Liputan6.com, Jakarta RSV (Respiratory Syncytial Virus), COVID-19 dan influenza adalah tiga jenis infeksi pernapasan yang disebabkan virus yang berbeda.
Namun, sering kali membuat bingung karena memiliki gejala yang mirip. Baik RSV, COVID-19 dan influenza memiliki gejala seperti batuk, demam, pilek, dan kelelahan, sehingga sulit dibedakan tanpa pemeriksaan lebih lanjut.
Berikut penyebab, gejala, dan kelompok yang rentan terkena RSV, COVID-19 dan influenza seperti disampaikan praktisi kesehatan masyarakat dokter Ngabila Salama.
Advertisement
1. Respiratory Syncytial Virus (RSV)
Respiratory syncytial virus (RSV) adalah virus pernapasan musiman yang sangat menular dan paling sering menyerang anak-anak.
Penyebab: Respiratory Syncytial Virus
Gejala:
- Hidung tersumbat atau berair
- Batuk kering atau berdahak
- Demam ringan
- Napas berbunyi (mengi)
- Pada bayi: sulit bernapas, sulit menyusu, rewel
Penularan: droplet (percikan lendir saat batuk/bersin), kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi
Kelompok rentan: Bayi, lansia, dan orang dengan imun lemah
Komplikasi: Bisa menyebabkan bronkiolitis atau pneumonia, terutama pada bayi.
2. Influenza (Flu)
Influenza adalah infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan, yaitu hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Penyebab: Virus Influenza A, B, C, atau D
Gejala:
- Demam tinggi (biasanya lebih dari 38° Celsius)
- Batuk kering
- Sakit tenggorokan
- Nyeri otot dan sendi
- Sakit kepala
- Kelelahan
Penularan: Droplet dan kontak dengan benda terkontaminasi
Kelompok rentan: Anak-anak, lansia, ibu hamil, orang dengan penyakit kronis
Komplikasi: Pneumonia, infeksi telinga, peradangan otot (myositis), atau perburukan penyakit kronis
3. COVID-19
Coronavirus disease (COVID-19) merupakan virus yang pertama kali terdeteksi di China pada akhir 2019. Virus tersebut kemudian menyebar ke seluruh dunia yang menyebabkan ratusan juta orang terinfeksi dan jutaan orang meninggal.
Penyebab: SARS-CoV-2
Gejala:
- Demam (bisa ringan hingga tinggi)
- Batuk kering
- Sesak napas
- Kehilangan penciuman atau rasa (anosmia)
- Sakit kepala dan nyeri otot
- Diare (pada beberapa kasus)
Penularan: Droplet dan aerosol (bisa bertahan di udara lebih lama)
Kelompok rentan: Lansia, penderita penyakit kronis, dan orang dengan imun lemah
Komplikasi: Pneumonia berat, gagal napas, peradangan organ lain (seperti jantung atau ginjal), sindrom peradangan multisistem
Advertisement
Tantangan Hadapi Tripledemic
Kementerian Kesehatan menyebut saat ini dunia sedang menghadapi tantangan berupa tripledemic atau fenomena ketika virus Respiratory Synctial Virus (RSV), COVID-19, dan influenza bersirkulasi secara bersamaan.
“Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), saat ini dunia kesehatan menghadapi tantangan besar. Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak luar biasa terhadap sistem kesehatan global, tetapi ancaman lain yang tak kalah serius juga muncul yaitu tripledemic,” kata Direktur Penyakit Menular Kemenkes dr. Ina Agustina Isturini, MKM dalam temu media di Jakarta pekan lalu seperti mengutip Antara.
Dalam menghadapi tripledemic, hal yang dikhawatirkan adalah kondisi lansia di Indonesia. Kini, penduduk sudah mencapai 279 juta jiwa, dengan peningkatan penduduk sekitar 2,7 juta jiwa per tahun.
Jumlah penduduk lansia sendiri pada tahun 2030 diproyeksikan ada sekitar 14,6 persen. Sementara pada tahun 2045 mencapai hampir seperlima dari total penduduk yang ada.
“Tentu yang harus kita waspadai bahwa 20 persen lansia Indonesia tersebut dapat mengalami penyakit kronis seperti penyakit jantung, paru dan membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi penapasan,” ujar Ina.
