Tokyo Catat Konfirmasi Pasien Positif COVID-19 Tertinggi, Capai 949 Kasus

Kenaikan pasien positif COVID-19 diduga karena libur akhir tahun.

oleh Novita Ayuningtyas diperbarui 27 Des 2020, 18:15 WIB
Diterbitkan 27 Des 2020, 18:15 WIB
Petugas memeriksa suhu tubuh penumpang asing yang turun dari kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di Yokohama, Jepang, Jumat (21/2/2020).
Petugas memeriksa suhu tubuh penumpang asing yang turun dari kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di Yokohama, Jepang, Jumat (21/2/2020). Sebanyak 74 WNI berada dalam kapal pesiar Diamond Princess, empat di antaranya positif terjangkit virus corona (COVID-19). (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta Gelombang baru COVID-19 kembali terjadi di Tokyo, Jepang. Pasalnya, pada hari ini (26/12/2020) tercatat adanya peningkatan kasus COVID-19 di Tokyo sebanyak 949 kasus. Data ini menjadi angka tertinggi pasien terkonfirmasi virus Corona.

Dilansir Liputan6.com dari Channel News Asia, Sabtu (26/12/2020) media lokal melaporkan jika keadaan Tokyo baik di pusat perbelanjaan ataupun transportasi terlihat tenang sehari setelah Perdana Menteri Yoshihide Suga mendesak warga untuk tetap berada di rumah karena adanya peningkatan kasus COVID-19.

Munculnya peningkatan kasus COVID-19 diduga karena adanya libur akhir tahun. Dimana masyarakat biasanya memilih berkumpul bersama keluarga atau mengunjungi kuil serta tempat suci lainnya.

Sebelum dimulainya libur akhir tahun, para ahli telah memperingatkan untuk moderasi demi mencegah peningkatan infeksi virus corona lebih tinggi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kasus di Hokkaido menurun

Peningkatan jumlah postif COVID-19 di Tokyo, Jepang sendiri berlanjut hingga saat ini. Bahkan, Suga mendapat kritik dari banyak pihak atas meningkatnya infeksi di Tokyo serta lambannya penanganan kasus COVID-19. Tak hanya itu saja, kritikan terhadap Suga di akhir September sempat mencuri perhatian. Pasalnya, ia diketahui menghadiri sebuah jamuan kelompok yang bertolak belakang dengan seruannya untuk berada di rumah dan menghindari kerumunan.

Sementara itu, penyebaran virus di Tokyo cukup kontras dengan di Hokkaido. Diketahui jika sejak mulai November lalu, jumlah kasus positif COVID-19 terus mengalami penurunan.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya