Pria Berkostum Joker Tikam Penumpang dan Bakar Gerbong Kereta di Jepang, Apa Motifnya?

Kasus pria yang berdandan ala Joker dan menikam seorang penumpang kereta commuter lanjut usia di Jepang menjadi pemberitaan berbagai media.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 03 Nov 2021, 13:00 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2021, 13:00 WIB
Pelaku teror di kereta Tokyo berdandan ala Joker.
Pelaku teror di kereta Tokyo berdandan ala Joker. Dok: Twitter @takahashi9811

Liputan6.com, Jakarta Kasus pria yang berdandan ala Joker dan menikam seorang penumpang kereta commuter di Jepang menjadi pemberitaan berbagai media.

Tak hanya menikam, pelaku yang dilaporkan bernama Kyota Hattori juga membakar gerbong kereta tepat di malam Halloween 31 Oktober.

Akibatnya, korban penikaman kritis dan 16 orang lainnya mengalami luka ringan. Setelah kejadian, pria usia 24 itu mengaku ingin dihukum mati dan menyesal karena tidak dapat membunuh satu orang pun.

Menanggapi kasus tersebut, kriminolog Haniva Hasna, M. Krim, mengatakan bahwa pelaku dapat memiliki motif ingin mengakhiri hidup dengan cara dihukum mati melalui pembunuhan.

Hattori mengaku gagal di dunia kerja dan memiliki masalah hubungan dengan teman-temannya sehingga berpikir untuk mengakhiri hidup,” katanya melalui pesan teks kepada Health Liputan6.com, Selasa (2/11/2021).

Ia menambahkan, hidup dalam kesepian dan kegagalan memiliki pengaruh yang mengkhawatirkan terhadap kesehatan manusia secara umum. Rasa kesepian mengubah fungsi sistem kardiovaskular dan sistem endokrin.

Perubahan fungsi sistem kardiovaskular mengakibatkan tekanan darah tinggi dan indeks massa tubuh. Sedang, perubahan sistem endokrin dapat meningkatkan hormon stres dan berkaitan pula dengan sisten imun.

Akibat Kegagalan dan Kesepian Parah

Kasus tersebut memberi pelajaran bahwa mempunya hubungan yang baik sangat penting untuk menjalani kehidupan yang bahagia dan memuaskan, lanjut Iva.

Kegagalan dan kesepian yang parah dapat membahayakan diri dengan cara-cara yang jauh melampaui pembatasan terhadap kebahagiaan mendasar.

“Luka emosional yang disebabkan oleh rasa kesepian (bisa dikaitkan dengan depresi klinis) akan memengaruhi perilaku yaitu permusuhan, gangguan tidur, gangguan kecemasan dan upaya bunuh diri.”

Kegagalan dan kesepian juga bisa mengakibatkan penurunan pada kemampuan mental, termasuk ketidakmampuan dalam pengambilan keputusan, berkurangnya perhatian dan konsentrasi, serta penilaian terhadap sesuatu akan terganggu.

Gangguan Psikopat

Pelaku yang tak takut dihukum mati dan menyesal tak bisa membunuh satu orang pun dapat menandakan bahwa ada gangguan psikopat, kata Iva.

Ini adalah kondisi yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tidak memiliki emosi, perasaan, dan hati nurani. Seorang psikopat dapat bersikap gegabah, merusak, dan kasar terhadap orang lain tanpa merasa bersalah.

“Walaupun demikian, psikopat juga bisa menunjukkan sikap baik hati dan kharismatik, tapi tetap tidak memiliki perasaan. Psikopat tidak dapat merasakan emosi. Empati yang ditunjukkan oleh seorang psikopat hanyalah pura-pura, yaitu dengan mempelajarinya dari respons orang lain.”

Penyebab Psikopat belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga dapat dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan, seperti:

-Memiliki gangguan kepribadian saat kanak-kanak.

-Mengalami kekerasan, pelecehan, atau penelantaran saat kanak-kanak.

-Memiliki anggota keluarga yang menderita gangguan kepribadian antisosial atau gangguan perilaku dan mental lainnya.

-Kecanduan alkohol.

-(Mayoritas) Berjenis kelamin laki-laki.

 

 

Infografis 11 Aplikasi untuk Konsultasi Online dan Obat Gratis Pasien Isolasi Mandiri COVID-19

Infografis 11 Aplikasi untuk Konsultasi Online dan Obat Gratis Pasien Isolasi Mandiri Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 11 Aplikasi untuk Konsultasi Online dan Obat Gratis Pasien Isolasi Mandiri Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya