Liputan6.com, Jakarta- Pihak Jeju Air telah mengeluarkan permintaan maaf dan secara tulus menyesali situasi sulit yang timbul akibat kecelakaan pesawat di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan pada Minggu, 29 Desember 2024 sekira pukul 09.00 Waktu setempat. Pesawat dikabarkan keluar dari landasan, menabrak dinding dan terbakar.
Dioperasikan oleh Jeju Air, pesawat Boeing 737-800 yang membawa 181 orang (termasuk enam awak) lepas landas dari Bandara Suvarnabhumi di Bangkok, Thailand menuju Bandara Internasional Muan, hampir 300 km selatan Seoul.
Advertisement
Baca Juga
Kisah Kakek Tewas Bersama 8 Anggota Keluarganya dalam Kecelakaan Pesawat Jeju Air Usai Rayakan Ultah ke-80
Top 3 Berita Hari Ini: Foto Terakhir Balita Korban Tewas dalam Kecelakaan Pesawat Jeju Air Usai Liburan Keluarga Pertama ke Luar Negeri
Malam Tahun Baru 2025 nan Muram di Korea Selatan, Berkabung Atas Kecelakaan Jeju Air
Rekaman online menunjukkan pesawat tersebut tergelincir dari landasan pacu dengan roda pendaratan yang tampaknya masih tertutup sebelum bertabrakan dengan dinding dan terbakar. Dalam jumpa pers di TV, kepala stasiun pemadam kebakaran Muan Lee Jeong-hyeon mengatakan pesawat tersebut hancur total akibat benturan tersebut dan hanya ekornya yang masih dapat dikenali.
Advertisement
Investigasi terkait penyebab kecelakaan pesawat masih berlangsung. Direktur Otoritas Bandara Thailand Kerati Kijmanawat, menyebutkan, penerbangan Jeju Air 7C 2216 berangkat dari Suvarnabhumi tanpa ada laporan adanya kondisi abnormal di wilayah udara maupun di landasan.
Kegagalan mekanis setelah serangan burung adalah salah satu kemungkinan penyebab insiden yang sedang diselidiki meskipun hal ini belum dapat dikonfirmasi. Cuaca buruk juga diduga menjadi penyebabnya.
Kotak hitam pesawat telah diambil, menurut pejabat senior kementerian transportasi Korea Selatan Joo Jong-wan, namun alat perekam suara kokpit belum ditemukan, dilansir Aerospace Global News.
Dua Awak Pesawat Selamat
Dua awak pesawat dilaporkan telah dikeluarkan hidup-hidup dari reruntuhan pesawat. Sementara 83 jenazah perempuan dan 82 jenazah laki-laki serta 11 lainnya yang jenis kelaminnya belum terkonfirmasi sejauh ini telah ditemukan. Meski demikian operasi pencarian masih berlangsung.
Dalam pernyataan di X, Boeing mengatakan pihaknya telah melakukan kontak dengan Jeju Air mengenai insiden tersebut dan siap mendukung maskapai tersebut.
“Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kami kepada keluarga yang kehilangan orang yang dicintai dan pikiran kami tetap tertuju pada penumpang dan awak.”
Advertisement
Insiden Besar Pertama bagi Jeju Air
Mulai beroperasi pada tahun 2005, Jeju Air adalah maskapai penerbangan bertarif rendah (LCC) terbesar di Korea Selatan. Armadanya terdiri dari 40 pesawat Boeing 737, meski saat ini tidak semuanya aktif.
Insiden pagi ini menandai kecelakaan pertama yang dialami Jeju Air dalam hampir 20 tahun sejarahnya. Rute antara Bangkok dan Muan baru-baru ini ditambahkan ke jaringan Jeju, sejalan dengan rencana bandara untuk menghidupkan kembali jalur internasional reguler.
Korea Selatan memiliki catatan keselamatan penerbangan yang baik dan belum pernah mengalami insiden pesawat besar sejak tahun 1997 ketika sebuah penerbangan Korean Air jatuh di pulau Guam di Pasifik, menewaskan 228 orang dari 254 penumpang.