Hasil Tes PCR Keluar, Kemenkes Sebut Pasien Cilegon Negatif Cacar Monyet

Juru Bicara Kemenkes RI, dr Mohammad Syahril mengungkapkan hasil tes PCR warga cilegon yang masuk dalam suspek cacar monyet negatif.

oleh Diviya Agatha diperbarui 12 Agu 2022, 11:21 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2022, 11:21 WIB
Kenali Perbedaan Khas Cacar Monyet dan Cacar Air yang Tampak dari Tampilannya
Sekilas mirip cacar air, ini bedanya dengan cacar monyet yang tampak dari tampilannya. (pexels/annashvets).

Liputan6.com, Jakarta Seorang warga di Cilegon, Banten berusia 60 tahun masuk dalam daftar suspek cacar monyet atau monkeypox. Berdasarkan keterangan, pasien mengeluhkan adanya beberapa gejala, yang salah satunya muncul bintil-bintil yang mirip dengan cacar monyet.

Berkaitan dengan hal ini, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr Mohammad Syahril pun mengonfirmasi soal kebenaran kabar tersebut. Syahril menjelaskan bahwa pasien memang betul masuk dalam daftar suspek cacar monyet. Namun, hasil tes pemeriksaan sudah keluar dan negatif cacar monyet. 

"Betul ada data pasien tersebut. Hasil PCR barusan keluar, negatif. Jadi sekarang masuk kategori discarded," ujar Syahril pada Health Liputan6.com, Jumat (12/8/2022).

Dalam definisi kasus cacar monyet menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat empat klasifikasi kasus cacar monyet. Discarded sendiri berarti hasil PCR atau sequencing yang dilakukan terhadap pasien suspek cacar monyet negatif.

Sebelumnya, pasien yang bersangkutan telah diperiksa oleh tim medis pada Senin, 8 Agustus 2022 lalu. Sampel tersebut akhirnya dikirim ke Labkesda Provinsi Banten dan pasien menjalani isolasi mandiri hingga hasil laboratorium keluar.

"Pasien ini mengeluhkan adanya bintil-bintil mirip seperti cacar monyet atau monkeypox. Merasakan nyeri sakit kepala, nyeri otot dan sakit punggung. Keluhan-keluhan tersebut hampir mirip seperti sakit cacar monyet," kata Kepala Puskesmas Pulomerak, Isnayati pada Rabu, 10 Agustus 2022 mengutip News Liputan6.com.

Pihak Puskesmas Pulomerak juga diketahui mengambil sampel PCR khusus untuk cacar monyet, serum, dan krusta pada pasien. Serta, pihak keluarga pasien ikut diambil sampelnya untuk diperiksa.

Indonesia Masih Masuk dalam Klasifikasi 1 Cacar Monyet

Cacar Monyet
Ilustrasi virus penyebab cacar monyet. Credits: pixabay.com by Geralt

Dalam konferensi pers Rabu, 27 Juli 2022 lalu, Syahril mengungkapkan bahwa Indonesia masih masuk dalam klasifikasi 1 cacar monyet menurut standar WHO. Hal tersebut lantaran Indonesia belum melaporkan adanya kasus cacar monyet.

"WHO mengelompokan negara berdasarkan rekomendasi. Ada yang disebut dengan Klasifikasi 1. Nah, Klasifikasi 1 ini adalah negara yang belum melaporkan kasus atau negara yang pernah melaporkan kasus namun tidak melaporkan lagi selama 21 hari," ujar Syahril.

"Indonesia saat ini masuk Klasifikasi 1 karena belum pernah melaporkan kasus monkeypox ini ke WHO," tambahnya.

Lalu, apakah arti dari Klasifikasi 1 hingga 4 untuk cacar monyet yang ditetapkan oleh WHO? Berikut penjelasannya.

  • Klasifikasi 1: Negara yang belum melaporkan kasus monkeypox atau negara yang pernah melaporkan kasus namun tidak melaporkan lagi selama 21 hari terakhir.
  • Klasifikasi 2: Negara yang sudah pernah mengalami kasus impor dan terjadi transmisi dari manusia ke manusia.
  • Klasifikasi 3: Negara yang mengalami transmisi antara hewan dan manusia.
  • Klasifikasi 4: Negara yang memiliki kapasitas produksi untuk diagnostik, vaksin, dan agen terapi.

Permintaan Terkait Vaksin Cacar Monyet

Vaksin Cacar
Ilustrasi vaksin cacar monyet. (Sumber foto: Pexels.com)

Dalam kesempatan berbeda, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Cacar Monyet Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Hanny Nilasari, SpKK mengungkapkan bahwa permintaan terkait vaksin cacar monyet sebenarnya sudah sempat diterima olehnya.

Vaksin cacar monyet sendiri memang sudah diberikan di negara luar, salah satunya Amerika Serikat.

"Sudah ada dua orang yang japri saya, karena memang saya juga dibidang infeksi menular seksual. Ada yang menanyakan vaksinasi. Jadi mereka inginya secara preventif untuk melakukan vaksinasi, karena mereka merasa bahwa mereka adalah populasi sangat berisiko," ujar Hanny dalam virtual media briefing Monkeypox bersama PB IDI pada Selasa, 2 Agustus 2022.

Hanny menjelaskan, vaksin untuk cacar monyet di Indonesia belum disetujui oleh pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI. Meskipun sudah ada dua jenis vaksin yang direkomendasikan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat maupun WHO.

"Vaksin untuk monkeypox ini memang belum di approve oleh BPOM meskipun sudah ada dua vaksin yang menjadi rekomendasi CDC atau WHO," kata Hanny.

Populasi Berisiko Cacar Monyet

Monkeypox
Ilustrasi penyakit cacar monyet atau monkeypox. Credits: pixabay.com by TheDigitalArtist

Cacar monyet yang muncul kali ini memang banyak terjadi pada populasi khusus. Data yang dipublikasikan dalam Morbidity and Mortality Weekly Report himpunan CDC juga menunjukkan bahwa 99 persen kasus cacar monyet di Amerika Serikat terjadi pada pria.

Data yang diambil sejak tanggal 17 Mei s.d 22 Juli 2022 tersebut menunjukkan bahwa 94 persen diantaranya mengungkapkan bahwa mereka baru saja melakukan hubungan seksual dengan sesama pria atau kontak intim.

"Temuan saat ini menunjukkan bahwa penularan cacar monyet tersebar luas dan secara tidak proporsional memengaruhi gay, biseksual, dan pria yang berhubungan seks dengan pria. Ini konsisten dengan data yang dilaporkan oleh negara lain," ujar para penulis studi mengutip laman Center for Infectious Disease Research and Policy (CIDRAP).

Pada data yang ditunjukkan oleh negara lain, 41 persen pasien cacar monyet di Amerika Serikat juga menunjukkan hasil tes Human Immunodeficiency Virus (HIV) dengan status positif.

Meski begitu, cacar monyet bukan berarti tidak dapat terjadi pada masyarakat selain populasi khusus tersebut. Cacar monyet tetap dapat menular melalui adanya kontak erat dalam waktu yang cukup lama.

Infografis Mengenal Cacar Monyet yang Menginfeksi Manusia
Infografis Mengenal Cacar Monyet yang Menginfeksi Manusia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya