Chiki Ngebul Bikin Keracunan, Ketua MPR Minta Kemenkes Larang Jajanan Mengandung Nitrogen Cair

Ketua MPR Bambang Soesatyo meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menanggapi kasus keracunan jajanan mengandung nitrogen cair serta zat berbahaya lain.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 10 Jan 2023, 18:53 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2023, 16:51 WIB
Bambang Soesatyo
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet bakal mencalonkan diri sebagai caketum IMI Pusat periode 2021-2025 (istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua MPR Bambang Soesatyo meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menanggapi kasus keracunan jajanan mengandung nitrogen cair pada anak yang dilaporkan terjadi di Jawa Barat.

Bambang meminta agar Kemenkes segera mengeluarkan aturan pelarangan penjualan jajanan mengandung nitrogen cair atau pun jajanan yang mengandung bahan berbahaya lain.

"Meminta pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk menanggapi secara serius kasus keracunan pada anak tersebut, dengan segera mengeluarkan aturan terkait larangan penjualan jajanan yang mengandung nitrogen cair ataupun jajanan yang mengandung bahan-bahan berbahaya lainnya," kata Bambang.

Sementara, pemerintah melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) juga diminta secara rutin melakukan inspeksi makanan atau minuman di setiap area sekolah.

"Guna memastikan makanan dan minuman dijual tidak mengandung bahan berbahaya atau telah teruji keamanannya," demikian pernyataan Bambang Soesatyo yang disampaikan secara tertulis, Selasa, 10 Januari 2023.

Dalam pernyataan yang sama, Bambang meminta Kemenkes bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) untuk melakukan penelitian mendalam terhadap jajanan yang mengandung nitrogen cair tersebut dan menyampaikannya pada masyarakat. Hal itu agar dapat diketahui secara jelas mengenai kandungan zat berbahaya serta dampak negatif dari mengonsumsi jajanan yang dimaksud.

Dia juga mendorong pihak sekolah memberikan imbauan kepada para orangtua untuk mengingatkan anak agar tidak secara sembarang membeli makanan/jajanan dari luar. "Khususnya jajanan yang belum teruji keamanannya."

Diketahui, Dinas Kesehatan Jawa Barat (Jabar) telah mengonfirmasi jumlah anak yang keracunan jajanan mengandung nitrogen cair yang populer disebut chiki ngebul menjadi 28 orang. Menyusul Kabupaten Tasikmalaya yang lebih dulu melaporkan temuan kasus anak keracunan chiki ngebul, Kota Bekasi pun melaporkan 4 anak dengan gejala serupa. 

Imbauan Kemenkes pada Dinkes

Terkait keracunan jajanan bernitrogen, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengimbau seluruh Dinas Kesehatan provinsi maupun kabupaten/kota hingga rumah sakit untuk melapor jika ada temuan kasus.

"Kementerian Kesehatan perlu melakukan fungsi pemantauan, evaluasi dan pelaporan di seluruh wilayah Indonesia," kata Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes Yuli Astuti Saripawan di Jakarta, Kamis, 5 Januari 2023, dilansir Antara.

Menurut Yuli imbauan tersebut penting diperhatikan karena Kemenkes telah menerima adanya laporan kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan akibat konsumsi jajanan ciki berasap nitrogen atau dikenal dengan ciki ngebul di wilayah Provinsi Jawa Barat.

Dinkes terkait bisa melaporkan temuan kasus keracunan pangan secara langsung melalui Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan Gedung Adhyatma Lt 4 (R409) Jl H R. Rasuna Said Blok X5, Kavling 4-9, Jakarta Selatan 12950.

Selain itu, Dinkes setempat juga bisa menghubungi Tim Kerja Pelayanan Kesehatan Rujukan Lain melalui nomor 088215992763 atau email pelayanankesehatan.rujukanlain@gmail.com.

"Mohon agar setiap pihak segera melaporkan jika ditemukan kasus keracunan pangan akibat konsumsi jajanan chiki ngebul tersebut," kata Yuli.

Dinkes Jabar Terima 28 Laporan Keracunan Jajanan Bernitrogen

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jawa Barat Ryan Bayusantika Ristandi mengatakan pihaknya menerima laporan kasus keracunan jajanan bernitrogen dari Tasikmalaya dan Bekasi pada penghujung 2022. Total ada 28 kasus keracunan yang dilaporkan. 

Berdasarkan data, 24 anak yang dilaporkan keracunan berasal dari Tasikmalaya. Sebanyak 7 anak terkonfirmasi keracunan dan seorang diantaranya mendapat penanganan intensif di RSUD SMC Tasikmalaya.

Sementara untuk wilayah Kota Bekasi, dilaporkan 4 anak mengonsumsi jajanan mengandung nitrogen pada waktu yang sama. 

“Nah untuk di Kota Bekasi ada 4 anak yang mengosumsi di periode yang sama. Tiga anak tidak bergejala dan 1 bergejala berat dirujuk ke Rumah Sakit Haji Jakarta Timur. Anak yang satu ini hingga dilakukan operasi karena ternyata mengosumsi nitrogen dengan cairan sisanya,” ujar Ryan, Selasa, 10 Januari 2023.

Ryan menuturkan anak itu mengalami sakit perut luar biasa. Berdasarkan hasil pemeriksaan mengalami kebocoran di lambung. Namun, kini anak berusia 4 tahun tersebut dinyatakan sembuh dan dapat pulang usai menjalani perawatan.

 

Belum Ada Laporan dari Daerah Lain

Menurut Ryan, mengosumsi jajanan bernitrogen dalam kadar tertentu memilik dampak berbahaya. Hal ini terbukti dengan adanya anak yang mengalami kebocoran lambung.

Ryan menegaskan otoritasnya hingga saat ini belum menerima laporan serupa dari kabupaten dan kota lainnya.

Ryan mengimbau seluruh kelompok masyarakat agar menghindari mengosumsi jajanan bernitrogen hingga terbukti tidak menimbulkan efek samping.

Dengan adanya kasus tersebut, masyarakat pun diminta meningkatkan kewaspadaannya terkait jajanan bernitrogen untuk anak. Apalagi dikonsumsi dengan jumlah yang berlebih.

Infografis 6 Cara Dukung Anak dengan Long Covid-19 Kembali ke Sekolah. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 6 Cara Dukung Anak dengan Long Covid-19 Kembali ke Sekolah. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya