Liputan6.com, Jakarta Dokter spesialis kandungan Ivander Ramon Utama mengatakan bahwa kelainan kromosom yang terjadi pada janin dapat dicegah sejak sebelum kehamilan.
“Hal terbaik yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya kelainan kromosom pada janin adalah melakukan pencegahan secara aktif sejak sebelum hamil,” kata Ivander mengutip keterangan pers Teman Bumil yang diterima Health Liputan6.com, Jumat (31/3/2023)
Baca Juga
Empat pencegahan kelainan kromosom pada janin menurut Ivander yakni:
Advertisement
Menanggulangi kondisi obesitas
Risiko kelainan kromosom akan meningkat pada perempuan yang obesitas. Gangguan kecerdasan, tumbuh kembang, autisme, serta hiperaktif, akan sangat meningkat pada individu yang memulai kehamilannya dalam kondisi obesitas.
Maka dari itu, penting untuk memastikan indeks massa tubuh tetap ideal saat mempersiapkan kehamilan, bukan pada saat sudah hamil.
Memperbaiki kondisi metabolik calon ibu
Hal kedua yang bisa meningkatkan risiko kelainan kromosom adalah kondisi metabolik calon ibu. Ivander menyarankan agar jangan sampai seorang wanita hamil dalam kondisi kekurangan vitamin D, serta diabetes atau pradiabetes tak terkontrol.
Kenali faktor histori keluarga
Jika dari pihak suami atau istri memiliki anggota keluarga dengan kelainan genetik, termasuk sindrom Down, maka ketahui seberapa dekat hubungannya.
Jika kelainan ditemukan sangat dekat, pasangan suami istri bisa meminimalkan faktor risiko ini dengan melakukan program bayi tabung, yang memungkinkan untuk menanamkan embrio berkualitas bagus ke dalam rahim.
Rencanakan Kehamilan di Usia Ideal
Tips keempat mencegah bayi mengalami kelainan kromosom adalah dengan merencanakan kehamilan di usia ideal.
Wanita paling subur dan memiliki peluang terbaik untuk hamil di usia 20-an. Jumlah sel telur berkualitas terbaik tersedia dan risiko kehamilan paling rendah.
Sementara pada pria, memiliki peluang yang lebih baik untuk memiliki anak di usia kurang dari 40 tahun. Kualitas sperma yang dihasilkan pria cenderung menurun. Dengan begitu, semakin tua usia calon ibu maupun ayah, risiko terjadinya kelainan kromosom akan semakin tinggi.
Advertisement
Contoh Kelainan Kromosom
Ivander memberi salah satu contoh kelainan kromosom yakni down syndrome. Secara definisi, down syndrome adalah kondisi seseorang yang memiliki kromosom ekstra.
Kromosom adalah "paket" kecil gen dalam tubuh. Kromosom menentukan bagaimana tubuh bayi terbentuk dan berfungsi saat tumbuh selama kehamilan dan setelah lahir.
Biasanya, bayi lahir dengan 46 kromosom. Namun, bayi dengan down syndrome memiliki salinan ekstra dari salah satu kromosom ini, yaitu kromosom 21. Istilah medis untuk memiliki salinan ekstra kromosom adalah trisomi.
Maka dari itu, down syndrome juga sering disebut sebagai Trisomi 21. Salinan ekstra ini mengubah cara kerja bayi serta perkembangan tubuh dan otak. Ini dapat menyebabkan tantangan mental dan fisik bagi bayi.
Paling Sering Terjadi
Berdasarkan penjelasan dr. Ivander Ramon Utama, F.MAS, Sp.OG, MSc, saat melakukan Instagram Live dengan Teman Bumil, Rabu 8 Maret 2023, down syndrome merupakan kelainan kromosom paling sering terjadi.
“Ada 3 kelainan kromosom yang paling sering terjadi, yaitu sindrom Down atau mongoloid, sindrom Edward, serta sindrom Patau. Itu artinya, masih ada ratusan sindrom kelainan kromosom lainnya yang angka kejadiannya amat sangat jarang,” ujarnya.
Down syndrome adalah kondisi seumur hidup. Kondisi ini akan memengaruhi kemampuan anak untuk belajar dengan cara yang berbeda, dan sebagian besar memiliki disabilitas intelektual ringan hingga sedang.
Advertisement