Liputan6.com, Jakarta Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, tayangan yang bergenre drama seri memang banyak diminati. Seperti halnya sinetron yang jadi acara favorit di Indonesia.
Selain itu ada pula sebuah drama Korea yang juga menyedot banyak penggemar. Drama Korea biasanya memiliki belasan episode tiap filmnya ini pun memiliki penggemar fanatik sendiri. Namun terlalu banyak menonton tayangan sejenis seperti sinetron maupun drama ternyata memiliki sebuah efek yang mengejutkan.
Advertisement
Baca Juga
Kejadian seperti ini dialami oleh Chen, seorang laki-laki berusia 19 tahun yang berasal dari Jiangsu, Tiongkok. Chen merupakan seorang pria yang memiliki hobi menonton drama setiap hari. Karena menghabiskan banyak waktu menonton drama di tempat tidur, ia kini terserang stroke di usia mudanya.
Otaknya mengalami masalah yang biasanya dialami oleh orang yang telah berusia 50 tahun. Keadaan seperti ini malah dialaminya yang baru berumur 19 tahun.
Berikut ulasan mengenai remaja yang mengalami strok karena kecanduan nonton drama yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (4/11/2019).
Kecanduan drama yang tak patut ditiru
Menyukai tayangan drama memang sesuatu hal yang wajar. Banyak orang yang menyukai drama dan sesekali menyempatkan waktu untuk menontonnya. Namun menonton drama setiap waktu bukanlah sesuatu hal yang bagus dan ternyata dapat menyebabkan timbulnya sebuah penyakit.
Mengutip dari Litchi News, Chen seorang laki-laki 19 tahun hampir kehilangan nyawa saat terkena stroke karena kebanyakan menonton drama. Selain kecanduan menonton drama, Chen pun memiliki gaya hidup yang sangat buruk.
Ia memiliki kebiasaan merokok, tidak pernah berolahraha dan selalu terbaring di tempat tidur sambil menonton drama setiap hari usai makan.
Advertisement
Mengalami stroke seperti yang biasa dialami orang berusia 50 tahun
Dokter yang menangani Chen ini pun heran. Pasalnya, stroke biasanya dialami oleh orang yang berusia 50 tahunan. Namun kali ini ia menangani pasien yang masih berusia 19 tahun.
Mengutip dari Oriental Daily, ternyata Chen menderita infark serebral. Suatu kondisi dimana arteri yang memasok darah dan oksigen ke otak menjadi sempit dan tersumbat. Hal ini diketahui usai ia merasa lemah pada anggota badan kanannya dan ia mulai tak jelas saat berbicara.
Selain menderita ateroklerosis, ia juga memiliki berat badan lebih dari 100 Kg
Chen pun harus menjalani sebuah operasi dimana dokter menemukan bahwa pembuluh darahnya tidak memiliki elastisitas dan ia juga menderita ateroklerosis. Ia pun memiliki plak, yang terdiri dari kolekterol dan kalsium lemak yang menumpuk di arteri. Selain itu, Chen memiliki berat badan lebih dari 100 Kg.
Saat mengalami stroke, sekitar 1,9 juta neuron yang dimiliki manusia mati. Jadi waktu untuk perawatan jadi sangat berharga dalam memulihkannya kembali.
Advertisement