Liputan6.com, Jakarta - Apakah kamu termasuk orang yang bangun pagi dengan semangat dan merasa lebih produktif di pagi hari? Jika iya, kamu mungkin adalah seorang 'Morning Person'. Istilah ini merujuk pada individu yang mudah bangun di pagi hari dan merasa paling aktif serta fokus saat matahari baru terbit. Mereka biasanya tidur lebih awal, seringkali sebelum pukul 23.00 malam, dan jarang membutuhkan alarm untuk membangunkan mereka.
Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak semua 'Morning Person' memiliki pengalaman yang sama. Beberapa dari mereka mungkin mengalami pikiran yang mengganggu di pagi hari, meskipun tetap bisa bangun dan beraktivitas. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai karakteristik, keuntungan, kerugian, dan jenis-jenis 'Morning Person'.
Baca Juga
Karakteristik 'Morning Person'
Secara biologis, 'Morning Person' memiliki siklus tidur-bangun yang mengikuti ritme alami tubuh mereka. Jam internal mereka berjalan sedikit lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang bukan 'Morning Person'. Hal ini membuat mereka lebih peka terhadap isyarat terang dan gelap dari lingkungan sekitar.
Advertisement
Dari segi psikologis, penelitian menunjukkan bahwa 'Morning Person' cenderung memiliki sifat-sifat kepribadian tertentu. Mereka biasanya lebih teliti, disiplin, dan terbuka terhadap pengalaman baru. Penelitian juga menunjukkan bahwa mereka memiliki kecenderungan untuk mencari sensasi lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang bukan 'Morning Person'.
Dalam hal perilaku, 'Morning Person' sering kali memiliki rutinitas pagi yang teratur. Meski demikian, tingkat organisasi dan persiapan mereka bisa bervariasi. Ada yang sangat terstruktur dan efisien, sementara yang lain lebih santai dan fleksibel dalam menjalani pagi mereka.
Keuntungan Menjadi 'Morning Person'
Salah satu keuntungan utama menjadi 'Morning Person' adalah tingkat produktivitas yang lebih tinggi di pagi hari. Kewaspadaan dan fokus mental yang lebih baik membuat mereka mampu menyelesaikan banyak tugas sebelum siang hari. Ini juga berkontribusi pada prestasi akademik yang lebih baik, terutama bagi siswa sekolah menengah.
Selain itu, banyak 'Morning Person' melaporkan bahwa mereka mengalami tingkat stres yang lebih rendah. Dengan menyelesaikan banyak pekerjaan di pagi hari, mereka memiliki lebih banyak waktu untuk bersantai dan menikmati sisa hari tanpa tekanan.
Advertisement
Kerugian Menjadi 'Morning Person'
Namun, menjadi 'Morning Person' tidak selalu tanpa tantangan. Salah satu kerugian yang mungkin dihadapi adalah gangguan pola tidur. Jika mereka tidur larut atau tidak mendapatkan tidur yang berkualitas, hal ini bisa menjadi masalah. Konsistensi jadwal tidur sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan.
Selain itu, beberapa 'Morning Person' mungkin merasa terbebani oleh kebutuhan untuk bangun pagi setiap hari, bahkan di akhir pekan. Tekanan internal ini bisa menyebabkan stres tambahan.
Â
Jenis-jenis 'Morning Person'
Menariknya, ada beberapa tipe 'Morning Person' yang dapat diidentifikasi berdasarkan perilaku dan rutinitas mereka:
- The Clinical: Sangat terorganisir, efisien, dan tepat waktu.
- The Manic: Meskipun memiliki rutinitas pagi yang kacau, mereka tetap mampu menyelesaikan tugas-tugas harian.
- The Casual: Santai dan fleksibel, mungkin kurang terorganisir tetapi tetap tepat waktu.
- The Snoozer: Sering menggunakan tombol tunda alarm dan kurang disiplin dalam hal waktu.
- The Denier: Menolak untuk mengakui bahwa hari mereka telah dimulai.
Meskipun terdapat berbagai tipe 'Morning Person', menjadi 'Morning Person' umumnya terkait dengan keuntungan dalam hal produktivitas dan kesejahteraan. Namun, penting untuk menjaga jadwal tidur yang konsisten untuk menghindari dampak negatif pada kesehatan. Sifat-sifat kepribadian juga memainkan peran penting dalam menentukan apakah seseorang adalah 'Morning Person' atau bukan.
Advertisement
