Demi uang, seorang gadis remaja di Rusia nekat menjual keperawanannya dengan sistem lelang di situs online. Shatuniha, perempuan 18 tahun ini telah memposting iklan yang menggambarkan dirinya dengan kalimat 'masih baru, belum pernah dipakai'.
"Saya membutuhkan uang, jadi saya menjual hal yang paling berharga yang saya miliki ya hanya satu ini yaitu keperawanan," ungkapnya dikutip Heraldsun, Senin (6/11/2013).
Perempuan ini menambahkan siap dalam waktu cepat untuk melepas keperawanannya dengan harga lelang tertinggi. "Aku bisa datang ke hotel dan membawa dokumen yang menyatakan keperawanan saya. Aku mengambil uang terlebih dahulu kemudian meninggalkannya sehingga saya tidak tertipu," kata Shatuniha.
Hasil lelang menunjukan seorang pria yang diketahui bernama Evgeniy Volnov berani membayar keperawanannya sekitar Rp. 318.203.694.
Namun pihak polisi di Rusia tidak dapat mengambil tindakan menurut mereka kesepakatan itu tidak melanggar undang-undang hanya kasus moral.
"Situasi ini bukan merupakan pelanggaran administrasi maupun pidana, dan ini bukan deskripsi dari pelacuran," kata seorang juru bicara polisi kepada Siberian Times. Sebelumnya, menurut situs berita Times, kasus menjual keperawanan secara online diawali dari remaja berusia 17 tahun.
(Mia/Abd)
"Saya membutuhkan uang, jadi saya menjual hal yang paling berharga yang saya miliki ya hanya satu ini yaitu keperawanan," ungkapnya dikutip Heraldsun, Senin (6/11/2013).
Perempuan ini menambahkan siap dalam waktu cepat untuk melepas keperawanannya dengan harga lelang tertinggi. "Aku bisa datang ke hotel dan membawa dokumen yang menyatakan keperawanan saya. Aku mengambil uang terlebih dahulu kemudian meninggalkannya sehingga saya tidak tertipu," kata Shatuniha.
Hasil lelang menunjukan seorang pria yang diketahui bernama Evgeniy Volnov berani membayar keperawanannya sekitar Rp. 318.203.694.
Namun pihak polisi di Rusia tidak dapat mengambil tindakan menurut mereka kesepakatan itu tidak melanggar undang-undang hanya kasus moral.
"Situasi ini bukan merupakan pelanggaran administrasi maupun pidana, dan ini bukan deskripsi dari pelacuran," kata seorang juru bicara polisi kepada Siberian Times. Sebelumnya, menurut situs berita Times, kasus menjual keperawanan secara online diawali dari remaja berusia 17 tahun.
(Mia/Abd)