6 Tanda Seorang Ambivert, Termasuk Nyaman Berada di Lingkungan Manapun

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang mengidentifikasi diri mereka sebagai seorang introvert atau ekstrovert. Ternyata, ada kepribadian yang bersifat netral, dan orang-orang yang cenderung selalu berada di tengah-tengah ini disebut ambivert. 

Apa Itu Ambivert?

Seorang ambivert adalah seseorang yang memiliki keseimbangan antara introvert dan ekstrovert. Orang tersebut memiliki kemampuan untuk lebih condong pada salah satu hal tergantung pada konteksnya.

Misalnya, jika orang introvert lebih suka mendengarkan sementara orang ekstrovert lebih suka mengobrol, maka orang ambivert kemungkinan besar tidak akan mengalami masalah dengan keduanya. 

Kecenderungan seorang ambivert terhadap introvert dan ekstrovert dapat berubah tergantung pada kebutuhan individu pada momen atau situasi tertentu.

Berikut adalah beberapa ciri utama yang menunjukkan bahwa seorang ambivert, seperti dikutip dari Reader's Digest pada Rabu, (1/11/2023).

Suka bersosialisasi tetapi juga mendambakan waktu sendirian

Jika menghabiskan waktu bersama orang lain terkadang membuatmu bersemangat dan di saat yang lain benar-benar melelahkan. Ya, bisa jadi seorang ambivert. 

“Kamu akan menyadari bahwa melewati fase-fase di mana ingin berada di dekat orang lain, namun pada titik tertentu sudah merasa muak dan perlu memulihkan tingkat energi sendiri,” jelas Grant Brenner, MD, seorang psikiater yang berbasis di Manhattan, AS.

Mereka dapat mencari interaksi sosial dan menarik diri ketika mereka butuh istirahat. Hal ini membuat mereka sangat serba bisa dan mampu beradaptasi dengan baik dalam situasi apa pun yang mereka hadapi. 

Misalnya, mereka dapat berkembang dalam aksi protes atau demonstrasi, serta menikmati malam yang tenang sendirian sambil menonton film.

“Karena mereka memperoleh energi baik dari menghabiskan waktu bersama orang lain maupun dari waktu sendirian, sebagian besar situasi dan lingkungan cocok untuk mereka,” kata Brenner.

Seorang komunikator yang baik

Ambivert suka mendalami percakapan satu lawan satu yang mendalam, intim, sama seperti mereka menikmati percakapan ringan dengan orang asing di bus.

Mereka adalah pendengar yang baik dan memiliki intuisi yang berbeda tentang kapan waktu yang tepat untuk berbicara dan kapan waktu yang lebih baik untuk mendengarkan. 

“Mengambil sifat-sifat introvert dan ekstrovert memungkinkan mereka memiliki cukup waktu untuk berpikir sebelum berbicara, yang membantu mereka menghindari mengatakan sesuatu yang tidak rasional atau impulsif, dan juga mampu mengungkapkan pikiran mereka dengan bebas dan berbagi ide,” kata Sherman. 

Ambivert bisa bersifat introvert dan ekstrovert, mereka tidak selalu yakin apa yang bisa memberi mereka energi yang diinginkan. 

Hal ini mungkin membuat mereka bertanya-tanya apakah yang terbaik bagi mereka adalah duduk di rumah dan membaca buku atau pergi ke acara  untuk bertemu orang-orang baru dan menarik. 

“Melihat pro dan kontra yang sama terhadap semua skenario berbeda dapat menimbulkan kebingungan,” jelas Sherman. 

Bekerja dengan baik, baik itu sendiri maupun berkelompok

Ambivert bisa menjadi pemain tim yang hebat dan berkembang dalam kelompok, terutama karena mereka memiliki keseimbangan sempurna antara kebutuhan untuk menjadi pusat perhatian dan kebutuhan untuk menjadi “orang yang pendiam”. 

Mereka juga senang mengambil tugas sendiri dan tidak menemukan masalah dalam mencari pengetahuan atau informasi.

“Hal ini karena ambivert dapat memanfaatkan sifat-sifat ekstrovert ketika mereka berada dalam kelompok, menyalurkan energi dan kreativitas, memfasilitasi percakapan dan meningkatkan curah pendapat,” jelas Brenner. 

Orang ambivert biasanya bisa berhubungan baik dengan introvert dan ekstrovert, mereka sering kali terhubung dengan keduanya dan mudah bergaul. 

Alih-alih menantang kepribadian yang mereka temui, mereka malah berbaur dan beradaptasi seperti bunglon, mengambil petunjuk dari orang lain tentang bagaimana mereka harus berperilaku.