Joker Pelaku Teror di Kereta Tokyo Terlilit Banyak Utang

Kabar terbaru menyebut Joker pelaku teror di kereta Tokyo Jepang punya banyak utang.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 03 Nov 2021, 10:31 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2021, 10:31 WIB
Pelaku teror di kereta Tokyo berdandan ala Joker.
Pelaku teror di kereta Tokyo berdandan ala Joker. Dok: Twitter @takahashi9811

Liputan6.com, Tokyo - Joker si pelaku teror di kereta commuter Tokyo ternyata punya masalah finansial. Berdasarkan informasi terbaru, sosok Joker itu dikabarkan terlilit banyak utang.

Dilaporkan Kyodo, Selasa (3/11/2021), pelaku bernama Kyota Hattori (24) berasal dari kota Fukuoka. Ia baru tiba di Tokyo pada September lalu setelah keluar kerja pada beberapa bulan sebelumnya.

Di Tokyo, ia tinggal di hotel-hotel di Kobe dan Nagoya. Ia juga disebutkan memiliki banyak utang.

Hattori menjadi viral karena memakai kostum seperti tokoh Joker. Ia kemudian mengakui pada aparat bahwa dirinya memang kagum pada tokoh tersebut, dan membeli kostum Joker.

Pada film Joker yang dibintangi Joaquin Phoenix, tokoh Joker (Arthur Todd) juga melakukan aksi pembunuhan di dalam kereta. Joaquin Phoenix meraih penghargaan Oscar untuk Aktor Terbaik karena filmnya tersebut.

Korban dari aksi Joker KW ini adalah pria tua berusia 72 tahun yang ditusuk di dada. Kondisinya saat ini masih kritis. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Ingin Dihukum Mati

THUMBNAIL joker
THUMBNAIL joker

Pelaku mengaku menyesal karena gagal membunuh seorang pun. Ia juga membakar gerbong kereta. Penumpang langsung berlarian dan berdesak-desakan menuju gerbong yang lebih aman. 

Ada kemiripan serangan Hattori pada aksi pembakaran gerbong kereta yang gagal pada Agustus lalu.

Beruntung, kereta api berhasil berhenti tak lama setelah api menyala, sehingga tak ada korban meninggal akibat keracunan asap. 

Kementerian perhubungan di Jepang kini telah mengeluarkan kebijakan baru agar pintu kereta bisa dibuka sewaktu-waktu supaya penumpang bisa dievakuasi jika ada insiden, meski posisi kereta tak berada di stasiun.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya