Sudah 206, Ini Perjalanan Kasus Gagal Ginjal Akut dari Januari hingga Oktober 2022

Terdapat 206 kasus gagal ginjal akut progresif atipikal di Indonesia yang tersebar pada 20 provinsi sejak Januari-Oktober 2022.

oleh Diviya Agatha diperbarui 25 Des 2022, 05:47 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2022, 12:00 WIB
Ilustrasi Peta Indonesia
Ilustrasi Peta Indonesia (Photo by Capturing the human heart. on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Puncak kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal atau gagal ginjal akut misterius di Indonesia dimulai sejak akhir Agustus hingga Oktober 2022. Namun sebenarnya, kasus pertama sudah ditemukan sejak awal tahun tepatnya di bulan Januari.

Berdasarkan data himpunan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) per 18 Oktober 2022, terlapor ada sebanyak 206 anak di Indonesia yang mengalami gagal ginjal akut.

Berikut perjalanan gagal ginjal akut sejak Januari hingga Oktober 2022.

  • Januari: 2 kasus
  • Februari: 0 kasus
  • Maret: 2 kasus
  • April: 0 kasus
  • Mei: 5 kasus
  • Juni: 3 kasus
  • Juli 5 kasus
  • Agustus: 36 kasus
  • September: 78 kasus
  • Oktober: 75 kasus

Dari 37 provinsi yang ada di Indonesia, terdapat 20 provinsi yang diantaranya melaporkan adanya kasus gangguan ginjal akut. Provinsi apa sajakah itu? Berikut datanya menurut Kemenkes RI per 18 Oktober 2022.

  1. DKI Jakarta: 40 kasus
  2. Jawa Barat: 40 kasus
  3. Jawa Timur: 25 kasus
  4. Sumatera Barat: 21 kasus
  5. Aceh: 18 kasus
  6. Bali: 17 kasus
  7. Banten: 11 kasus
  8. Daerah Istimewa Yogyakarta: 11 kasus
  9. Sumatera Utara: 8 kasus
  10. Jambi: 3 kasus
  11. Kepulauan Riau: 3 kasus
  12. Sumatera Selatan: 1 kasus
  13. Jawa Tengah: 1 kasus
  14. Kalimantan Barat: 1 kasus
  15. Kalimantan Timur: 1 kasus
  16. Kalimantan Selatan: 1 kasus
  17. Sulawesi Selatan: 1 kasus
  18. NTT: 1 kasus
  19. Papua: 1 kasus
  20. Papua Barat: 1 kasus

Dari 206 anak, 99 diantaranya meninggal dunia akibat gagal ginjal akut. Namun data terkait kasus meninggal dunia sendiri belum diketahui pasti ada terletak pada provinsi mana.

Data terakhir menunjukkan bahwa angka kematian pasien yang dirawat terutama di RSUP Dr Cipto MangunKusumo (RSCM) sendiri mencapai 65 persen.

Rumah Sakit Rujukan Gagal Ginjal Akut

[Fimela] Ilustrasi rumah sakit
ilustrasi rumah sakit | pexels.com/@oles-kanebckuu-34911

Merespons hal ini, Kemenkes RI melalui surat nomor SR.01.05/III/3461/2022 perihal Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal pada Anak mengeluarkan daftar rumah sakit rujukan dialisis anak.

Terdapat 14 rumah sakit yang dijadikan rujukan untuk penanganan gangguan ginjal akut pada anak di Indonesia. Berikut diantaranya.

  1. RSUP Dr. Cipto MangunKusumo
  2. RSUD Dr. Soetomo
  3. RSUP Dr. Kariadi Semarang
  4. RSUP Dr. Sardjito
  5. RSUP Prof Ngoerah
  6. RSUP H. Adam Malik
  7. RSUD Saiful Anwar Malang
  8. RSUP Hasan Sadikin
  9. RSAB Harapan Kita
  10. RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
  11. RSUP Dr. M Djamil
  12. RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
  13. RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
  14. RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou

Sejak merebaknya kasus gangguan ginjal akut di Indonesia, Kemenkes RI memang telah melakukan penelitian dengan sejumlah ahli epidemiologi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, dan Puslabfor.

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan pada sisa sampel obat yang dikonsumsi para pasien, memang ditemukan adanya jejak senyawa yang berpotensi menyebabkan gangguan ginjal akut progresif atipikal ini.

Hasil Investigasi Gagal Ginjal Akut

Ilustrasi Penelitian
Ilustrasi Penelitian / Credit: pexels.com/pixabay

Juru Bicara Kemenkes RI, dr Mohammad Syahril mengungkapkan bahwa hasil investigasi termasuk soal senyawa yang diduga menjadi penyebab gangguan ginjal akut tersebut kemungkinan akan diungkap pada minggu depan.

"Senyawa apa yang diduga (menjadi penyebab gangguan ginjal akut)? Kalau kita melihat hasil penyelidikan atau penelitian di Gambia Afrika, itu memang ada dikaitkan dengan senyawa yang ada di empat macam obat batuk dan pilek yang sudah disebutkan BPOM mengandung dietilen glikol maupun etilen glikol," ujar Syahril dalam konferensi pers ditulis Kamis, (20/10/2022).

"Untuk itu, kami belum bisa mem-publish karena sedang dalam penelitian, yang insyaallah minggu depan hasil penelitiannya akan kita publish."

Selain itu, untuk meningkatkan kewaspadaan dan dalam rangka pencegahan, Kemenkes RI sendiri mengimbau untuk penghentian sementara resep dan konsumsi obat-obatan dalam bentuk cair atau obat sirup.

Penghentian itu akan berlangsung hingga hasil penelitian tuntas.

Angka Kematian Gagal Ginjal Akut Tinggi

Gangguan ginjal akut misterius
Ilustrasi gangguan ginjal akut misterius. (pexels.com/Victoria Akvarel)

Syahril pun mengungkapkan penyebab dibalik angka kematian dari kasus gangguan ginjal akut yang tinggi. Menurutnya, penyebabnya berkaitan dengan fungsi ginjal itu sendiri yang memainkan peranan sangat penting bagi tubuh.

"Ginjal itu sebagai pusat metabolisme, organ yang sangat penting. Apabila dia terjadi (gangguan), ini akan mengganggu metabolisme dan gangguan metabolisme ini akan menyebabkan organ lainnya terganggu juga," ujar Syahril.

"Nah untuk itu, kita boleh sampai terganggu. Tapi jangan sampai gagal. Gagal ginjal itu artinya apa? Ginjal itu tidak bisa lagi melakukan aktivitasnya sebagai alat metabolisme tubuh."

Syahril menjelaskan, kondisi ginjal yang terganggu ditandai dengan frekuensi dan jumlah urine yang menurun. Bahkan jika terjadi kerusakan yang berat, maka produksi urine bisa terhenti sama sekali.

"Untuk yang tadi tingkat kematiannya tinggi, itu dikarenakan dia sudah masuk ke fase itu. Makanya pada saat ini, kita sampaikan imbauan pada masyarakat, tenaga kesehatan untuk lebih waspada dan cepat melakukan tindakan bila ada gejala yang saya sebutkan tadi," kata Syahril.

Infografis Gejala Gagal Ginjal Akut Misterius, Penyebab Kematian & Antisipasi
Infografis Gejala Gagal Ginjal Akut Misterius, Penyebab Kematian & Antisipasi (Liputan6/com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya