Neuropati tidak mengenal usia, orang tua bahkan anak-anak bisa berisiko penyakit ini. Untuk anak-anak yang terlalu sering memainkan games di alat gadgetnya dapat terkena kerusakan saraf.
"Pada anak yang terlalu sering bermain games di alat gadgetnya dapat juga berisiko naeuropati. Biasanya dikenal dengan drop hand, adanya saraf yang terjepit pada pergelangan tangan," jelas Konsultan Neurologis dari Departement Neurologi Fakultas Kedokteran Universita Indonesia (FKUI)/RSCM, Dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S (K) seperti ditulis Jumat (19/7/2013).
Semakin bertambah umur semakin cenderung mengalami lebih banyak gangguan saraf. Apabila tidak diterapi dengan benar, neuropati dapat mengarah ke penyakit-penyakit saraf yang lebih berat.
Sekitar 26 persen atau satu dari empat orang berusia 40 tahun mengalami penyakit ini.
Penyebabnya adanya faktor degenerasi. Sedangkan pada orang berusia 20-30 tahun penyebabnya dapat bermacam-macam.
"Satu dari empat orang berusia 40 tahun mengalami neuropati penyebabnya degenerasi dan usia 20-30 tahun penyebabnya bisa dari pola makan yang tidak sehat, trauma atau faktor fisiologis," tambah dr. Luthy yang lahir di Jakarta, 24 September 1962.
Neuropati pada anak terbilang mudah disembuhkan dibandingkan dengan orang-orang berusia 20 tahun ke atas. "Anak-anak masih lebih lentur saraf dan untuk recovery-nya lebih cepat dibandingkan orang-orang di atas 20 tahun," lanjutnya.
Penyakit Neuropati menyerang saraf motorik, sensorik dan otonom. Saraf sensorik memungkinkan orang merasakan sensasi, seperti nyeri, panas atau dingin atau sentuhan dan Saraf motorik mengendalikan otot-otot dan memungkinkan gerakan.
Saraf otonom mengontrol fungsi tubuh tanpa disadari. Neuropati dapat mempengaruhi semua kelompok jenis syaraf, tapi saraf sensorik biasanya yang pertama dan paling sering terkena.
"Gejala Neuropati diawali dari kaki terutama betis. Jadi untuk yang sering mengalami pegal-pegal pada betis dan terasa hilang setelah dipijat namun beberapa waktu akan terasa lagi, ini merupakan gejala awal neuropati,"tambah dr. Luthy.
(Mia/Abd)
"Pada anak yang terlalu sering bermain games di alat gadgetnya dapat juga berisiko naeuropati. Biasanya dikenal dengan drop hand, adanya saraf yang terjepit pada pergelangan tangan," jelas Konsultan Neurologis dari Departement Neurologi Fakultas Kedokteran Universita Indonesia (FKUI)/RSCM, Dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S (K) seperti ditulis Jumat (19/7/2013).
Semakin bertambah umur semakin cenderung mengalami lebih banyak gangguan saraf. Apabila tidak diterapi dengan benar, neuropati dapat mengarah ke penyakit-penyakit saraf yang lebih berat.
Sekitar 26 persen atau satu dari empat orang berusia 40 tahun mengalami penyakit ini.
Penyebabnya adanya faktor degenerasi. Sedangkan pada orang berusia 20-30 tahun penyebabnya dapat bermacam-macam.
"Satu dari empat orang berusia 40 tahun mengalami neuropati penyebabnya degenerasi dan usia 20-30 tahun penyebabnya bisa dari pola makan yang tidak sehat, trauma atau faktor fisiologis," tambah dr. Luthy yang lahir di Jakarta, 24 September 1962.
Neuropati pada anak terbilang mudah disembuhkan dibandingkan dengan orang-orang berusia 20 tahun ke atas. "Anak-anak masih lebih lentur saraf dan untuk recovery-nya lebih cepat dibandingkan orang-orang di atas 20 tahun," lanjutnya.
Penyakit Neuropati menyerang saraf motorik, sensorik dan otonom. Saraf sensorik memungkinkan orang merasakan sensasi, seperti nyeri, panas atau dingin atau sentuhan dan Saraf motorik mengendalikan otot-otot dan memungkinkan gerakan.
Saraf otonom mengontrol fungsi tubuh tanpa disadari. Neuropati dapat mempengaruhi semua kelompok jenis syaraf, tapi saraf sensorik biasanya yang pertama dan paling sering terkena.
"Gejala Neuropati diawali dari kaki terutama betis. Jadi untuk yang sering mengalami pegal-pegal pada betis dan terasa hilang setelah dipijat namun beberapa waktu akan terasa lagi, ini merupakan gejala awal neuropati,"tambah dr. Luthy.
(Mia/Abd)