Peran Penting Penyintas Tuberkulosis, Menkes Budi Gunadi: Bisa Jadi Role Model Pasien TBC RO Lainnya

Penyintas TBC merupakan aspek yang sangat penting dalam eliminasi tuberkulosis, kata Menkes Budi Gunadi Sadikin.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 30 Agu 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2023, 18:00 WIB
Jabarkan Peran Penting Penyintas Tuberkulosis, Menkes Budi Gunadi: Bisa Jadi Role Model Pasien TBC RO Lainnya
Jabarkan Peran Penting Penyintas Tuberkulosis, Menkes Budi Gunadi: Bisa Jadi Role Model Pasien TBC RO Lainnya. Foto: Kemenkes.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menilai bahwa penyintas tuberkulosis (TB/TBC) memiliki peran penting dalam eliminasi TBC.

“Penyintas TBC merupakan aspek yang sangat penting dalam eliminasi TBC. Mereka dapat berperan sebagai role model bagi pasien TBC RO (resisten obat) lainnya dengan menumbuhkan optimisme dan semangat untuk memulai dan menjalani pengobatan,” kata Budi dalam peluncuran TB Army melalui pesan video, Selasa (29/8/2023).

Melihat pentingnya peran penyintas atau orang yang pernah mengalami TB, Perhimpunan Organisasi Pasien Tuberkulosis (POP TB) Indonesia dan Principal Recipient (PR) Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI mengembangkan pendekatan baru. Pendekatan ini didukung oleh Global Fund dengan tujuan mendukung Program TBC Nasional yang diselenggarakan Kemenkes.

Pendekatan ini disebut TB Army, sebuah gerakan dari komunitas penyintas TBC RO untuk menelusuri pasien-pasien TBC RO. Khususnya yang belum memulai pengobatan setelah diagnosis (initial Lost to Follow-Up/iLtFU) agar mengakses perawatan TBC yang berkualitas.

“Semoga adanya TB Army dapat berkontribusi maksimal dalam penelusuran iLTFU, menyasar ke seluruh pasien terdiagnosis sehingga mendukung pasien untuk sembuh. TB Army juga menjadi momentum yang baik untuk membuktikan bahwa Indonesia mempunyai usaha-usaha yang kuat dalam eliminasi TBC,” tambah Budi.

TBC Adalah Masalah Besar di Indonesia

Budi Hermawan
Budi Hermawan seorang penyintas TBC RO yang mendirikan POP TB Indonesia saat peluncuran TB Army (29/8/2023). Foto: Tangkapan layar zoom Kemenkes.

Seperti diketahui, tuberkulosis atau TBC masih menjadi permasalahan besar di Indonesia. Penyakit menular ini semakin mengancam kesehatan masyarakat dengan adanya jenis bakteri TBC yang resisten obat (RO). Artinya, jenis bakteri ini kebal terhadap antibiotik lini pertama.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, angka pasien terdiagnosis TBC RO yang memulai pengobatan tahun 2022 masih hanya mencapai sekitar 60 persen. Sekitar 40 persen belum memulai pengobatan dengan alasan yang belum diketahui karena belum dilacak.

Maka dari itu, TB Army dibentuk untuk meningkatkan angka mulai berobat bagi pasien TB yang belum menjalani pengobatan. TB Army telah menjalani pelatihan agar dapat menjalankan tugas dengan baik.

“Dalam rangka mendukung peningkatan peran tim komunitas dalam memberikan dukungan untuk pasien TBC RO, khususnya melalui penelusuran pasien yang iLtFU, PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI berkolaborasi dengan POP TB Indonesia menyelenggarakan pelatihan TB Army Komunitas TBC RO untuk 47 Kabupaten/Kota di 13 Provinsi,” jelas Budi Hermawan seorang penyintas TBC RO yang mendirikan POP TB Indonesia.

“Pelatihan dilakukan dalam 3 angkatan, yang pertama di Surabaya (15-17 Agustus 2023), kedua di Medan (22-24 Agustus), dan terakhir hari ini di Jakarta (28-30 Agustus),” tambahnya.

TB Army Bisa Ajak Pasien TBC untuk Segera Berobat

TB Army
Authorized Signatory dari PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI, Nurul Luntungan saat peluncuran TB Army (29/8/2023). Foto: Tangkapan layar zoom Kemenkes.

Dalam kesempatan yang sama, Authorized Signatory dari PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI, Nurul Luntungan menyampaikan, tingginya angka iLTFU melatarbelakangi pihaknya merancang strategi dengan membentuk TB Army.

Pembentukan TB Army dimulai dengan mengajak relawan-relawan Organisasi Penyintas TBC (OPT) untuk berperan langsung di lapangan.

“Dengan pengalaman yang sama, harapannya TB Army dapat menginspriasi hal-hal yang dialami oleh penyintas kepada pasien TBC RO. Selain itu, adanya dukungan multisektor juga sangat penting terutama bagi media untuk membantu dalam penyebaran informasi terkait TB Army,” kata Nurul.

Piloting di 5 Kabupaten

Peluncuran TB Army untuk penanganan tuberkulosis
Peluncuran TB Army untuk penanganan tuberkulosis (29/8/2023). Foto: Kemenkes.

Sementara, National Program Director PR Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI Heny Akhmad menjelaskan, TB Army melakukan kegiatan pelacakan pasien iLTFU TBC RO dengan mengoptimalkan peran penyintas TBC dan Organisasi Penyintas TBC.

“Proses implementasinya diawali dengan tahap piloting di 5 kabupaten/kota selama bulan Juni-Juli 2023 untuk pasien iLTFU TBC RO yang terdiagnosis pada tahun 2022,” ujar Heny.

Selama masa piloting, sebanyak 12 orang penyintas TBC RO yang bergabung dalam Tim TB Army telah melakukan pelacakan pasien iLTFU sejumlah 98 orang. Pasien-pasien ini tersebar di wilayah Jakarta Timur, Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota Tangerang Selatan, dan Kota Makassar.

“Pada September sampai Desember 2023, diharapkan 79 TB Army di 47 kabupaten/kota di wilayah perluasan akan membantu 552 pasien TBC RO yang belum memulai pengobatan untuk memulai perawatan di fasilitas kesehatan di 13 provinsi,” tutup Heny.

Infografis Hati-Hati, Ini 5 Gejala Batuk Akibat Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Hati-Hati, Ini 5 Gejala Batuk Akibat Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya