Studi Tunjukkan Mikroplastik dalam Teflon Antilengket Berbahaya bagi Tubuh

Studi menunjukkan wajan antilengket dapat melepaskan jutaan partikel mikroplastik. Mikroplastik inilah yang menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Nov 2022, 11:18 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2022, 11:18 WIB
Ilustrasi Mikroplastik di Laut (sumber: unsplash)
Ilustrasi Mikroplastik di Laut (sumber: unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Mikroplastik berbahaya bagi tubuh manusia karena dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Misalnya peningkatan kadar kolesterol, penurunan respons vaksin pada anak-anak, perubahan enzim hati, peningkatan risiko tekanan darah tinggi atau preeklampsia pada wanita hamil, penurunan berat badan lahir bayi, dan peningkatan risiko kanker ginjal atau testis.

Dengan demikian, penting untuk menghindari paparan mikroplastik demi menjaga kesehatan tubuh. Meskipun demikian, studi menunjukkan adanya partikel mikroplastik dalam wajan antilengket yang biasa digunakan untuk memasak di rumah.

Dilansir dari situs New York Post, studi menunjukkan bahwa teflon antilengket dapat melepaskan jutaan partikel plastik kecil saat dicuci atau digunakan untuk memasak. Dalam sebuah studi baru, para peneliti Australia mengatakan bahwa hanya satu retakan pada permukaan teflon dapat melepaskan 9.100 partikel plastik.

Pada skala mikro, pemodelan algoritma dan pencitraan Raman mengidentifikasi bahwa lapisan yang rusak melepaskan 2,3 juta mikroplastik dan nanoplastik.

Mikroplastik adalah potongan plastik yang berukuran kurang dari lima milimeter. Sedangkan nanoplastik berukuran kurang dari 1 mikrometer.

"Bahan pelapis antilengket teflon umumnya adalah anggota keluarga PFAS," kata salah satu penulis studi dan peneliti University of Newcastle Dr. Cheng Fang.

PFAS atau atau zat per- dan polifluoroalkil adalah bahan kimia buatan manusia yang telah digunakan dalam industri dan produk konsumen di seluruh dunia sejak 1940-an, menurut Badan Pendaftaran Zat Beracun dan Penyakit (ATSDR).

"Mengingat fakta bahwa PFAS adalah masalah besar, mikropartikel teflon dalam makanan kita mungkin menjadi masalah kesehatan yang perlu diinvestigasi sebab kita tidak tahu banyak tentang kontaminan yang muncul ini," Fang memperingatkan.

 

Mikroplastik pada Lapisan Teflon

teflon
ilustrasi teflon/Photo by freestocks.org on Unsplash

Fang dan timnya menguji enam panci dan wajan antilengket baru dan bekas yang berbeda, meniru proses masak atau pembersihan meskipun tanpa menggunakan makanan atau minyak goreng.

Spatula baja, penjepit barbekyu, sikat kawat cuci piring, serta spatula kayu digunakan pada peralatan masak yang diuji.

Fang mengatakan, meskipun tidak ada kerusakan pada peralatan masak, lapisan itu masih bisa melepaskan partikel dari waktu ke waktu.

Peneliti Flinders University Profesor Youhong Tang mengatakan penelitian ini bertujuan untuk memperingatkan masyarakat agar berhati-hati dalam memilih dan menggunakan peralatan memasak untuk menghindari kontaminasi makanan.

Meskipun demkian, penelitian lebih lanjut direkomendasikan, mengingat bahwa teflon adalah anggota keluarga PFAS.

Teflon adalah plastik sintetis yang secara kimiawi terdiri dari atom karbon dan fluor. Menurut penelitian tersebut, teflon memiliki tingkat gesekan yang rendah serta stabilitas kimia, termal dan listrik yang menonjol.

Teflon juga merupakan anggota PFAS yang dikenal sebagai "bahan kimia selamanya" karena membutuhkan waktu ratusan–atau bahkan ribuan–tahun untuk terurai. Mereka juga dapat bertahan dalam tubuh manusia dan berpotensi menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

 

PFAS Ditemukan di Banyak Tempat

Ilustrasi mikroplastik di lautan (dok. Samsung Electronics)
Ilustrasi mikroplastik di lautan (dok. Samsung Electronics)

Menurut situs Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (USEPA), PFAS ditemukan dalam air, tanah, udara, makanan, serta bahan-bahan yang digunakan di rumah atau tempat kerja, termasuk:

1. Air minum

Dalam sistem air minum umum dan sumur air minum pribadi.

2. Tanah dan air di atau dekat lokasi limbah

Di tempat pembuangan sampah, lokasi pembuangan, dan lokasi limbah berbahaya.

3. Busa pemadam kebakaran

Dalam busa pembentuk film berair (AFFF) yang digunakan untuk memadamkan kebakaran yang berasal dari cairan yang mudah terbakar. Busa semacam itu digunakan dalam pelatihan dan acara tanggap darurat di bandara, galangan kapal, pangkalan militer, fasilitas pelatihan pemadam kebakaran, pabrik kimia, dan kilang minyak.

4. Makanan

Misalnya pada ikan tangkapan yang terkontaminasi PFAS atau produk susu dari ternak yang terpapar PFAS.Kemasan makanan – misalnya dalam kertas tahan minyak, wadah/pembungkus makanan cepat saji, wadah berondong microwave, kotak pizza, dan pembungkus permen.

5. Produk rumah tangga

Misalnya anti noda dan air yang digunakan pada karpet, pakaian, dan kain lainnya; produk pembersih; peralatan masak anti lengket; cat, pernis, dan sealant.

 

6. Produk perawatan pribadi

Ilustrasi mikroplastik
Ilustrasi mikroplastik (dok. wikimedia commons)

Misalnya sampo, benang gigi, dan kosmetik tertentu.

7. Fasilitas manufaktur atau produksi kimia yang memproduksi atau menggunakan PFAS

Misalnya di pelapisan krom, elektronik, dan produsen tekstil dan kertas tertentu.

Penelitian menunjukkan bahwa orang dapat terpapar PFAS dengan:

1. Bekerja sebagai pemadam kebakaran atau di bidang pembuatan dan pemrosesan bahan kimia.

2. Minum air yang terkontaminasi PFAS.

3. Mengonsumsi makanan tertentu yang mungkin mengandung PFAS, termasuk ikan.

4. Menelan tanah atau debu yang terkontaminasi.Menghirup udara yang mengandung PFAS.

5. Menggunakan produk yang dibuat dengan PFAS atau yang dikemas dalam bahan yang mengandung PFAS.

Untuk mengurangi paparan mikroplastik, Anda dapat:

-Bertanya kepada produsen apakah produknya mengandung PFAS.

-Menghindari karpet dan pelapis yang diperlakukan agar tahan noda atau air.

-Mengganti peralatan masak anti lengket biasa dengan alternatif stainless steel, kaca, atau keramik.

-Menghindari memesan atau memanaskan makanan yang dibungkus dengan kertas tahan minyak.

-Menghindari penggunaan produk perawatan pribadi dengan bahan "PTFE" atau "fluoro".

 

(Adelina Wahyu Martanti)

 

 

Infografis Yuk Kurangi Mobilitas Cegah Lonjakan Kasus Covid-19 Saat Periode Nataru. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Yuk Kurangi Mobilitas Cegah Lonjakan Kasus Covid-19 Saat Periode Nataru. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya