Mengenal Apa Itu Tantrum Pada Anak? Pengertian, Cara Menangani dan Contoh Perilakunya

Tantrum seringkali di alami oleh anak-anak prasekolah, simak penjelasan apa itu tantrum berikut ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Nov 2021, 17:00 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2021, 17:00 WIB
Anak Tantrum
Iustrasi Anak Tantrum (Foto: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Kemungkinan setiap orang tua pernah menyaksikan anak mereka mengamuk pada satu waktu, yang biasa disebut dengan istilah tantrum. Anak-anak bisa saja marah karena Anda mengatakan tidak bisa makan kue lagi, atau kesal karena tidak bisa pergi ke pantai.

Lantas, apa itu tantrum?

Dilansir Verywell Family, Rabu (24/11/2021), Tantrum adalah ketika seorang anak menunjukkan ledakan kemarahan dan frustrasi yang tidak terkendali. Tantrum, yang kadang-kadang disebut temper tantrum, yang mungkin melibatkan teriakan, menginjak, menendang, atau menjatuhkan diri sendiri ke tanah.

Perilaku tantrum ini biasanya menurun seiring berjalannya waktu, ketika seorang anak belajar cara yang lebih tepat secara sosial untuk menangani emosi mereka. Balita dan anak-anak prasekolah yang belajar untuk mengelola emosi mereka akan cenderung menunjukkan amukan yang dramatis ketika mereka marah.

Amukan mereka mungkin juga merupakan upaya untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Alasan umum anak-anak mengamuk termasuk lapar, merasa lelah, atau tidak enak badan, dan tantrum seperti ini yang berasal dari ketidaknyamanan fisik biasanya tidak perlu dikhawatirkan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Cara Menangani Tantrum

Tantrum
Simak cara-cara untuk atasi tantrum pada si kecil. (Foto: Unsplash)

Tantrum harus berangsur-angsur hilang seiring berjalannya waktu saat anak Anda mempelajari keterampilan baru dan memperoleh kedewasaan. Berikut adalah beberapa cara terbaik untuk menanggapi amukan:

• Abaikan

Jika anak Anda mengamuk di rumah, Anda mungkin dapat pergi begitu saja dan tidak mengatakan apa-apa. Ketika anak Anda mengetahui bahwa tantrum bukanlah cara yang efektif untuk mendapatkan perhatian Anda, mereka mungkin menjadi termotivasi untuk mempelajari cara lain untuk mengekspresikan diri.

• Berikan perhatian saat mereka selesai

Saat tantrum usai, berikan perhatian lagi. Katakan sesuatu seperti, memutuskan untuk mulai bermain dengan Anda lagi. Hal ini dapat memperkuat perilaku yang ingin Anda lihat lebih sering.

• Jangan menyerah

Pastikan Anda tidak mengalami tantrum. Jika Anda sendiri mengalami tantrum, anak Anda akan belajar bahwa berteriak atau menendang adalah cara yang efektif untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

• Singkirkan anak Anda dari situasi tersebut

Jika anak Anda mengamuk di tengah tempat umum, sebaiknya Anda memutuskan untuk mengajaknya keluar atau ke mobil untuk waktu yang tenang. Ketika mereka tenang, Anda dapat kembali ke aktivitas.

• Gunakan konsekuensi untuk tindakan agresif

Jika anak Anda menjadi agresif, segera atasi masalahnya. Anda dapat mengintervensi dan berkata, "Jangan memukul," dan kemudian mengambil mainan atau menempatkan anak Anda dalam waktu istirahat. Jelaskan bahwa tidak apa-apa untuk merasa marah tetapi tidak boleh untuk menyakiti siapa pun.

Mungkin ada saat-saat tertentu ketika rasanya mengabaikan amukan bukanlah pilihan yang baik—seperti saat Anda berada di pesawat terbang. Dalam kasus seperti itu, Anda mungkin memutuskan untuk melakukan apa yang diperlukan untuk menghentikan amukan seperti mengalihkan perhatian mereka dengan sesuatu yang menyenangkan selama satu menit.

Contoh Perilaku Tantrum

Inilah 3 Fase Tantrum pada Anak dan Cara Menghadapinya
Ketahui fase tantrum pada anak dan cara mengatasinya.(Unsplash.com/Jordan Rowland).

Para peneliti telah menemukan bahwa anak-anak yang sehat secara emosional menunjukkan lebih sedikit amukan kekerasan, dan juga dapat pulih dari amukan lebih cepat. Meskipun kemungkinan besar anak-anak mungkin menunjukkan beberapa dari perilaku ini sesekali, seringnya Anak yang sedang tantrum akan mencakup perilaku berikut ini:

• Memukul orang lain

• Melempar benda

• Memukul diri sendiri

• Membenturkan kepala

• Menahan nafas

• Menggigit diri sendiri

• Menggigit orang lain

• Memukul dinding

Sebagian besar anak berusia 18 hingga 60 bulan menunjukkan rata-rata menangis dan memukul sekali sehari. Durasi tantrum rata-rata adalah 3 menit, dengan sebagian besar berlangsung antara 1,5 dan 5 menit.

Namun, dalam kebanyakan kasus, tantrum hanyalah fase yang pada akhirnya akan hilang. Menerapkan disiplin yang konsisten dan secara proaktif mengajarkan keterampilan baru kepada anak Anda dapat membantu menghilangkan tantrum lebih cepat.

Penulis: Vania Dinda Marella

Infografis 5 Tips Pakai Masker Cegah Covid-19 untuk Anak

Infografis 5 Tips Pakai Masker Cegah Covid-19 untuk Anak. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 5 Tips Pakai Masker Cegah Covid-19 untuk Anak. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya