Anak Sulung Berisiko Alami Oldest Child Syndrome, Berikut 4 Cara Mengatasinya

Oldest Child Syndrome kerap menyerang si Anak Sulung

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Jan 2023, 09:00 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2023, 09:00 WIB
Bermain bersama anak.
Bermain bersama anak. (Ilustrasi: Pexels.com/Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Oldest child syndrome atau sindrom anak sulung mengacu pada karakteristik spesifik yang dikembangkan seseorang sebagai akibat dari menjadi anak sulung.

Banyak anak sulung yang terbiasa menjadi anak tunggal sebelum kelahiran saudara kandungnya.

Anak tertua dalam sebuah keluarga biasanya berada di bawah tekanan yang lebih besar, membuatnya menjadi lebih cemas. Orangtua biasanya memandang anak tertua sebagai kakak yang mengayomi dan merawat adik-adiknya, membuatnya lebih bertanggung jawab.

Ketika anak kedua lahir, perhatian orang tua beralih kepada si kecil, membuat anak pertama mau tak mau harus mandiri.

Akibatnya, sebagian besar kakak kandung berusaha menunjukkan dominasi atas adik-adiknya serta kerap merasa cemburu terhadap apa yang mereka dapat, misalnya perhatian orangtua.

Meskipun demikian, Dr. Pratt mengatakan,"Urutan bukanlah penentu besar kepribadian. Dinamika keluarga pada saat kelahiran dan setelah itu lebih cenderung mempengaruhi kepribadian anak. Lingkungan tempat anak tumbuh memungkinkannya untuk mengembangkan dan menentukan kepribadian anak.".

Oleh sebab itu, direktur medis kesehatan perilaku di Community Health of South Florida, Inc. Dr. Howard Pratt, DO mengatakan bahwa penting untuk tidak memberi label pada anak.

"Jika anak sulung Anda perlu menemui seorang profesional kesehatan mental, penting untuk tidak berprasangka bahwa gejala yang dialami disebabkan hanya karena dia lahir terlebih dahulu," katanya.

Berikut adalah beberapa cara yang dapat di gunakan untuk membantu mencegah dan mengatasi oldest child syndrome menurut situs Mom Junction:

1. Tidak Berekspektasi Terlalu Tinggi

Baik sengaja atau tidak, ekspektasi berlebihan yang ditumpahkan ke pundak anak sulung dapat memberikan tekanan besar.

Jika anak sulung menunjukkan sifat-sifat yang gemar menyenangkan hati orang, dia bisa saja merasa sangat buruk atau hancur ketika gagal.

Meskipun karakteristik ini berakar dari kecenderungan perfeksionisme anak sulung, Anda harus mendorong dan memujinya bahkan ketika dia gagal.

Biarkan dia gagal dan ajari bagaimana menerima kegagalan ini dengan hati yang lapang. Baru kemudian bantu dia untuk bangkit dan mencoba lagi.

2. Berikan Banyak Peluang

Kebanyakan orangtua mengharapkan anak pertamanya menjadi panutan bagi para adik. Masalahnya, sedikit yang orangtua sadari akan jumlah tanggung jawab yang ditumpahkan kepadanya.

Jangan membebani anak sulung Anda dengan tanggung jawab yang berlebihan. Sebaliknya, berikan dia banyak peluang untuk tumbuh.

Di saat yang bersamaan, orangtua dapat mendorong anak sulung untuk belajar soal kepemimpinan, mengajarinya agar tidak terlalu mendominasi atau mengatur orang lain.

3. Habiskan Waktu Bersama

Terlepas dari jumlah anak yang Anda miliki, luangkan waktu untuk masing-masing anak. Anak tertua harus diajak bicara dengan cara yang santai dan ramah.

Anda dapat mengobrol tentang teman-temannya, pekerjaan sekolah, guru, atau berbagi kenangan masa kecil Anda, dan berbicara dengannya tentang mimpi dan tujuan si sulung.

Melakukan hal tersebut akan memberikan rasa percaya diri dan kepercayaan yang membuatnya menyadari bahwa terlepas dari adik-adiknya, orangtua membagi cinta dan kasih sayang kepada semua anak dengan rata.

4. Berikan Hak Istimewa Khusus untuk Anak Tertua

Salah satu dari banyak masalah yang dihadapi anak tertua adalah limpahan perhatian dan kasih sayang yang hanya tertuju kepadanya ketika dirinya merupakan anak tunggal.

Ketika sang ibu melahirkan anak lagi, perhatian ini akan bergeser dari si sulung ke adiknya, yang tentunya menjadi perubahan besar bagi anak sulung.

Oleh sebab itu, Anda harus memberi anak sulung beberapa hak istimewa khusus, seperti waktu tidur yang lebih malam, waktu bermain yang lebih lama sepulang sekolah, dan hak suara dalam diskusi keluarga.

Tetapkan beberapa aturan untuk semua anak dan berikan beberapa hak istimewa khusus kepada masing-masing anak.

Tanda Oldest Child Syndrome

Adapun beberapa tanda anak Anda mengalami oldest child syndrome yaitu:

1. Keinginan untuk Memimpin dan Mendominasi

Anak sulung didorong ke posisi pemimpin ketika adik-adiknya lahir. Memimpin dan membantu adiknya menjadi kebiasaan yang sudah mendarah daging bagi anak sulung yang akan terus dibawanya hingga dewasa.

2. Keinginan Konstan untuk Menjadi Sempurna

Anak sulung dikenal perfeksionis dan memiliki standar yang tinggi. Sayangnya, beberapa anak pertama menjadi agresif atau tertekan ketika tidak dapat mencapai tujuan atau ketika saudaranya menang.

Ini menyebabkan hasrat menjadi sempurna menjadi sifat yang tidak sehat.

3. Harga Diri Tinggi

Anak yang lebih tua cenderung memiliki harga diri dan kepercayaan diri yang lebih tinggi.

Ini membantunya dalam kinerja akademik serta profesionalisme tetapi tidak bagi kehidupan sosial.

Harga diri yang tinggi membuatnya sombong sehingga tidak diterima dalam lingkaran sosial.

4. Rasa Tertekan Akibat Ekspektasi Orangtua

Orangtua mengharapkan anak sulung dapat menjadi panutan bagi adik-adiknya dalam semua aspek.

Tekanan dari orangtua dan keharusan untuk menjadi unggul dapat membawa para anak sulung ke zona tidak bisa menerima kegagalan, yang dapat menjadi masalah di kemudian hari.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

Infografis Sudah Vaksinasi Covid-19, Yuk Tetap Taat Protokol Kesehatan. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Sudah Vaksinasi Covid-19, Yuk Tetap Taat Protokol Kesehatan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya