Liputan6.com, Jakarta Peringatan Hari ASI Sedunia, tepatnya Pekan Menyusui Sedunia (World Breastfeeding Week) yang jatuh setiap 1 - 7 Agustus mengingatkan, pentingnya menyusui untuk anak. Menyusui dapat mencegah anak kekurangan gizi (malnutrisi), termasuk wasting -- kondisi ketika seorang anak memiliki berat badan rendah sehubungan dengan tinggi badannya.
Nutrisi yang baik berkaitan erat dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif dan praktik pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang baik. Pemberian ASI yang kurang optimal dapat dikaitkan dengan berat badan anak yang kurang.
Baca Juga
UNICEF dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkonfirmasi bahwa inisiasi menyusui dini (pada jam pertama kelahiran), menyusui eksklusif (antara nol - 6 bulan), dan menyusui lanjutan (6 - 23 bulan) menawarkan kebutuhan nutrisi yang optimal untuk bayi serta pertahanan kuat terhindar dari malnutrisi juga wasting.
Advertisement
Mengutip informasi resmi UNICEF berjudul, World Breastfeeding Day 2022 yang dipublikasikan 31 Juli 2022, nutrisi yang tepat untuk anak-anak selama 1.000 Hari Pertama Kehidupan anak – mulai terbentuknya janin awal kehamilan hingga usia dua tahun – merupakan peluang penting untuk mengurangi stunting.
Ketika bayi diperkenalkan menyusui sejak dini, ASI eksklusif selama enam bulan pertama dan praktik berlanjut sampai mereka berusia dua tahun, malnutrisi dapat dihindari. Bayi yang diberi ASI lebih sehat dan pertumbuhan serta perkembangannya lebih cepat.
Sementara itu, bayi yang tidak diberikan ASI akan lebih rentan terhadap penyakit. Dalam enam bulan pertama kehidupan, ASI saja sudah cukup untuk anak dan bertindak sebagai 'vaksin pertama' bayi, memberikan perlindungan penting dari penyakit dan kematian.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Berikan Dukungan untuk Menyusui
Agar ibu dapat menyusui secara efektif, mereka membutuhkan jaringan dukungan yang kuat. Pengasuh, pasangan, petugas kesehatan, dan orangtua harus memberikan dukungan dan lingkungan yang diperlukan untuk pengalaman menyusui yang sukses yang akan bermanfaat bagi anak-anak.
UNICEF turut bekerja untuk mempromosikan menyusui. Upaya UNICEF, antara lain:
- Mendukung upaya advokasi dengan pengambil keputusan termasuk pemerintah dan mitra pelaksana untuk mengambil tindakan yang tepat untuk mendukung dan mempromosikan menyusui
- Membangun kapasitas mitra nasional untuk memimpin program Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) yang efektif
- Mendukung pengembangan kebijakan, undang-undang, strategi dan rencana aksi yang mempromosikan menyusui
- Mendukung konseling Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) di fasilitas kesehatan dan program berbasis masyarakat (Kelompok Pendukung Ibu) dan kelompok PMBA lainnya. Selama sesi, para ibu belajar tentang praktik pemberian makan yang baik untuk anak-anak mereka termasuk menyusui, makanan pendamping, malnutrisi dan bahayanya, dan praktik perawatan keluarga utama lainnya
- Melalui program perlindungan sosial unggulannya, UNICEF meluncurkan Program Mother and Cash Transfer Plus (MCCT+) baru. Program perlindungan sosial terpadu memberikan kepada ibu hamil dan ibu menyusui yang rentan dengan bantuan tunai reguler yang dikombinasikan dengan pengetahuan, keterampilan dan akses ke layanan kesehatan, gizi dan perlindungan dasar
MCCT+ bertujuan untuk berkontribusi pada pengurangan kematian anak dan ibu serta malnutrisi dengan meningkatkan pemberian makan ibu, bayi dan anak kecil termasuk menyusui dan mempromosikan praktik keluarga yang penting dalam 1.000 hari pertama kehidupan.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Risiko Tinggi Meninggal karena Gizi Buruk
UNICEF juga memberikan pemahaman soal pentingnya menyusui. Bahwa pemberian ASI memberikan perlindungan anak dari penyakit.
Secara rinci, berikut ini yang perlu diketahui dari menyusui:
- Menyusui memberikan anak-anak awal terbaik dalam hidup. Ini adalah sumber nutrisi terbaik bagi bayi, memperkuat perkembangan otak dengan manfaat seumur hidup bagi ibu dan bayi
- Inisiasi menyusu dini (pada jam pertama kelahiran), pemberian ASI eksklusif (antara nol - 5 bulan) dan menyusui lanjutan (6 - 23 bulan) menawarkan garis pertahanan yang kuat terhadap infeksi dan malnutrisi. Sebaliknya, bayi yang tidak disusui secara penuh atau sebagian memiliki risiko lebih tinggi terkena diare dan lebih mungkin meninggal karena gizi buruk jika tidak mendapatkan perawatan yang menyelamatkan jiwa
- ASI memberikan semua nutrisi yang dibutuhkan bayi sampai sekitar enam bulan
- Pengganti ASI menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan bagi bayi yang rentan dan hanya boleh diberikan ketika semua pilihan lain telah dieksplorasi. UNICEF dan WHO telah mengeluarkan pedoman yang jelas bagi orangtua, pengasuh dan profesional kesehatan untuk memastikan penggunaan susu formula yang aman dan tepat
Pentingnya Konseling Menyusui
WHO telah merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan, diikuti dengan melanjutkan menyusui dengan makanan pendamping ASI yang sesuai hingga 2 tahun dan seterusnya.
WHO juga merekomendasikan kontak kulit ke kulit secara dini dan tanpa gangguan, rawat inap dan perawatan ibu yang secara signifikan meningkatkan kelangsungan hidup neonatal dan mengurangi morbiditas.
Pada Pekan Menyusui Sedunia 2022, semua ibu harus didukung untuk memulai menyusui sesegera mungkin setelah lahir, dalam satu jam pertama setelah melahirkan dan harus menerima dukungan praktis untuk memungkinkan mereka memulai dan menyusui.
Selain itu, konseling menyusui adalah kunci meningkatkan tingkat menyusui. Meningkatkan akses ke konseling untuk menyusui dapat memperpanjang durasi menyusui dan mempromosikan pemberian ASI eksklusif dengan manfaat bagi bayi, keluarga dan ekonomi.
Selama pandemi COVID-19, ibu membutuhkan akses ke dukungan terampil untuk menyusui. Pandemi telah mengakibatkan petugas kesehatan dialihkan ke respons dan sistem kesehatan yang terbebani. Layanan perawatan kesehatan yang ditujukan untuk mendukung ibu menyusui, termasuk konseling dan dukungan laktasi menjadi terkendala.
Oleh karena itu, negara-negara harus menerapkan solusi inovatif termasuk konseling dan dukungan untuk memberikan dukungan menyusui kepada ibu.
Advertisement