Liputan6.com, Jakarta Ilustrasi dari pengertian efek rumah kaca dapat dijelaskan secara sederhana dengan analogi kaca mobil. Pengertian efek rumah kaca adalah ketika sedang berada dalam mobil dengan kaca tertutup yang sedang parkir di bawah terik matahari.
Baca Juga
Advertisement
Panas yang masuk melalui kaca mobil, sebagian dipantulkan kembali ke luar melalui kaca tetapi sebagian lainnya terperangkap di dalam ruang mobil. Akibatnya suhu di dalam ruang lebih tinggi (panas) daripada di luarnya, ini persis pengertian efek rumah kaca yang terjadi di bumi.
Dalam Muhammad Sodiq (2013:11) dijelaskan para peneliti dari Universitas York memprediksikan ada sekitar lima milyar ton karbon yang dilepaskan ke atmosfer per tahunnya. Ini sesuai pengertian efek rumah kaca adalah meningkatnya kandungan gas karbondioksida (CO2) di atmosfer yang bergabung dengan gas lain seperti metana dan Chloro fluro carbon.
Berikut Liputan6.com ulas pengertian efek rumah kaca menurut para ahli, proses, dan dampaknya dari berbagai sumber, Senin (2/8/2021).
Pengertian Efek Rumah Kaca Menurut Para Ahli
1. Team SOS (2011: 10)
Pengertian efek rumah kaca adalah di atmosfer terjadi karena adanya gas-gas yang menyerap dan memancarkan radiasi infra red. Gas-gas tersebut disebut dengan gas-gas rumah kaca. Gas-gas rumah kaca meyerap radiasi panas infra red yang dipancarkan oleh permukaan bumi, panas akibat penyerapan radiasi matahari oleh atmosfer itu sendiri dan panas yang diserap oleh awan.
2. Rismana dalam Muhammad Sodiq (2013:11)
Para peneliti dari Universitas York memprediksikan ada sekitar lima milyar ton karbon yang dilepaskan ke atmosfer per tahunnya. Ini sesuai pengertian efek rumah kaca adalah meningkatnya kandungan gas karbondioksida (CO2) di atmosfer yang bergabung dengan gas lain seperti metana dan Chloro fluro carbon.
3. Asosiasi Energi New Mexico, Amerika Serikat (AS)
Menurut Asosiasi Energi New Mexico, Amerika Serikat (AS), pengertian efek rumah kaca adalah kejadian di mana panas di Bumi terperangkap karena terhalang oles gas emisi seperti karbon dioksida pada atmosfer. Gas emisi tersebut kebanyakan berasal dari asap kendaraan dan pabrik serta kebakaran hutan.
4. Badan Perlindungan Lingkungan (AS)
Badan Perlindungan Lingkungan (AS) menyebutkan bahwa pengertian efek rumah kaca adalah proses meningkatnya suhu rata-rata permukaan Bumi karena lapisan atmosfer Bumi yang kian menipis bahkan bocor. Hal ini menjadikan cuaca di Bumi semakin panas karena sinar matahari tidak lagi terhalang oleh lapisan atmosfer.
5. Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam
Pengertian efek rumah kaca adalah krisis lingkungan dan kemanusiaan yang sedang terjadi di Bumi. Suhu permukaan Bumi kian meningkat akibat terperangkap oleh gas karbon dioksida yang semakin banyak dari hari ke hari, dan menjadikan Bumi semakin panas dan rawan akan bencana.
6. Kemendikbud (2013: 198)
Kontributor terbesar pemanasan global atau menjadi pengertian efek rumah kaca adalah saat ini karbon dioksida (CO2) hasil emisi kendaraan bermotor, metana (CH4) hasil dari pembakaran sampah maupun kotoran hewan, Nitrogen Oksida (N2O) yang berasal dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC).
7. Akivitas bumi ternyata berpengaruh terhadap bumi itu sendiri di mana sesuai pengertian efek rumah kaca bahwa dampak dari aktivitas bumi (pemicunya) tersebut merupakan kenaikan suhu bumi.
Advertisement
Proses Terjadinya Efek Rumah Kaca
Proses terjadinya efek rumah kaca dapat dijelaskan sebagai berikut. Dalam rumah kaca (greenhouse) yang digunakan dalam budidaya terutama di negara yang mengalami musim salju, atau percobaan tanaman dalam bidang biologi dan pertanian.
Energi matahari (panas) yang masuk melalui atap kaca sebagian dipantulkan keluar atmosfer dan sebagian lainnya terperangkap di dalam greenhouse sehingga menaikkan suhu di dalamnya.
Contoh lain yang dapat mengilustrasikan proses terjadinya efek rumah kaca adalah ketika kita berada dalam mobil dengan kaca tertutup yang sedang parkir di bawah terik matahari.
Panas yang masuk melalui kaca mobil, sebagian dipantulkan kembali ke luar melalui kaca tetapi sebagian lainnya terperangkap di dalam ruang mobil. Akibatnya suhu di dalam ruang lebih tinggi (panas) daripada di luarnya.
Dalam proses terjadinya efek rumah kaca, terdapat gas kaca yang keluar dan membentuk lapisan yang menyelimuti bumi. Gas kaca ini berupa CO2 (karbon dioksida), metana, NOx (nitrogen dioksida), serta beberapa gas lainya yang merupakan reaksi alamiah industri.
Jika gas efek rumah kaca ini terlepas, maka partikelnya mampu naik sampai lapisan troposfer lalu membentuk lapisan yang menyelimuti bumi.
Berikut adalah rincian energi yang memantul lagi ke bumi:
25% : dipantulkan awan dan partikel partikel lain
25% : di serap oleh awan
45% : di serap oleh permukaan bumi
10% : dipantulkan lagi oleh permukaan bumi
Bumi dilapisi oleh lapisan atmosfer. Dengan proses terjadinya efek rumah kaca, akan ada partikel gas yang melayang di antara bumi dan lapisan atmosfer tersebut. Hal ini menyebabkan panas bumi memantul dan harus di bawa keluar.
Namun pada prosesnya, panas bumi kembali masuk sehingga suhu bumi naik dan akhirnya menghangat. Pada awalnya, kondisi bumi hanya akan menghangat saja. Namun jika ini terus berlanjut, bumi bukan hanya menghangat tapi juga memanas yang sifatnya mengglobal, dikenal dengan pemanasan global (global warming).
Penyebab Efek Rumah Kaca
1. Konsumtif
Sifat yang berlebihan dalam mengonsumsi suatu barang ternyata juga berdampak buruk terhadap lingkungan. Dilansir dari reusethisbagproduk-produk yang digunakan manusia berkontribusi 60% penghasil gas rumah kaca.
Hal itu dikarenakan penggunaan energi untuk memproduksi produk tersebut dan menjaganya untuk tetap bisa digunakan membutuhkan jumlah energi yang sangat banyak. Di mana energi tersebut meliputi penggunaan listrik dan batu bara.
Dikutip dari Eco Watch, PBB mengungkapkan perkiraan konsumen yang membeli pakaian 60 persen lebih banyak dari 15 tahun belakangan. Namun pakain yang terbeli hanya disimpan dan tidak dikenakan. Hal ini juga terjadi pada produk-produk elektronik namun penggunaannya sebenarnya amat jarang.
2. Sampah Plastik
Penyebab efek rumah kaca selanjutnya berasal dari hasil kegiatan manusia. Salah satunya ada tumpukan sampah plastik yang tak terkendali sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan.
Menurut penelitian, plastik mengeluatkan gas metana dan etilena ketika terkena sinar matahari dan berakibat rusak. Gas metana alami atau buatan dikatakan sebagai penyebab utama perubahan iklim. Tentu saja hal ini akan berhubungan dengan peningkatan pemanasan global.
3. Hutan Menyempit
Hutan yang semakin sempit pun termasuk penyebab efek rumah kaca. Maka ketika telah terjadi kebakaran hutan secara besar-besaran, patut diselidiki pelaku utamanya. Lahan hutan sangat berperan penting untuk makhluk hidup, hutan merupakan paru-paru dunia yang seharusnya dijaga. Hutan yang menyempit akan membuat cuaca semakin memburuk.
Tanpa hutan, tak ada yang membantu mengubah karbondioksida menjadi oksigen. Hal ini kemudian akan berdampak pada pernapasan yang semakin terganggu. Dampaknya, pencemaran udara akan terjadi.
Menurut Bank Dunia dunia masih kehilangan sekitar 14,5 juta hektar hutan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia yang illegal dan legal.
Pembukaan lahan dengan cara pembakaran untuk area industry dan tempat tinggal juga menyebabkan efek rumah kaca dan berkurangnya sejumlah pohon yang seharusnya bisa menyerap karbon dioksida.
4. Polusi Metana
Gas metana adalah salah satu gas yang menjadi penyebab efek rumah kaca. Gas ini menempati urutan kedua dalam perusakan lingkungan. Gas metana berasal dari bahan-bahan organik. Terutama terkait hasil pemecahan bakteri pada pertanian, perkebunan, dan peternakan.
Semakin tinggi produksi hewan ternak maka gas metana inilah salah satu contohnya. Semakin meningkat produksinya, maka yang akan dilepaskan ke permukaan bumi juga semakin meningkat.
Metana termasuk gas rumah kaca. Di mana ia dapat memerangkap panas dalam atmosfer. Metana dipancarkan selama kegiatan produksi batu bara, gas alam, dan minyak.
Sisa makanan manusia yang terbuang dan menjadi sampah pun akan menghasilkan metana. Indonesia termasuk negara nomor dua terbesar di dunia penghasil sampah makanan.
5. Gas Karbon Monoksida
Gas karbon monoksida bisa menjadi penyebab efek rumah kaca. Gas ini amat berkaitan erat dengan aktivitas manusia. Apalagi jika aktivitas manusia ini berkaitan dengan penggunaan kendarakan bermotor. Gas karbon monoksida inilah yang akan dikeluarkan oleh kendarakan bermotor dan sebabkan polusi.
Membatasi penggunaan kendarakan bermotor bisa dijadikan solusinya. Misal lebih banyak berjalan kaki dan menggunakan kendarakan umum. Meski tak sepenuhnya mengatasi, setidaknya polusi bisa dikurangi.
6. Boros Listrik
Boros listrik pun bisa menjadi penyebab efek rumah kaca. Pasalnya, ada penguapan pada listrik yang terlalu sering digunakan. Oleh karena itu, sebaiknya lebih efisien menggunakan listrik. Penggunaan listrik diseusuaikan dengan kebutuhan dan tidak asal-asalan.
Meskipun pembayaran pajak listrik sudah dibayar, hal ini tetap harus diterapkan untuk mencegah terjadinya penyebab efek rumah kaca. Bukan semata-mata masalah uang, tetapi masalah kesehatan lingkungan.
Pengaruh buruknya bisa menambah gas karbondioksida ke bumi. Hingga sebabkan pemanasan global. Tak hanya boros pengeluaran, tetapi juga merusak lingkungan.
7. Bahan Bakar Bensin
Penggunaan bahan bakar bensin secara cuma-cuma juga bisa menjadi penyebab efek rumah kaca. Bahan bakar bensin yang digunakan pada mobil dan motor misalnya. Saat bensin digunakan sebagai bahan bakar, maka akan timbulkan gas karbondioksida. Bahayanya, gas ini akan sangat berpengaruh pada pemanasan global.
Gas karbondioksida ini pada akhirnya akan menangkap cahaya panas. Namun sayangnya, cahaya panas ini tidak bisa disalurkan ke luar angkasa. Pada akhirnya, cahaya panas hanya akan kembali ke bumi. Hingga berdampak buruk bagi polusi udara di bumi.
8. CFC Tidak Terkontrol
CFC merupakan Cloro Four Carbon. CFC ini termasuk penyebab efek rumah kaca yang sulit dihindarkan. Akan tetapi, CFC ini masih bisa ditangani dan dikendalikan.
CFC merupakan bahan kimia yang digabungkan menjadi alat rumah tangga. Peralatan ini memang bermanfaat untuk menunjang kehidupan, tetapi jika berlebihan juga tak direkomendasikan.
CFC biasanya terdapat pada kulkas dan AC. Penggunaan yang berlebihan dan tak sesuai aturan akan berdampak buruk bagi lingkungan, seperti pemanasan global.
9. Penggunaan Tisu Berlebihan
Penggunaan tisu secara berlebihan bisa menjadi penyebab efek rumah kaca. Tidak bisa dipungkiri bahwa tisu adalah benda yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, penggunaannya yang berlebihan ternyata menjadi penyumbang meningkatnya pemanasan global. Hal ini karena tisu terbuat dari serat kayu yang berasal dari pohon yang diolah menggunakan teknologi canggih.
Semakin banyak tisu yang digunakan manusia, maka makin banyak pula serat kayu yang digunakan. Semakin sedikit persediaan pohon di bumi, maka akan semakin berkurang oksigen dan berakibat penipisan lapisan ozon. Hal ini juga akan menjadikan kualitas udara memburuk dan akan merugikan manusia.
10. Gas Industri
Gas dari industri pun termasuk penyebab efek rumah kaca. Meski begitu, masih banyak industri yang mengabaikan. Pemerintah pun tak tegas menanggapi dan memberikan sanksi agar jera.
Gas dari industri akan menyebabkan pencemaran udara. Terutama karena asap pabriknya yang berlebihan dan tak ditampung dengan benar. Ada gas karbondioksida, karbon monoksida, gas metana, dan lain sebagainya.
Kadar karbon yang dihasilkan akibat kegiatan industry yaitu sebesar 412 bagian per juta dalam 150 tahun terakhir. Karbon dioksida, metana dan nitrogen oksida yang telah menyebabkan peningkatan suhu bumi selama 50 tahun terakhir.
International Energy Agency melaporkan antara tahun 2000-2016 negara yang menyumbang emisi karbon dioksida terbesar yang pertama yaitu Republik Rakyat China. Sedangkan Indonesia berada di urutan ke-6 setelah Rusia dengan nilai 2,053 miliar ton.
Advertisement
Dampak Efek Rumah Kaca
1. Dampak Baik Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca adalah proses masuknya radiasi dari matahari dan terjebaknya radiasi di dalam atmosfer akibat GRK sehingga menaikkan suhu permukaan bumi.
Justru pada proporsi tertentu, efek rumah kacalah yang memberikan kesempatan kehidupan berbagai makhluk di planet ini. Artinya efek rumah kaca bukan sesuatu yang buruk, namun justru memberikan manfaat bagi kehidupan.
Kalau saja tidak ada efek rumah kaca, maka suhu rata-rata permukaan bumi bukanlah 15°C seperti sekarang ini, melainkan -18°C. Proses terjadinya efek rumah kaca ini berkaitan dengan daur aliran panas matahari.
Kurang lebih 30% radiasi matahari yang mencapai tanah dipantulkan kembali ke angkasa dan diserap oleh uap, gas karbon dioksida, nitrogen, oksigen, dan gas-gas lain di atmosfer. Sisanya yang 70% diserap oleh tanah, laut, dan awan. Pada malam hari, tanah dan badan air itu relatif lebih hangat daripada udara di atasnya.
2. Dampak Buruk Efek Rumah Kaca
Peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C antara tahun 1990 dan 2100.
Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas dari proses terjadinya efek rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.
Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
Protokol ini mengharuskan negara-negara industri untuk menurunkan emisinya sebesar 5,2 persen di bawah tingkat emisi tahun 1990 dengan target waktu tahun 2012 dan baru memperoleh kekuatan hukumnya secara internasional pada tanggal 16 Februari 2005.
Hingga 23 Oktober 2007 sudah 179 negara yang meratifikasi Protokol Kyoto tersebut. Hal ini adalah upaya dan bukti komitmen negara-negara sedunia dalam mengurangi emisi Gas Rumah Kaca atau proses terjadinya efek rumah kaca, demi menanggulangi permasalahan lingkungan yang terjadi saat ini.