21 Februari 2001: Inggris Dihantam Wabah Penyakit Mulut dan Kuku, Ekspor Susu hingga Daging Sapi Dihentikan

Komisi Eropa melarang ekspor ternak Inggris usai kasus wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) terdeteksi di Essex. Kerugian ekonomi mencapai triliunan rupiah.

oleh Alya Felicia Syahputri Diperbarui 21 Feb 2025, 06:00 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2025, 06:00 WIB
Ilustrasi Kadang Babi Di Inggris (AP/Arsip)
Ilustrasi Kadang Babi Di Inggris (AP/Arsip)... Selengkapnya

Liputan6.com, Brentwood - 24 tahun yang lalu atau pada 21 Februari 2001, pemerintah Inggris menghadapi krisis besar setelah Komisi Eropa memberlakukan larangan ekspor susu, daging, dan ternak dari Inggris akibat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang pertama dalam 20 tahun.

Larangan ini berlaku hingga 1 Maret 2001, setelah terdeteksi kasus PMK di rumah potong hewan (RPH) Cheale Meats dekat Brentwood, Essex.

Dikutip dari BBC On This Day Jumat (21/2/2025), kasus ini terungkap saat pemeriksaan rutin menemukan 28 babi terinfeksi virus. Kepala dokter hewan Inggris, Jim Scudamore, kala itu menyatakan bahwa seluruhnya, 300 hewan di RPH Cheale Meats akan segera dimusnahkan.

Selain itu, National Farmer's Union atau serikat petani Inggris melaporkan dugaan kasus kedua di Gloucestershire, yang berada di antara Woodchester dan Nailsworth. Pemerintah juga menetapkan zona larangan pergerakan hewan sejauh lima mil atau berkisar 8 km di sekitar dua lokasi tersebut.

Pemerintah Inggris bahkan mempertimbangkan untuk memberlakukan larangan terhadap ekspor semua ternak, daging, dan susu dari Inggris.

Saat itu, peristiwa tersebut adalah pukulan terbaru bagi para petani Inggris yang sudah kesusahan akibat wabah demam babi tahun 2000, yang menyebabkan pembantaian 12.000 babi dan larangan sementara terhadap ekspor babi hidup dan sperma babi.

Menteri Pertanian Inggris, Nick Brown, berharap penyebaran virus dapat segera dihentikan agar kerugian tidak semakin besar. Namun, ia mengakui bahwa jika wabah PMK ini berlangsung lama, dampaknya akan sangat merusak sektor pertanian.

"Jika kita dapat mengatasinya dan kembali ke status bebas penyakit dengan cepat, maka diharapkan kerusakannya dapat diminimalkan. Namun, jika ini berlangsung lama, kerusakannya bisa sangat besar," ujar Menteri Pertanian Inggris, Nick Brown.

Sementara itu, Menteri Pertanian bayangan, Tim Yeo, mengkritik pemerintah karena dianggap lambat mencegah masuknya virus melalui impor daging yang tidak memenuhi standar. 

"Petani Inggris tidak dapat bertahan menghadapi gelombang penundaan lain dari Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries of Japan/MAFF (Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang) seperti yang terjadi pada musim gugur karena demam babi klasik," ucap Tim Yeo.

"Pemerintah seharusnya bertindak lebih cepat untuk mencegah risiko penyakit ini masuk ke Inggris melalui impor daging di bawah standar," tegas Tim Yeo.

Berdampak ke Perekonomian Negara

Ilustrasi Bendera Inggris
Ilustrasi Inggris. (dok. Unsplash.com/Simon Lucas @simonlucas)... Selengkapnya

Wabah PMK Inggris berdampak besar terhadap perekonomian negara tersebut. Tidak hanya menghancurkan sektor peternakan, tetapi juga memukul pariwisata dan perekonomian pedesaan.

Selama krisis PMK yang berlangsung sejak Februari 2001, tercatat 2.030 kasus positif, dan sekitar enam juta hewan dimusnahkan. Kerugian sektor pertanian mencapai lebih dari £900 juta sekitar Rp18 triliun, sedangkan sektor pariwisata dan ekonomi pedesaan mengalami kerugian hingga £5 miliar sekitar Rp102 triliun.

Pemerintah mengeluarkan kompensasi sebesar £1,34 miliar sekitar Rp27 triliun bagi peternak yang ternaknya dimusnahkan demi mencegah penyebaran virus. Namun, banyak peternak tetap kecewa terhadap respons pemerintah yang dianggap lamban. Laporan dari National Audit Office pada Juni 2002 menyebutkan bahwa peringatan tentang kekurangan tenaga dokter hewan untuk menangani wabah ini tidak mendapat perhatian yang memadai.

 

 

Wabah PMK Sebelumnya

bendera Inggris
Ilustrasi Inggris (Unsplash/Aleks Marinkovic)... Selengkapnya

Wabah besar PMK terakhir di Inggris terjadi pada tahun 1967, sementara wabah terbaru di Uni Eropa sebelum kejadian ini terjadi di Yunani pada tahun 2000. Krisis PMK 21 Februari 2001 menjadi pengingat pahit betapa pentingnya respons cepat dan pengendalian ketat dalam menghadapi penyakit hewan menular.

Kasus penyakit kaki dan mulut terakhir yang terkonfirmasi terjadi pada September 2001, tetapi ada sejumlah peringatan palsu setelah itu.

Penyakit mulut dan kuku adalah penyakit virus yang sangat menular dan menyerang sapi, babi, kambing, dan domba. Gejala utamanya adalah munculnya lepuh di mulut yang menyebabkan air liur berlebihan dan pincang. Meskipun tidak mematikan, penyakit ini menyebabkan penurunan berat badan hewan dan menurunnya produksi susu pada sapi perah.

PMK
Cara tepat petugas lapangan tangani PMK. (Infografis/Istimewa)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya