3 Kelompok Rentan yang Alami Gejala Berat Jika Terinfeksi Omicron

Gejala Omicron bisa berat dialami pada sejumlah kelompok rentan berikut.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 10 Feb 2022, 14:00 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2022, 14:00 WIB
Vaksinasi Booster Dari Rumah ke Rumah
Petugas menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis ketiga kepada lansia saat vaksinasi booster COVID-19 dari rumah ke rumah di Poris Plawad, Tangerang, Jumat (21/1/2022). Pelaksanaan vaksinasi dari rumah ke rumah untuk memudahkan para lansia mendapatkan vaksin booster COVID-19. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Walaupun gejala Omicron terbilang ringan, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Sally Aman Nasution, menegaskan, ada beberapa kelompok rentan yang justru bisa mengalami gejala berat.

Hal tersebut terlihat dari berbagai laporan kasus varian Omicron di luar negeri. Bahwa pada kelompok rentan, gejala Omicron dapat berubah menjadi perburukan atau berat, yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.

"Memang varian yang ada sekarang adalah Omicron. Dari beberapa laporan dikatakan, gejala klinis atau derajat penyakit tidak seberat seperti varian Delta, tapi jangan lupa pada beberapa populasi, terutama populasi komorbid, usia lanjut, dan populasi dengan gangguan sistem imun bisa menjadi kondisi yang berat juga," kata Sally saat Konferensi Pers dan Launching Buku Pedoman Tatalaksana COVID-19 Edisi 4, Rabu (9/2/2022).

"Ini terlihat di beberapa laporan dari kasus luar negeri. Gejala mungkin terlihat ringan pada sebagian besar populasi, tetapi pada kelompok rentan ini, kita tetap harus hati-hati," ujarnya.

Sebagaimana tercantum pada Buku Pedoman Tatalaksana COVID-19 Edisi 4 yang terbit Januari 2022, ditekankan kembali kepada pasien COVID-19, termasuk Omicron tanpa gejala atau dengan gejala ringan tidak memerlukan rawat inap di rumah sakit. Cukup isolasi mandiri (isoman) di rumah atau isolasi terpusat (isoter) dengan pemantauan.

Rumah Sakit untuk Pasien Gejala Sedang hingga Kritis

FOTO: Kesibukan RSUD Cengkareng di Tengah Peningkatan Kasus COVID-19
Suasana IGD RSUD Cengkareng, Jakarta, Rabu (23/06/2021). Meningkatnya kasus COVID-19 di Ibu Kota Jakarta dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan rumah sakit kewalahan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan menambahkan, penanganan COVID-19 di rumah sakit lebih ditujukan kepada pasien COVID-19 gejala sedang-berat atau kritis.

"Buat yang tanpa gejala dan gejala ringan itu cukup isolasi mandiri atau terpusat. Jadi, tidak rumah sakit juga," tambahnya.

"Proporsional seharusnya yang perlu perawatan rumah sakit adalah pasien-pasien dengan gejala klinis yang sedang, berat, dan kritis."

Senada dengan Sally, Erlina juga menekankan, kelompok rentan harus lebih berhati-hati terhadap penularan Omicron. Selain Omicron mudah menular, gejala berat dapat dialami kelompok rentan. Termasuk anak-anak dan masyarakat yang belum vaksinasi lengkap atau sama sekali belum divaksin.

"Jangan sampai terpesona oleh kata-kata (gejala Omicron) 'lebih ringan' ini. Kenapa? Pada kelompok tertentu, misal lansia, anak-anak atau yang belum divaksin, biasanya gejala akan lebih berat," pungkasnya.

"Rata-rata menunjukkan bahwa dalam dua minggu terakhir saja, lebih dari 10 kali lipat peningkatan kasus. Ini menunjukkan memang varian Omicron sangat mudah menular."

Infografis Mayoritas Pasien Covid-19 Bergejala Ringan dan OTG

Infografis Mayoritas Pasien Covid-19 Bergejala Ringan dan OTG. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Mayoritas Pasien Covid-19 Bergejala Ringan dan OTG. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya