Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Arab Saudi membuat banyak pelonggaran kebijakan karantina dan lain-lain bagi jemaah umroh, dan juga shaf berdiri ketika sholat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Kebijakan-kebijakan ini amat disambut gembira dan diharapkan juga akan ada kebijakan-kebijakan yang memadai untuk pelaksanaan ibadah Haji tahun ini yang inshaAllah dapat diikuti juga oleh warga negara kita dari Tanah Air.
Baca Juga
Kita tahu bahwa vaksinasi COVID-19 merupakan salah satu kunci utama dasar pengendalian situasi epidemiologi di suatu negara. Bukan tidak mungkin bahwa cakupan vaksinasi ini pula yang mungkin jadi salah satu pertimbangan kebijakan di Arab Saudi, dan hal yang sama perlu kita pertimbangkan untuk transisi kebijakan di negara kita nantinya.
Advertisement
Berdasar laman “Our World in Data” 5 Maret 2022 disebutkan bahwa 67,8 persen warga Saudi Arabia sudah mendapat vaksinasi lengkap. Data negara lain adalah per 5 Maret 2022 tapi dituliskan data Saudi adalah berdasar tanggal 15 Februari 2022, jadi per awal Maret ini angkanya mungkin sudah mendekati sekitar 70 persen cakupannya.
Laman “Our World in Data” yang sama menyebutkan bahwa Indonesia memvaksinasi 53,3 persen dari total penduduk kita. Angka rata-rata cakupan vaksinasi dunia adalah 55,9 persen, jadi cakupan kita masih sedikit dibawah rata-rata dunia. Sementara itu, cakupan di Saudi Arabia sudah sekitar 15 persen di atas rata-rata dunia. Perlu diketahui bahwa angka persentase ini adalah terhadap jumlah total penduduk.
Bila dilihat data Kementerian Kesehatan kita per 6 Maret 2022 maka cakupan vaksinasi lengkap adalah 71,03 persen dari target sasaran yang ditentukan sebanyak 208.265.720 penduduk kita, jadi memang denominatornya berbeda.
Tentang vaksin booster, laman “Our World in Data” menyebutkan bahwa sampai 15 Februari 2022 Saudi Arabia sudah memberikan booster pada 28 persen penduduknya. Mungkin di awal Maret sudah mendekati sekitar 30 persen.
Laman yang sama menunjukkan data untuk negara kita per 5 Maret 2022, yang disebutkan cakupan booster adalah 4,5 persen dari total penduduk. Sementara itu, data Kementerian Kesehatan per 6 Maret 2022 menunjukkan bahwa 5,98 persen warga kita sudah mendapat booster, tentu dari target sasaran yang ditetapkan. Cakupan booster kita harus terus ditingkatkan secara intensif untuk memberi perlindungan optimal bagi kita semua.
Penulis adalah Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Mantan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Mantan Kabalitbang Kementerian Kesehatan RI