Liputan6.com, Jakarta Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sempat masuk ke Indonesia pada 1887. Penyakit ini kemudian ditanggulangi dengan vaksinasi PMK massal.
Pada 1983 laporan kasus PMK terakhir ada di Pulau Jawa yang juga diberantas dengan vaksinasi massal.
Baca Juga
Pada 1986, Indonesia bebas dari PMK dan pada 1990 Indonesia diakui oleh World Organisation for Animal Health (OIE) bahwa sudah bebas PMK.
Advertisement
Namun, pada Mei 2022, kasus PMK dengan strain yang baru mulai dilaporkan lagi di Indonesia.
Lantas, apa faktor penyebab PMK kembali mewabah di Indonesia?
Menjawab pertanyaan tersebut, dokter hewan dari Wayang Dairy Farm Pangalengan, Bandung, Liedzikri Rizqi Insani mengatakan bahwa hal ini masih menjadi pertanyaan dan belum ada pernyataan resmi dari pemerintah.
"Ini masih menjadi isu karena belum diusut, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah kalau PMK ini asalnya dari mana," ujar Liedzikri kepada Health Liputan6.com melalui sambungan telepon Jumat (1/7/2022).
Namun, menurut dugaan-dugaan, ada beberapa kemungkinan yang bisa merujuk pada kembalinya wabah PMK ke Indonesia. Salah satunya akibat impor daging.
"Dugaan-dugaan sendiri sebenarnya sudah banyak, salah satunya, risiko PMK masuk ke Indonesia tuh berawal dari perubahan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 menjadi UU Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang berkaitan dengan impor daging.”
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Impor Daging
Pada Undang-Undang sebelumnya, Indonesia tidak diperbolehkan mengimpor daging dari negara yang belum bebas dari PMK (country base).
Setelah Undang-Undangnya diubah, Indonesia boleh mengimpor daging dari negara yang belum bebas PMK asal dari zona atau wilayah yang bebas PMK (zone base).
"Sebenarnya ini menjadi risiko yang sangat besar untuk masuknya virus PMK, karena kita juga enggak yakin 100 persen bisa saja daging itu berasal dari zona yang tidak bebas PMK kemudian dijual dan diberi label di zona bebas PMK dan diimpor ke negara kita."
“Jadi dugaan pertama masuknya virus PMK ke Indonesia yaitu dari impor daging. Dugaan kuatnya impor daging dari India karena strain virus yang ditemukan sekarang sama dengan strain virus yang ada di India.”
Kembali ditemukannya PMK di Indonesia membuat vaksinasi PMK pun kembali digencarkan. Menurut Liedzikri, vaksinasi merupakan proses memasukkan virus ke dalam tubuh untuk menstimulasi sistem imun.
Advertisement
3 Hal yang Perlu Diperhatikan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan vaksinasi PMK yakni:
-Pertama, hewan yang akan divaksinasi harus dalam kondisi sehat
-Kedua, hewan yang sedang terinfeksi tidak divaksinasi
-Ketiga, apabila dalam satu kandang ada hewan yang menunjukkan gejala, maka satu kandang itu tidak divaksinasi
"Prioritas vaksinasi sekarang ini ditujukan pada balai pembibitan ternak, peternakan rakyat, dan industri peternakan. Prioritas vaksin ini sendiri pada hewan-hewan rentan dengan nilai ekonomi tinggi seperti sapi bibit dan sapi perah," kata Liedzikri.
“Vaksinasi yang dilakukan pada Juni ini baru tahap satu di daerah wabah dan bukan daerah wabah. Rencananya vaksinasi akan dilakukan hingga tak ada lagi kasus PMK yang dilaporkan.”
“Mungkin tahap selanjutnya, vaksinasi juga akan diberikan pada hewan yang sudah sembuh dari PMK.”
Sebelumnya, PMK yang terjadi pada hewan ternak telah ditetapkan sebagai wabah melalui Keputusan Menteri Pertanian No. 403/KPTS/PK.300/M/05/2022.
Wabah ini terdeteksi di empat kabupaten di Jawa Timur yang meliputi Mojokerto, Gresik, Sidoarjo, dan Lamongan.
Menyebar ke 19 Provinsi
Keputusan serupa juga diterapkan di Aceh dalam Keputusan Menteri Pertanian No. 404/KPTS/PK.300/M/05/2022.
Sampai dengan 29 Juni 2022, PMK telah menyebar ke 19 provinsi. Salah satu upaya menangani wabah ini adalah dengan vaksinasi. Bila menilik data dari laman siagapmk.id sudah 172.193 hewan ternak yang sudah mendapatkan vaksin.
Menurut Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Republik Indonesia Kuntoro Boga Andri, Kementan dan pemerintah daerah sudah menyiapkan beberapa hal sebagai berikut:
- Memastikan penggunaan vaksin PMK darurat sesuai target lokasi, kualitas, jumlah
- Mengingat data populasi ternak sehat di lapangan sangat dinamis, pemerintah terus memantau kasus dan lokasi ternak untuk memastikan vaksinasi tepat sasaran dan sesuai target
- Memastikan vaksin dalam kondisi baik atau tidak rusak
-Proses distribusi harus sesuai dengan standar suhu penyimpanan yang ditetapkan oleh produsen vaksin
“Kami juga perlu memastikan petugas vaksinator terlatih dengan harapan vaksinasi PMK dijalankan dengan benar efisien dan memberikan kekebalan optimal pada ternak-ternak rakyat,” kata Kuntoro dalam keterangan video Kementan RI dikutip Kamis 30 Juni 2022.
Advertisement