Mengenal Left Ventricular Assist Device, Perangkat Medis untuk Bantu Pompa Darah Pasien Gagal Jantung

LVAD adalah perangkat mekanis yang dirancang untuk membantu jantung dalam memompa darah saat terjadi kegagalan jantung atau gangguan fungsi pompa jantung pada level tertentu.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 08 Mei 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2024, 18:00 WIB
Mengenal Left Ventricular Assist Device, Perangkat Medis untuk Bantu Pompa Darah Pasien Gagal Jantung
Mengenal Left Ventricular Assist Device, Perangkat Medis untuk Bantu Pompa Darah Pasien Gagal Jantung/Copyright unsplash.com/Ali Hajiluyi.

Liputan6.com, Jakarta Penyakit jantung adalah masalah kesehatan yang mengancam nyawa. Dari berbagai jenis penyakit jantung, gagal jantung menjadi penyakit yang perlu ditangani dengan serius.

Gejala gagal jantung bisa berkisar dari yang ringan hingga yang serius dan dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang secara bermakna.

Kabar baiknya, kemajuan teknologi medis telah melahirkan salah satu solusi untuk penanganan penyakit gagal jantung lanjut yaitu Left Ventricular Assist Device atau LVAD.

LVAD adalah perangkat mekanis yang dirancang untuk membantu jantung dalam memompa darah saat terjadi kegagalan jantung atau gangguan fungsi pompa jantung pada level tertentu. Teknis LVAD melibatkan pemasangan sebuah pompa yang ditempatkan di luar tubuh pasien secara implantasi di dalam dada yang terhubung dengan jantung dan arteri besar.

“Pompa LVAD ini berfungsi untuk mengekstrak darah dari bagian kiri jantung dan memompakannya ke arteri yang sangat dibutuhkan oleh jantung,” kata dokter spesialis jantung dan pembuluh darah subspesialis gagal jantung lanjut, Leonardo Paskah Suciadi dalam keterangan pers dikutip Rabu (8/5/2024).

Koordinator Heart Failure Clinic (Klinik Gagal Jantung) di RS Siloam Kebon Jeruk itu menambahkan, LVAD dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien. Pasalnya, LVAD dapat mengurangi gejala akibat gagal jantung lanjut, seperti sesak napas dan kelelahan yang terus-menerus.

Selain itu, pasien LVAD dapat menjalani hidup yang lebih aktif dan berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari.

Tak Semua Pasien Cocok dengan LVAD

Leonardo Paskah Suciadi
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah subspesialis gagal jantung lanjut, Leonardo Paskah Suciadi soal LVAD.Foto: RS Siloam.

LVAD bisa menjadi salah satu solusi yang perlu dipertimbangkan oleh mereka yang mengidap gagal jantung lanjut tertentu. Seperti yang memiliki gejala sesak napas, kelelahan kronis, dan penurunan fungsi jantung yang signifikan, kata pria yang akrab disapa Dokter Paskah.

Namun, tidak semua pasien cocok untuk menerima LVAD. Terdapat kandidat pasien yang ideal untuk menjadi pasien LVAD, karena pasien perlu menjalani perawatan dan pemantauan rutin yang diperlukan pasca pemasangan LVAD.

Menurut dr. Paskah, perawatan pasca operasi pasien memerlukan waktu minimal tiga minggu untuk masa pemulihan sejak dipasang LVAD. Hal ini karena pasien perlu adaptasi terhadap alat bantu yang terpasang, menjalani terapi untuk masa pemulihan, dan dibantu dalam melakukan kegiatan-kegiatan untuk aktivitas keseharian pasca pemasangan LVAD.

3 Komponen LVAD

Lebih lanjut dr. Paskah menjelaskan mengenai komponen-komponen LVAD yang secara umum dibagi menjadi 3 (tiga):

  • Komponen pertama, yaitu alat pompa yang ditanamkan di dalam jantung.
  • Komponen kedua, yaitu perangkat yang bersifat monitoring dan menunjang (baterai) yang dipakai sepanjang pasien memakai LVAD.
  • Komponen ketiga, yaitu kabel yang menghubungkan antara perangkat di dalam tubuh dengan luar tubuh yang biasanya akan dipasang di daerah perut.

“Ketika pasien telah menjalani pemasangan LVAD, perlu diperhatikan juga bahwa pasien wajib menjaga tubuh agar tetap higienis sehingga dapat menurunkan terjadinya infeksi. Dalam hal ini, RS Siloam Lippo Village Tangerang dan Kebon Jeruk memiliki layanan yang terbaik untuk memberikan edukasi kepada pasien,” ucap dr. Paskah.

Penting juga untuk menerapkan gaya hidup sehat dan memerhatikan semua faktor risiko yang dimiliki. Identifikasi segera melalui skrining atau medical check up sebelum bergejala juga dianjurkan. Terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko seperti memiliki riwayat penyakit jantung, diabetes, perokok, dan juga usia diatas 65 tahun.

Lebih Jauh Soal Gagal Jantung

Antonia Anna Lukito
Sokter spesialis jantung dan pembuluh darah RS Siloam Lippo Village Tangerang, Antonia Anna Lukito soal gagal jantung. Foto: RS Siloam.

Sebelumnya, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah RS Siloam Lippo Village Tangerang, Antonia Anna Lukito menjelaskan, gagal jantung merupakan kondisi yang sangat serius dan berpotensi mengancam nyawa.

Kondisi ini ditandai dengan ketidakmampuan jantung dalam memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh sehingga mengakibatkan kegagalan dalam suplai darah, nutrisi, dan oksigen ke berbagai organ tubuh.

“Kondisi ini dapat berkaitan dengan kelainan pada otot jantung, baik berupa otot yang melemah atau kaku, atau pembebanan jantung yang berlebih,” ujar Kepala Heart Center dan Koordinator ICCU (Intensive Cardiac Care Unit) RS Siloam Lippo Village Tangerang itu dalam keterangan yang sama.

Penyebab dari kondisi gagal jantung dapat berasal dari berbagai macam penyakit jantung. Penyakit jantung koroner (PJK) dan penyakit darah tinggi yang tidak terkontrol merupakan dua penyebab tersering.

Selain itu, berbagai penyebab lainnya antara lain:

  • Penyakit jantung katup.
  • Kelainan jantung bawaan yang tidak dikoreksi.
  • Kelainan otot jantung spesifik (kardiomiopati).
  • Penyakit metabolik (kencing manis, gangguan hormon tiroid, kegemukan, anemia, kelainan genetik).
  • Penyakit ginjal kronik.
  • Penyakit paru kronik.
  • Gangguan metabolisme.
  • Autoimun.
  • Infeksi atau peradangan jantung (miokarditis).
  • Efek toksik dari obat-obatan (tersering pasca kemoterapi atau radioterapi kanker).
  • Kelainan otot jantung terkait kehamilan.
Infografis jantung kemkes
Infografis jantung kemkes
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya