Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menanggapi sikap Maruarar Sirait terkait Pilkada Jakarta 2024 hingga sayembara pencarian buronan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Harun Masiku. Hal itu disebutnya sebagai sikap yang angkuh dan arogan.
“Terima kasih kepada Pak Anies Baswedan yang bisa memastikan kemenangan kita (Pramono-Rano). Kedua, Maruarar Sirait karena isu SARA yang dia bawa, sikap arogan dan sombongnya terhadap kita, termasuk sayembara dan segala macam itu ternyata menghasilkan kemenangan DKI,” tutur Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (28/11/2024).
Advertisement
Baca Juga
Menurut Deddy, justru sayembara Maruarar merupakan bentuk sikap meremehkan lembaga KPK.
Advertisement
“Apa yg dilakukan ara itu sebenarnya adalah penistaan terhadap KPK, karena artinya KPK tidak bisa dipercaya untuk melaksanakan kerjanya,” kata Deddy.
“Sehingga dia harus menghasut rakyat dengan iming-iming Rp8 miliar untuk menangkap buronan KPK. Jadi silahkan harusnya yang protes itu KPK, kenapa searogan itu, sesongong itu,” sambung politikus PDIP ini.
Ara Tantang Sekjen PDIP Tangkap Masiku
Sebelumnya, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, yang akrab disapa Ara, mengakui kebenaran video viral yang memperlihatkan dirinya menantang Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto untuk membantu menangkap buronan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Harun Masiku.
Ara bahkan menjanjikan hadiah sebesar Rp8 miliar dari dana pribadinya kepada siapa pun yang berhasil menangkap Harun Masiku.
"Iya dong, kita kan partisipasi publik. Kita kan berharap Negara ini tidak ada kebal hukum. Masa ada orang yang sudah bertahun-tahun tersangka, kok bisa bebas berkeliaran? Menurut saya pasti ini kan melibatkan kasus besar, melibatkan orang besar. Apa salahnya saya memberikan itu? Kan partisipasi publik, orang uang pribadi kok," kata Ara kepada media, Jakarta, Rabu (27/11).
Ara menegaskan langkahnya didasari rasa tanggung jawab sebagai warga negara yang ingin melihat penegakan hukum berjalan tanpa pandang bulu.
"Sebagai warga negara, saya diberkati sama Tuhan, saya ada rezeki. Kita pengen negara ini tidak kalah dengan koruptor. Tanah koruptor saja kita jadikan rumah buat rakyat. Jadi nggak boleh ada orang yang kebal hukum di negara ini," tambahnya.
Advertisement
Ara Kecewa Penanganan Kasus Masiku Lamban
Ia juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap lambannya perkembangan kasus Harun Masiku yang hingga kini belum ditemukan jejaknya. Hal itu mendorong Ara untuk mengambil inisiatif pribadi demi membangkitkan semangat masyarakat agar ikut terlibat dalam mencari buronan tersebut.
"Karena sudah lama-lama nggak ada perkembangannya, saya mengambil inisiatif sebagai pribadi boleh dong, untuk memberikan semangat kepada masyarakat. Dan saya dapat respons positif. Jadi banyak yang semangat untuk bisa memberikan informasi, mencari Harun Masiku," ungkapnya.
Ara juga mempertanyakan kemampuan Harun Masiku untuk menghilang tanpa jejak selama bertahun-tahun. Ia menilai bahwa kasus ini menyiratkan adanya campur tangan dari pihak-pihak besar.
"Orang itu kok hebat sekali sih? Berapa tahun nggak ketemu, nggak ada jejaknya. Nah dengan sekarang kan isu ini terbuka lagi, hangat lagi. Tentu wartawan juga bisa cari bantuan, bisa dapat Rp 8 miliar loh, kalau bisa nangkap. Apa salahnya saya memberikan itu? Kan partisipasi publik, orang uang pribadi kok," tutupnya.