Tak Perlu Cath Lab! Ini Cara Baru Tangani Serangan Jantung Stemi di Daerah Terpencil

Penanganan Serangan Jantung STEMI Makin Mudah, FASTEMI Siap Bantu Warga di Daerah Terpencil.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 20 Jul 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2024, 18:00 WIB
Kemenkes Luncurkan FASTEMI untuk Atasi Serangan Jantung Stemi di Pelosok Sehingga Pasien Tidak Perlu Catch Lab (Ilustrasi Serangan Jantung by AI)
Kemenkes Luncurkan FASTEMI untuk Atasi Serangan Jantung Stemi di Pelosok Sehingga Pasien Tidak Perlu Catch Lab (Ilustrasi Serangan Jantung by AI)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) memperkenalkan program FASTEMI (Farmako Invasif Strategi Tatalaksana ST Elevation Myocardial Infarction/STEMI) untuk membantu masyarakat yang berisiko tinggi terkena penyakit jantung. Saat ini, program tersebut sedang diuji coba di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dan Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat.

Pemimpin proyek percontohan program FASTEMI, dr Isman Firdaus SpJP(K) FIHA FESC FSCAI, menjelaskan, program ini dirancang untuk mempersiapkan dan memberikan pertolongan kepada pasien yang mengalami serangan jantung jenis STEMI.

Serangan jantung STEMI terjadi karena penyumbatan total pada pembuluh darah arteri koroner, sehingga otot jantung tidak mendapatkan suplai oksigen. STEMI adalah jenis sindrom koroner akut yang memiliki risiko komplikasi serius dan dapat menyebabkan kematian.

Selama ini, penanganan serangan jantung STEMI hanya bisa dilakukan di rumah sakit di kota besar dengan fasilitas cath lab yang digunakan untuk membuka sumbatan pembuluh darah.

Prosedurnya melibatkan pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) dan kateterisasi jantung untuk membuka pembuluh darah yang tersumbat. Namun, fasilitas ini hanya tersedia di rumah sakit besar di ibu kota provinsi atau kota besar.

 

Pertolongan Pertama Serangan Jantung STEMI di Daerah Terpencil

Isman, mengungkapkan,"Inisiatif program FASTEMI bertujuan memberikan pertolongan pertama kepada pasien serangan jantung STEMI di daerah terpencil yang jauh dari kota besar. Jika di kota besar ada cath lab untuk penanganan serangan jantung, di daerah terpencil, pasien dapat ditolong dengan tata laksana FASTEMI menggunakan obat-obatan penghancur bekuan darah."

Penanganan dengan tata laksana FASTEMI tidak memerlukan cath lab atau pemasangan ring, melainkan menggunakan obat-obatan fibrinolitik atau trombolitik untuk menghancurkan bekuan darah.

"Obat fibrinolitik akan disiapkan di puskesmas atau rumah sakit yang tidak memiliki fasilitas cath lab. Jika ada pasien dengan serangan jantung STEMI, mereka bisa langsung disuntik dengan obat ini. Salah satu jenis obat yang dipilih adalah tenecteplase, yang hanya memerlukan satu kali suntikan," kata Isman dikutip dari Sehat Negeriku pada Sabtu, 20 Juli 2024.

 

Pendistribusian Obat-Obatan

Rencananya, obat-obatan ini akan didistribusikan ke puskesmas-puskesmas di seluruh Indonesia. Namun, untuk tahap uji coba awal, hanya puskesmas terpilih dari masing-masing kabupaten/kota yang akan mendapatkan obat ini. Uji coba secara menyeluruh akan dilakukan setelah kesiapan obat-obatan terjamin.

Dengan adanya program FASTEMI, diharapkan pasien dengan serangan jantung STEMI di daerah terpencil dapat segera mendapatkan pertolongan yang cepat dan tepat, sehingga dapat mengurangi risiko komplikasi serius dan kematian.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya