Liputan6.com, Jakarta - Tidak terasa Lebaran Idul Fitri sudah di depan mata. Kurang dari sepekan, umat Muslim di seluruh dunia akan menyambut datangnya Hari Raya. Anda sudah menyiapkan Ucapan Idul Fitri yang ingin disampaikan?
Pada hakekatnya ucapan Idul Fitri memiliki makna yang sakral apabila diucapkan tanpa embel-embel lainnya. Cukup 'Selamat Hari Raya Idul Fitri' disertai dengan permohonan maaf jika ada salah.
Baca Juga
Sekadar melontarkan kalimat 'Selamat Hari Raya' saja pun rasanya sudah cukup. Namun, seringkali banyak di antara kita yang justru menambahkan kalimat tidak perlu yang justru melunturkan kesakralan Ucapan Idul Fitri.
Advertisement
Hindari Embel-Embel Kapan? Saat Mengucapkan Ucapan Idul Fitri
Pertanyaan 'kapan nikah?', 'kapan punya anak', atau 'kok belum hamil-hamil' tampaknya menjadi momok bagi kebanyakan masyarakat Indonesia. Bagi yang bertanya mungkin ini dianggap biasa saja, tapi bagi yang ditanya bisa jadi ini menyakitkan.
Psikolog Anak dan Keluarga dari Tiga Generasi, Ayoe Sutomo mengingatkan bahwa Lebaran adalah momen yang baik untuk saling bermaafan dan bersilaturahmi. Maka Ucapan Idul Fitri harus diucapkan dengan kesadaran dan berhenti pada kalimat intinya saja.
Kalau pun memang mau ditambah, cukup dengan 'Maaf Lahir Batin' tanpa harus ditambahkan dengan embel-embel kapan nikah dan kapan-kapan lainnya.
"Mungkin bagi sebagian orang memaknai atau menganggap pertanyaan 'kapan' itu adalah part of basa-basi. Walaupun sebenarnya ada banyak cara lain kok yang bisa digunakan untuk memanjangkan atau ice breaking atau sekadar membangun percapakan tanpa konteks komentar-komentar yang sidatnya kapan-kapan tadi itu," kata Ayoe saat berbincang dengan Health Liputan6.com pada Senin, 17 April 2023.
Pertanyaan Kapan Nikah Saat Mengucapkan Ucapan Idul Fitri Memang yang Paling Mudah
Di satu sisi Ayoe memang tak memungkiri bahwa beberapa orang dengan keterbatasan topik pembicaraan akan mengatakan yang arahnya ke sana karena itu yang paling mudah.
Atau bisa jadi mungkin saja si penanya belum memiliki kesadaran bahwa hal tersebut kadang kala agak tidak nyaman bagi orang yang ditanya.
"Maka mulailah untuk berlatih berkomunikasi dengan memilih topik yang cukup netral dari orang yang kita ajak bicara. Kayak misalnya 'kemarin bikin kue enggak?' atau 'Wah, jalannya macet banget, tadi lewat mana?'," kata Ayoe.
"Cukup di seputar situ saja sehingga tidak membuat orang yang kita ajak bicara menjadi merasa tidak nyaman," pungkas Ayoe.
Advertisement
Makna Minal Aidin Wal Faidzin di Ucapan Idul Fitri
Minal Aidin Wal Faidzin menjadi kalimat tahniah atau ucapan Idul Fitri yang lazim dituturkan saat Lebaran. Kalimat ini kerap diucapkan saat saling bermaafan.
Namun, sebagian orang masih beranggapan bahwa arti Minal Aidin Wal Faidzin adalah 'Mohon Maaf Lahir dan Batin'. Arti Minal Aidin Wal Faidzin ini jelas menjadi salah kaprah.
Ucapan Minal Aidin Wal Faidzin ini menurut seorang ulama tidaklah berdasarkan dari generasi para sahabat ataupun para ulama setelahnya (Salafus Salih).
Kalimat Minal Aidin Wal Faidzin ini mulanya berasal dari seorang penyair pada masa Al-Andalus, yang bernama Shafiyuddin Al-Huli, ketika dia membawakan syair yang konteksnya mengisahkan dendang wanita di Hari Raya.
Kalimat Minal Aidin Wal Faidzin diterjemahkan menjadi 'Semoga kita semua tergolong orang yang kembali dan berhasil'.
Jadi, arti Minal Aidin Wal Faidzin yang diucapkan saat Idul fitri adalah doa dan harapan agar kita semua menjadi golongan orang yang kembali ke fitrah atau suci.