orang tersebut mengalami gejala-gejala itu. Untuk membantu dokter dalam menentukan terapi.
Jika sudah muncul gejala tersebut, ada baiknya kamu segera ke rumah sakit. Manfaatkan golden time yang harus dijadikan waktu berharga untuk mendapatkan penanganan stroke.
Ya, golden time penanganan stroke adalah kurang dari 4,5 jam sejak timbulnya gejala, untuk mencegah risiko kematian atau bahkan cacat permanen. Nantinya pasien akan diberikan obat penghancur gumpalan darah.
Nah untuk penanganan stroke, pilih dokter dan rumah sakit yang memiliki fasilitas serta layanan lengkap. Dengan begitu, penanganan dan pengobatan dapat diatasi dengan baik.
(*)
Advertisement