Liputan6.com, Jakarta Kasus COVID-19 belum kunjung usai. Data harian sebaran COVID-19 per Senin 24 Oktober 2022 pukul 12.00 WIB menunjukkan penambahan kasus sebanyak 1.703.
Angka ini turut menambah akumulasi kasus positif COVID-19 di Tanah Air menjadi 6.472.664 terhitung sejak Maret 2020.
Baca Juga
Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 2.378 sehingga akumulasinya menjadi 6.295.525.
Advertisement
Sayangnya, kasus meninggal juga masih bertambah. Hari ini, penambahannya cukup signifikan yakni 25 orang dilaporkan meninggal sehingga akumulasinya menjadi 158.454.
Provinsi dengan sumbangan kasus meninggal terbanyak adalah Jawa Tengah dengan 7 kematian. Daerah Istimewa Yogyakarta menyusul dengan 3 kematian. Sama dengan DI Yogyakarta, Jawa Timur juga melaporkan 3 orang meninggal akibat COVID-19.
Meski begitu, kasus aktif mengalami penurunan sebanyak 700 sehingga akumulasinya menjadi 18.685.
Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 55.163 dan suspek sebanyak 2.963.
5 Provinsi Penyumbang Kasus Terbanyak
Laporan dalam bentuk tabel turut merinci 5 provinsi dengan penambahan kasus baru terbanyak. Kelima provinsi itu secara berurutan adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Banten.
- DKI Jakarta hari ini melaporkan 625 kasus baru dan 600 orang sembuh. Menjadikannya provinsi dengan penambahan kasus terbanyak di Indonesia.
- Jawa Barat menyusul dengan 257 kasus positif baru dan 518 orang telah sembuh.
- Jawa Timur di peringkat ketiga dengan 161 kasus baru dan 236 orang sembuh dari COVID-19.
- Jawa Tengah melaporkan 132 kasus baru dan 207 sembuh.
- Banten 125 kasus konfirmasi baru dan 94 orang dinyatakan sembuh.
Provinsi lain menunjukkan penambahan kasus di angka satuan hingga puluhan. Namun, masih ada provinsi tanpa penambahan kasus baru sama sekali. Provinsi-provinsi itu adalah Maluku dan Maluku Utara.
Laporan Sebelumnya
Di hari sebelumnya, yakni pada Minggu 23 Oktober 2022 pukul 12.00 WIB penambahan kasus baru tercatat sebanyak 1.685 orang.
Angka ini turut menambah akumulasi kasus positif COVID-19 menjadi 6.470.961 terhitung sejak Maret 2020.
Sementara itu, kasus sembuh COVID-19 juga terus dilaporkan mengalami penambahan. Kemarin, terjadi kenaikan sebanyak 1.206, sehingga pasien yang terbebas dari virus Corona telah menyentuh angka kumulatif 6.293.147 orang.
Sayangnya, kasus kematian akibat terpapar COVID-19 juga masih mengalami penambahan. Menurut Satgas COVID-19, saat ini angka tersebut telah menyentuh 158.429 jiwa, setelah ada penambahan 13 pasien meninggal.
Data update pasien COVID-19 ini tercatat sejak Sabtu, 22 Oktober 2022, pukul 12.00 WIB hingga Minggu 23 Oktober 2022 pada jam yang sama.
Advertisement
Subvarian XBB Masuk RI
Kasus COVID-19 yang selalu bertambah dari hari ke hari perlu dihadapi dengan waspada. Terlebih, kasus COVID-19 subvarian Omicron XBB sudah terdeteksi di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) pekan lalu.
Kasus pertama subvarian Omicron XBB terdeteksi pada perempuan 29 tahun yang baru kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Menurut Juru Bicara Kemenkes M Syahril, orang yang terdeteksi tersebut melakukan pemeriksaan pada 26 September 2022. Ditemukan bahwa ada beberapa gejala yang terjadi pada orang tersebut mulai dari gejala batuk, pilek, hingga demam.
"Ada gejala seperti batuk, pilek, dan demam. Ia kemudian melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September. Setelah menjalani isolasi, pasien telah dinyatakan sembuh pada 3 Oktober," ujarnya mengutip laman resmi Kemenkes.
Kemampuan Infeksi Melebihi Delta
Terkait masuknya subvarian XBB ke Indonesia, peneliti keamanan dan ketahanan kesehatan global di Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan ketika suatu subvarian terdeteksi di negara tetangga maka sebetulnya potensi subvarian yang sama telah masuk Indonesia jaraknya tak akan lebih dari satu minggu.
“Dalam konteks itulah ketika pemerintah 21 Oktober baru resmi menyatakan dan mampu mendeteksi subvarian XBB ya sebetulnya sudah ada sebelum itu,” ujar Dicky kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara, Senin (24/10/2022).
Masuknya subvarian XBB ke Indonesia sulit dipantau lantaran keterbatasan surveilans ditambah genomic surveilans yang juga menurun.
Dicky menambahkan, subvarian XBB bisa membuat kasus-kasus di masyarakat meningkat, terutama kasus infeksi.
“XBB ini kemampuan menginfeksinya jauh melebihi Delta, bahkan melebihi BA.1 dan BA.2 bahkan 2 hingga 3 kali lipat,” katanya.
Advertisement