Temuan Sementara WHO terkait COVID-19 Varian Omicron

Alasan WHO menggolongkan Varian Omicron COVID-19 kategori variant of concern (VoC)

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 30 Nov 2021, 12:00 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2021, 12:00 WIB
FOTO: Kemunculan COVID-19 Varian Omicron Picu Alarm Baru di Filipina
Warga menunggu untuk disuntik vaksin COVID-19 pada hari pertama program vaksinasi nasional di luar sekolah di Kota Quezon, Filipina, Senin (29/11/2021). Kemunculan COVID-19 varian Omicron telah memicu alarm baru di Filipina. (AP Photo/Aaron Favila)

Liputan6.com, Jakarta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan varian B.1.1.529 atau Omicron menjadi varian dalam perhatian atau variant of concern (VOC) pada 26 November.

Pada 28 November, WHO menerangkan ringkasan perkembangan terbaru tentang varian tersebut. Menurut keterangan tertulis, para peneliti di Afrika Selatan dan di seluruh dunia sedang melakukan penelitian untuk lebih memahami banyak aspek Omicron dan akan terus membagikan temuan penelitian ini saat tersedia.

Temuan sementara, dari tingkat penularan belum jelas apakah Omicron lebih mudah menular (misalnya, lebih mudah menyebar dari orang ke orang) dibandingkan dengan varian lain, termasuk Delta.

Jumlah orang yang dites positif telah meningkat di wilayah Afrika Selatan yang terkena varian ini, tetapi studi epidemiologi sedang dilakukan untuk memahami apakah itu karena Omicron atau faktor lainnya.

Dari tingkat keparahan penyakit, belum jelas  pula apakah infeksi Omicron menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan infeksi dengan varian lain, termasuk Delta. Data awal menunjukkan bahwa ada peningkatan tingkat rawat inap di Afrika Selatan, tetapi ini dapat disebabkan meningkatnya jumlah keseluruhan orang yang terinfeksi, bukan akibat infeksi spesifik dengan Omicron.

Saat ini tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa gejala yang terkait dengan Omicron berbeda dari varian lainnya. Infeksi awal yang dilaporkan terjadi di kalangan mahasiswa atau individu yang lebih muda yang cenderung memiliki penyakit yang lebih ringan.

Semua varian COVID-19, termasuk varian Delta yang dominan di seluruh dunia, dapat menyebabkan penyakit parah atau kematian, khususnya bagi orang-orang yang paling rentan, sehingga pencegahan selalu menjadi kunci.

 

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Bukti Awal

Bukti awal menunjukkan bahwa kemungkinan ada peningkatan risiko infeksi ulang dengan Omicron. Artinya, orang yang sebelumnya memiliki COVID-19 dapat terinfeksi ulang dengan lebih mudah dengan Omicron, dibandingkan dengan VOC lainnya, tetapi informasinya terbatas.

“Informasi lebih lanjut tentang ini akan tersedia dalam beberapa hari dan minggu mendatang,” mengutip rilis WHO, Selasa (30/11/2021).

Dari sisi efektivitas vaksin, WHO bekerja sama dengan mitra teknis untuk memahami dampak potensial dari varian ini pada tindakan pencegahan yang ada, termasuk vaksinasi.

Vaksin tetap penting untuk mengurangi penyakit parah dan kematian, termasuk melawan varian dominan yang beredar yakni Delta. Vaksin saat ini tetap efektif melawan penyakit parah dan kematian.

Efektivitas Tes

WHO juga membahas tentang efektivitas tes saat ini. Tes PCR yang banyak digunakan terus mendeteksi infeksi, termasuk infeksi dengan Omicron. Studi sedang berlangsung untuk menentukan apakah ada dampak pada jenis tes lain, termasuk tes deteksi rapid antigen.

Sedang, dari sisi efektivitas pengobatan saat ini, Kortikosteroid dan IL6 Receptor Blockers masih akan efektif untuk menangani pasien dengan COVID-19 yang parah. Perawatan lainnya tengah dalam penilaian peneliti. 

 

Infografis Omicron Menyebar dari Afrika Selatan

Infografis Omicron Menyebar dari Afrika Selatan. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Omicron Menyebar dari Afrika Selatan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya