Jamu `Bukti Mentjos` Warisan Turun Temurun Sejak Tahun 30-an

Alunan musik yang menentramkan hati semakin menambah suasanya nyaman saat menikmati segelas jamu hangat di Kedai Bukti Mentjos.

oleh Kusmiyati diperbarui 26 Jul 2013, 11:30 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2013, 11:30 WIB
jamu-bukti-mentjos-2-130726b.jpg
Toples-toples jamu yang berjajar apik, lukisan indah perempuan jamu gendong dan suasana aksen tradisional yang kental membawa kami ke zaman lampau saat memasuki Kafe Jamu "Bukti Mentjos".

Alunan musik yang menentramkan hati menambah suasana nyaman di kafe yang sudah berdiri sejak tahun 50-an di Jalan Salemba Tengah no. 48.

Rasa pahit jamu seakan hilang ketika berada di kedai yang sudah berdiri sejak tahun 50-an ini. Usaha turun temurun dari generasi ke generasi ini tetap eksis meski zaman sudah sangat modern.

"Ramuan jamu Bukti Mentjos sudah dari zaman kakek dan nenek saya, kemudian orang tua dan sekarang saya yang ditunjuk untuk meneruskannya," ujar pelestari jamu sekaligus pemilik Bukti Mentjos, Horatius Romuli saat diwawancarai Liputan6.com, seperti ditulis Jumat (26/7/2013).

Awalnya didirikan di Solo, Jawa Tengah oleh kakek dan nenek Romuli di tahun 30-40an. Namun baru di tahun 50-an berada di Jakarta setelah orang tuanya pindah ke Jakarta.

Awal namanya bukan "Bukti Mentjos". Nama Bukti sudah dari pertama berdiri, dan Mentjos diambil saat sudah berada di Jakarta.

"Mentjos diambil karena dulunya ada pasar ramai yang kami sebut mentjos sekitar Salemba sehingga sekarang terkenal dengan nama Jamu Bukti Mentjos," paparnya.

Kedai ini memiliki 57 jenis jamu yang racikan ramuannya sudah warisan turun temurun.

Semua bahan yang digunakan rempah-rempah alami asli Indonesia. Romuli sebagai pemilik dan pelestari jamu tidak mengalami kendala berarti untuk menemukan bahan-bahan untuk jamunya.

"Tidak sulit menemukan rempah-rempah di Indonesia, Bukti Mentjos semua bahannya berasal asli dari Jawa dan ada pula yang diperoleh di Jakarta," jelasnya.

Semua kalangan usia dapat mengonsumsi jamu namun dengan takaran yang tepat. "Karena jamu sifatnya herbal alami tidak ada efek samping, maka semua usia bisa namun sesuai dengan takarannya," terangnya.

Romuli berharap Jamu Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negara sendiri. "Indonesia terkenal sudah dengan rempah-rempah berlimpah sehingga saya berharap dapat menjadi tuan rumah dinegari sendiri," harapnya.

(Mia/Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya