Makna Surat Al Baqarah ayat 183 Tentang Kewajiban Puasa Ramadan

Surat Al Baqarah ayat 183 merupakan ayat yang menerangkan kewajiban umat Islam untuk berpuasa di bulan Ramadan.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 26 Nov 2021, 15:43 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2019, 13:10 WIB
Ilustrasi Al-qur'an
Ilustrasi Al-qur'an (sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Surat Al Baqarah ayat 183 merupakan ayat yang menerangkan kewajiban berpuasa di bulan Ramadan. Dalam Surat Al Baqarah ayat 183 anjuran untuk berpuasa menjadi kewajiban bagi umat muslim. Surat Al Baqarah ayat 183 menjadi sebuah perintah yang wajib dilaksanakan.

Dalam berbagai ceramah atau kajian di bulan puasa, Surat Al Baqarah ayat 183 adalah ayat yang paling sering dilantunkan. Surat Al Baqarah ayat 183 ini juga banyak dihafal banyak orang. Nah, jika kamu ingin memahami perintah berpuasa yang sesungguhnya, mengimani dan memahami Surat Al Baqarah ayat 183 adalah cara yang tepat.

Berikut makna Surat Al Baqarah ayat 183 yang berhasil Liputan6.com ragkum dari berbagai sumber, Selasa(7/5/2019).

Bunyi Surat Al Baqarah ayat 183

Persiapan Menyambut Ramadhan
Membaca Al-Qur'an / Sumber: iStockphoto

Ayat yang berisi firman Allah mengenai kewajiban puasa ini tertuang pada Surat Al Baqarah ayat 183 yang berbunyi:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Surat Al Baqarah ayat 183 ini mengandung banyak makna dan pelajaran mengenai pelaksanaan puasa Ramadan. Selain Surat Al Baqarah ayat 183, ada ayat lain dalam Surat Al Baqarah yang menjelaskan lebih rinci mengenai kewajiban berpuasa.

Makna Tiap kalimat Surat Al Baqarah ayat 183

Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Pada tiap kalimat dalam ayat Surat Al Baqarah ayat 183 memiliki penjabarannya masing-masing, berikut penjabarannya dilansir dari muslim.or.id:

Pada lafal pertama, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا yang artinya "Wahai orang-orang yang beriman:" memiliki makna tersendiri.

Imam Ath Thabari menyatakan bahwa maksud ayat ini adalah : “Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, membenarkan keduanya dan mengikrarkan keimanan kepada keduanya”. Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini: “Firman Allah Ta’ala ini ditujukan kepada orang-orang yang beriman dari umat manusia dan ini merupakan perintah untuk melaksanakan ibadah puasa”

Artinya perintah berpuasa ini diperuntukkan bagi orang-orang yang beriman pada Allah dan Rasul-Nya. Dengan begitu Allah hanya menerima puasa dari orang-orang beriman. Selain itu, ayat ini dimaknai dengan puasa adalah tanda kesempurnaan iman seseorang.

Kewajiban berpuasa juga tertuang pada ayat ini. كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ yang artinya "diwajibkan atas kamu berpuasa"

Al Qurthubi menafsirkan ayat ini dengan “Sebagaimana Allah Ta’ala telah menyebutkan wajibnya qishash dan wasiat kepada orang-orang yang mukallaf pada ayat sebelumnya, Allah Ta’ala juga menyebutkan kewajiban puasa dan mewajibkannya kepada mereka. Tidak ada perselisihan pendapat mengenai wajibnya”

Makna Tiap kalimat Surat Al Baqarah ayat 183

Makna dari kalimat كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ yang artinya “Sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian” ditafsirkan oleh Imam Al Alusi sebagai berikut:

“Yang dimaksud dengan ‘orang-orang sebelum kalian’ adalah para Nabi sejak masa Nabi Adam ‘Alaihissalam sampai sekarang, sebagaimana keumuman yang ditunjukkan dengan adanya isim maushul. Menurut Ibnu Abbas dan Mujahid, yang dimaksud di sini adalah Ahlul Kitab. Menurut Al Hasan, As Suddi, dan As Sya’bi yang dimaksud adalah kaum Nasrani.

Ayat ini menunjukkan adanya penekanan hukum, penambah semangat, serta melegakan hati lawan bicara (yaitu manusia). Karena suatu perkara yang sulit itu jika sudah menjadi hal yang umum dilakukan orang banyak, akan menjadi hal yang biasa saja.

Adapun permisalan puasa umat Muhammad dengan umat sebelumnya, yaitu baik berupa sama-sama wajib hukumnya, atau sama waktu pelaksanaannya, atau juga sama kadarnya”

Kalimat yang terakhir adalah لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ yang berarti “Agar kalian bertaqwa”

Dalam Tafsir Jalalain dijelaskan dengan ringkas: “Maksudnya, agar kalian bertaqwa dari maksiat. Sebab puasa dapat mengalahkan syahwat yang merupakan sumber maksiat"

Ayat lain dalam Surat Al Baqarah yang menjelaskan tentang puasa

Ilustrasi – Al Quran terjemahan. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi – Al Quran terjemahan. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

1. Q.S. Al-Baqarah ayat 184

أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ ۚ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ ۚ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

2. Q.S. Al-Baqarah ayat 185

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya: (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya