Liputan6.com, Singapura Negara tetangga, Singapura melaporkan ada dua tambahan kasus cacar monyet. Total ada 15 kasus cacar monyet di Singapura per Jumat, 5 Agustus 2022.
Dari dua pasien cacar monyet terbaru, salah satunya terkait dan pernah kontak dengan pasien cacar monyet nomor 13 yang terkonfirmasi positif monkeypox awal pekan ini.
Baca Juga
Pria yang baru terkonfirmasi kena cacar monyet itu berusia 54 tahun. Ia tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri. Namun, ia memiliki kontak dengan pasien nomor 13.
Advertisement
Sementara, satu kasus lagi terjadi pada pria 25 tahun. Dia tidak melakukan perjalanan ke luar negeri, namun tidak terkait dengan penularan kasus yang ada lainnya mengutip laman Channel News Asia, Sabtu (6/8/2022).
Dari 15 kasus cacar monyet yang mulai masuk di sana pada Juni 2022, lima diantaranya kasus impor dan 10 kasus lokal.
Cacar monyet adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus cacar monyet. Penyakit ini bisa sembuh sendiri tapi komplikasi serius dan kematian bisa terjadi pada beberapa individu.
Mereka yang terinfeksi biasanya mengalami demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, merasa kedinginan, dan lesu.
Â
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Belum Ada Kasus di RI
Hingga hari ini, belum ada kasus cacar monyet di Indonesia. Namun, pekan ini ditemukan ada suspek cacar monyet di Pati, Jawa Tengah. Kementerian Kesehatan tengah melakukan tes laboratorium terkait hal itu.
Pemeriksaan sampel lesi dari kasus satu suspek cacar monyet (monkeypox) di Pati, Jawa Tengah (Jateng) belum keluar. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga masih menunggu hasil pemeriksaan lesi dengan menggunakan swab tersebut.
Juru Bicara Kemenkes Republik Indonesia Mohamamad Syahril membeberkan jenis pemeriksaan sampel yang dilakukan terhadap suspek cacar monyet di Jateng tersebut. Sampel yang diperiksa terdiri atas dua macam, yaitu swab orofaring dan lesi atau ruam-ruam cacar.
"Dua sampel yg diperiksa. Pertama, swab mulut dan tenggorokan (orofaring). Ini hasilnya negatif. Kedua, swab pada lesi ruam-ruam cacarnya," terang Syahril melalui pesan singkat yang diterima Health Liputan6.com pada Kamis, 4 Agustus 2022 malam.
Â
Advertisement
Hasil Keluar Sekitar Tiga Hari
Syahril mengatakan untuk pemeriksaan sampel lesi butuh waktu sekitar tiga hari. Maka baru bisa diketahui benar tidaknya terkena cacar monyet.
"Tunggu dulu sekitar tiga hari akan ada hasilnya dan kami sampaikan (lebih lanjut nanti)," katanya.
Â
Ada Pemeriksaan Genom Sekuens
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menuturkan temuan kasus suspek monkeypox di Pati, Jateng. Pemeriksaan lanjutan yang harus dilakukan juga dengan genom sekuens.
"Memang itu ada satu suspek di Kabupaten Pati, Jateng. Dia tanggal 19 Juli ada gejala demam, 21 Juli dibawa ke rumah sakit, kemudian 23 Juli timbul lesinya, bintik-bintiknya," tuturnya.
"Indonesia dulu pernah ada smallpox, cacar yang biasa. Sekarang kan cacar yang monyet. Untuk bisa mengetahui, apakah dia cacarnya smallpox atau monyet harus dilakukan genom sekuens."
"Ya, sama seperti yang kita lakukan pada COVID-19 untuk bisa menentukan, apakah dia varian Delta, Varian Omicron dari pemeriksaan genom sekuens."
Advertisement