Tak Perlu Diet Ketat, Ini 7 Tips Turunkan Berat Badan di Usia 20-an

Diet ketat bisa memperburuk kesehatan.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 19 Jun 2019, 18:05 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2019, 18:05 WIB
Usia 20-an
Usia 20-an (ilustrasi: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Usia 20-an merupakan masa transisi dari remaja menuju kedewasaan. Di masa ini pun, kamu juga lebih sering memerhatikan penampilan. Naiknya berat badan menjadi hal yang selalu ditakutkan oleh beberapa orang, terutama kaum hawa. 

Tak hanya merugikan penampilan, kenaikan berat badan juga dapat memengaruhi kesehatan keseluruhan. Sudah banyak metode diet yang menjanjikan penurunan berat badan. Namun, diet seringkali begitu sulit dilakukan.

Kabar baiknya adalah bahwa usia 20-an adalah waktu yang tepat untuk berpisah dengan praktik-praktik yang tidak sehat dan menciptakan kebiasaan yang lebih sehat. Pola ini akan membantumu mengendalikan angka berat badan yang makin melonjak.

Tak perlu diet ketat, berikut strategi untuk menurunkan berat badan pada usia 20-an, dilansir Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (19/6/2019).

Pola Makan Sehat

Ilustrasi makanan sehat
Ilustrasi makanan sehat

Jika kamu telah memasuki dunia kerja, minum kopi dan sarapan roti mungkin menjadi 'ritual' wajib pagimu. Apa pun masalahnya, 'ritual' ini hanya akan berkontribusi pada kenaikan berat badan.

Tingkatkan pola makan sehat melalui perubahan-perubahan perlahan namun menyehatkan. Seperti mengurangi jumlah makanan tinggi lemak dan kalori tinggi yang kamu konsumsi. Misalnya, minum air dan mengindari alkohol atau soda, makan roti gandum dan yogurt untuk sarapan.

Fokus Pada Lemak Sehat yang Mengenyangkan

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Sejak lemak didemonstrasikan sebagai hal buruk, orang mulai makan lebih banyak gula, karbohidrat olahan dan makanan olahan sebagai gantinya. Namun, waktu terus berubah. Penelitian sekarang menunjukkan bahwa lemak memiliki sisi positif.

Tidak semua lemak diciptakan sama. Disarankan untuk makan lebih banyak lemak dan protein sehat serta mengurangi karbohidrat. Lemak tak jenuh adalah yang paling sehat dan dapat ditemukan dalam makanan lezat, seperti alpukat, almond, minyak zaitun, salmon, dan biji rami.

Waspada Klaim Pemasaran Makanan

Ilustrasi Makanan Ringan
Ilustrasi Makanan Ringan (sumber: iStockphoto)

Waspadalah terhadap kata kunci dan klaim pemasaran. Perusahaan yang membuat semuanya, mulai dari minuman ringan hingga makanan olahan mungkin tidak selalu mengatakan kebenaran tentang seberapa sehat makanan yang ditawarkan.

Penggunaan kata kunci seperti "organik" dan "alami" dapat membuatmu terkecoh ketika mencoba membuat pilihan yang sehat. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2014 di Food Studies: An Interdisciplinary Journal, para peneliti meminta 318 mahasiswa untuk menyatakan apakah mereka berpikir makanan itu sehat atau tidak sehat berdasarkan gambar kemasan.

Ketika gambar berisi kata kunci makanan kesehatan seperti "organik" atau "gandum utuh," para peserta menilai makanan itu lebih sehat. Jangan menilai makanan dari kemasannya. Pastikan untuk selalu membaca label nutrisi untuk mendapatkan keseluruhan kandungannya.

Berkeringat Sebisa Mungkin

Banyak Berkeringat Saat Olahraga Tanda Lemak Terbakar?
Banyak Berkeringat Saat Olahraga Tanda Lemak Terbakar?

Apakah kamu memilih untuk berjalan, berlari, bersepeda, berenang, menari, atau berolahraga apapun. Memompa jantungmu sangat penting untuk mengontrol berat badan. 

Jika tujuanmu adalah menurunkan berat badan, kamu mungkin perlu mengeluarkan keringat lebih sering dari yang biasanya. Berkeringat juga memiliki banyak manfaat lain seperti membantu membersihkan tubuh dari logam berat, PCB, dan BPA.

Sabar dan Telaten

Gaya Hidup yang Sehat
Gaya Hidup yang Sehat

Membangun kebiasaan sehat pada masa sekarang dapat membantumu menjaga berat badan selama beberapa dekade mendatang. Tetapi butuh lebih dari beberapa minggu untuk membuat pola hidup sehat menjadi kebiasaan jangka panjang.

Menurut sebuah studi tahun 2009 di European Journal of Social Psychology, butuh waktu selama 66 hari untuk membangun kebiasaan, jadi disarankan untuk sabar dan telaten mengikuti pola hidup sehat sekitar 10 minggu untuk mendapatkan hasil yang menguntungkan.

Atur Pola Tidur

Bangun tidur
Ilustrasi bangun tidur (iStockphoto)

Begadang hingga larut malam bahkan pagi hari mungkin menjadi bagian dari kehidupanmu ketika berusia 20-an, tetapi jangan mengabaikan pentingnya tidur. The New York Times mencatat kekurangan tidur dapat menyebabkan makan lebih banyak, yang mengarah pada kenaikan berat badan.

Selain itu, jika kamu terus-menerus lelah, kemungkinan kamu tidak memiliki energi atau motivasi untuk berolahraga setiap hari. Jika memungkinkan, tidur sekitar delapan jam per malam. Lewati maraton film tengah malam demi jam tidur tambahan dan tubuhmu akan berterima kasih untuk itu.

Cari Teman yang Sadar Kesehatan

Ilustrasi olahraga
Ilustrasi olahraga (iStockphoto)

Sangat mudah untuk ditarik ke dalam gaya hidup yang tidak sehat ketika rekan-rekanmu tidak benar-benar peduli dengan kesehatan mereka. Tetapi jika penurunan berat badan adalah tujuanmu, bertemanlah dengan orang yang ingin menurunkan berat badan atau mengembangkan tubuh yang lebih sehat.

Berolahraga bersama pasangan memiliki banyak manfaat, termasuk motivasi bersama. Cari teman satu kos, di sekolah atau di tempat kerja untuk dapat memulai pola hidup sehat bersama. Dengan begitu kamu tak mudah terseret pada pola hidup merugikan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya