Fakta tentang Digitalisasi BPJS Kesehatan, Mulai dari Tujuan hingga Inovasinya

Pengembangan layanan digital bertujuan menghadirkan akses pelayanan kesehatan yang mudah kepada seluruh masyarakat.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 08 Mar 2024, 13:00 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2024, 13:00 WIB
BPJS Kesehatan
Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan, Edwin Aristiawan soal digitalisasi BPJS Kesehatan, Bali (6/3/2024). Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.

Liputan6.com, Jakarta Di zaman serba digital Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan atau BPJS Kesehatan turun mengikuti arus teknologi.

Pengembangan layanan digital bertujuan menghadirkan akses pelayanan kesehatan yang mudah kepada seluruh masyarakat seperti disampaikan Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan, Edwin Aristiawan.

Menurutnya, upaya peningkatan infrastruktur dengan memanfaatkan teknologi kesehatan digital saat ini sangat dibutuhkan.

Digitalisasi terhadap pelayanan dapat memastikan aksesibilitas dan keterjangkauan layanan kesehatan berkualitas bagi semua orang, sehingga Indonesia bisa mencapai Universal Health Coverage (UHC).

“Saat ini, implementasi Program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) telah ditunjang dengan infrastruktur digital yang mumpuni," kata Edwin.

"Inovasi berbasis digital, pengelolaan data sampel dan didukung dengan pengelolaan command center yang baik menjadi salah satu tonggak penting untuk penyelenggaraan Program JKN yang optimal,” lanjutnya dalam The 17th International Conference on Information and Communication Technology in Social Security (ICT) di Bali, Rabu (6/3/2024).

Dia menambahkan, pengembangan kompetensi digital dalam memperkuat penyelenggaraan jaminan kesehatan juga sangat penting, termasuk penerapan teknologi baru seperti Artificial Intelligence (AI).

Bukan hanya itu, ia juga menekankan pentingnya tata kelola data kesehatan guna memastikan pengelolaan data yang aman, efisien, serta menumbuhkan kepercayaan dan integritas dalam perlindungan data pribadi dalam ekosistem layanan kesehatan.

Ia menyebut, penyelenggaraan Program JKN juga telah mengelola data yang sangat besar. Hingga saat ini, jumlah pemanfaatan data sampel lebih dari 112 juta transaksi data setiap harinya, atau 1.296 transaksi data per detik. Terdapat 397,8 miliar row data, yang meliputi data kepesertaan, pelayanan kesehatan, dan iuran.

Punya Data Besar, BPJS Kesehatan Punya Enam Lapis Proteksi

digitalisasi BPJS Kesehatan
Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan, Edwin Aristiawan soal digitalisasi BPJS Kesehatan, Bali (6/3/2024). Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.

Dengan pengelolaan data yang sangat besar, lanjut Edwin, tentu keamanan data yang dibutuhkan semakin tinggi.

Dalam pelaksanaannya, BPJS Kesehatan telah menerapkan enam layer (lapis) proteksi terhadap keamanan data.

“Dimulai dari menentukan parameter keamanan, keamanan jaringan, keamanan endpoint, keamanan di elemen manusia, keamanan terhadap aplikasi hingga keamanan terhadap data yang dimiliki," jelas Edwin.

Berbagai Inovasi Digital BPJS Kesehatan

Dalam kesempatan tersebut, Edwin juga memperkenalkan berbagai inovasi berbasis digital yang diluncurkan oleh BPJS Kesehatan.

Inovasi dihadirkan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal melalui Aplikasi Mobile JKN. Inovasi ini telah mengubah pengalaman peserta di fasilitas kesehatan, mengurangi waktu tunggu di rumah sakit yang sebelumnya bisa mencapai 6 jam menjadi hanya 2,5 jam.

Selain itu, Aplikasi Mobile JKN juga memungkinkan peserta untuk mengakses riwayat pelayanan kesehatan mereka dalam 12 bulan terakhir melalui i-Care JKN.

Dengan i-Care JKN, dokter dan peserta dapat melihat riwayat kunjungan, tindakan medis, dan obat yang diberikan oleh fasilitas kesehatan dalam kurun waktu 12 bulan terakhir. Sehingga dokter juga dapat memberikan pelayanan yang cepat dan tepat.

Layanan Informasi dan Pengaduan

Lebih lanjut Edwin mengatakan, BPJS Kesehatan juga telah menghadirkan layanan digital yang bisa diakses peserta untuk kebutuhan informasi pelayanan dan pengaduan, seperti:

  • Chat Assistant JKN (CHIKA)
  • Pelayanan Administrasi melalui Whatsapp (PANDAWA)
  • Voice Interactive JKN (VIKA)
  • BPJS Kesehatan Care Center 165.

Di sektor pendaftaran, BPJS Kesehatan menghadirkan layanan E-Dabu yang bisa dimanfaatkan oleh badan usaha untuk mendaftarkan pekerjanya menjadi peserta JKN.

"Selain itu, BPJS Kesehatan juga telah memperkenalkan berbagai inovasi lainnya, seperti skrining riwayat kesehatan, yang bertujuan sebagai upaya preventif bagi peserta JKN dalam mencegah penyakit kronis.”

“Ada juga telemedicine yang bisa memudahkan peserta untuk berobat jarak jauh. Harapannya, dengan inovasi digital yang dihadirkan bisa menghadirkan sistem layanan kesehatan yang mudah bagi seluruh peserta JKN," pungkasnya.

Infografis Journal Banyak Aduan Peserta BPJS Kesehatan di RS?
Banyak Aduan Peserta BPJS Kesehatan di RS?(Abdillah/Liputan6.com).
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya