Epidemiolog Prediksi Kasus COVID-19 di Indonesia Naik Beberapa Minggu Lagi, Susul Singapura - Malaysia

Kenaikan kasus di Singapore dan Malaysia minggu ini di dominasi oleh subvarian EG.5 dan HK.3, dan ini juga merupakan ancaman di Indonesia.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 04 Des 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 04 Des 2023, 16:00 WIB
Epidemiolog Prediksi Kenaikan Kasus COVID-19 di Indonesia dalam Beberapa Minggu ke Depan Menyusul Lonjakan di Singapura
Epidemiolog Prediksi Kenaikan Kasus COVID-19 di Indonesia dalam Beberapa Minggu ke Depan Menyusul Lonjakan di Singapura. (Xinhua/Then Chih Wey)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Singapura melaporkan lonjakan kasus COVID-19 hingga dua kali lipat. Kenaikan juga terjadi di negara tetangga, Malaysia.

Lonjakan kasus ini mendapat perhatian dari epidemiolog Masdalina Pane. Menurutnya, kenaikan kasus COVID-19 di Singapura dan Malaysia didominasi oleh subvarian EG.5 atau Eris dan HK.3.

“Kenaikan kasus di Singapore dan Malaysia minggu ini di dominasi oleh subvarian EG.5 dan HK.3, dan ini juga merupakan ancaman di Indonesia,” kata Masdalina kepada Health Liputan6.com melalui pesan singkat pada Senin (4/12/2023).

Masdalina pun memprediksi bahwa kenaikan kasus akan terjadi pula di Indonesia dalam beberapa minggu ke depan.

“Kemungkinan beberapa minggu ke depan kasus kita juga akan naik,” ujarnya.

Meski begitu, masyarakat Indonesia tak perlu khawatir. Pasalnya, EG.5 dan sub-garis keturunannya HK.3 merupakan bagian dari Omicron. Subvarian ini memiliki karakteristik virulensi atau kemampuan menular yang rendah.

Meski begitu, EG.5 dan HK.3 tetap tidak boleh dianggap remeh oleh kelompok berisiki tinggi, lanjut usia (lansia), dan orang-orang dengan komorbid atau penyakit penyerta.

“Tidak perlu khawatir karena masih bagian dari Omicron, maka virulensinya rendah, kecuali pada kelompok risiko tinggi, usila (usia lanjut/lansia) dan komorbid.”

Cegah Lonjakan COVID-19 Jelang Nataru

Epidemiolog Prediksi Kenaikan Kasus COVID-19 di Indonesia dalam Beberapa Minggu ke Depan Menyusul Lonjakan di Singapura
Epidemiolog Prediksi Kenaikan Kasus COVID-19 di Indonesia dalam Beberapa Minggu ke Depan Menyusul Lonjakan di Singapura. (ROSLAN RAHMAN / AFP)

Mengingat potensi kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia, Masdalina pun menitip pesan kepada masyarakat untuk tetap waspada.

Terlebih, masyarakat akan memasuki musim libur Natal dan tahun baru atau Nataru. Seperti momen besar lainnya, Nataru tahun ini juga diprediksi akan meningkatkan mobilitas penduduk dan memicu keramaian.

“Dalam menghadapi keramaian saat tahun baru, menggunakan masker dan menjaga jarak menjadi kepedulian kita,” kata Masdalina.

“Jika mengalami gejala ringan segera ke layanan kesehatan untuk mendapat perawatan, menjaga daya tahan tubuh juga harus tetap dilakukan. Pembatasan tentu tidak menjadi pilihan terbaik,” ucapnya.

Lonjakan COVID-19 di Singapura

Epidemiolog Prediksi Kenaikan Kasus COVID-19 di Indonesia dalam Beberapa Minggu ke Depan Menyusul Lonjakan di Singapura
Epidemiolog Prediksi Kenaikan Kasus COVID-19 di Indonesia dalam Beberapa Minggu ke Depan Menyusul Lonjakan di Singapura. (Roslan RAHMAN / AFP)

Sebelumnya, Ministry of Health (MOH) Singapore telah menyarankan masyarakat untuk tetap waspada di tengah meningkatnya dua kali lipat kasus COVID-19. Di waktu bersamaan, ada pula peningkatan penyakit pernapasan di daerah beriklim sedang.

Pada pekan 19-25 November 2023, perkiraan jumlah infeksi COVID-19 meningkat dua kali lipat menjadi 22.094 dari 10.726 pada minggu sebelumnya. Data ini disampaikan MOH Singapore dalam sebuah pernyataan pada 2 Desember 2023.

Sementara, rata-rata rawat inap harian COVID-19 dan kasus unit perawatan intensif tetap stabil.

EG.5 dan Sub-Garis keturunannya HK.3 Mendominasi

Epidemiolog Prediksi Kenaikan Kasus COVID-19 di Indonesia dalam Beberapa Minggu ke Depan Menyusul Lonjakan di Singapura
Epidemiolog Prediksi Kenaikan Kasus COVID-19 di Indonesia dalam Beberapa Minggu ke Depan Menyusul Lonjakan di Singapura (AFP/Mohd Rasfan)

Pada 27 November 2023, varian virus EG.5 dan sub-rangkaiannya HK.3 adalah subvarian yang dominan secara lokal, menyumbang lebih dari 70 persen kasus.

Peningkatan ini dapat disebabkan banyak faktor, termasuk musim perjalanan akhir tahun 2023 dan berkurangnya kekebalan tubuh penduduk.

Saat ini, tidak ada indikasi bahwa subvarian yang dominan lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan dengan varian lain yang beredar. Demikian pernyataan MOH Singapore, dikutip dari The Straits Times.

 

Infografis 7 Tips Pulihkan Penciuman Akibat Terpapar Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 7 Tips Pulihkan Penciuman Akibat Terpapar Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya