Liputan6.com, Jakarta Fungsi relay pada listrik bukan hanya sebagai pengendali arus listrik, namun masih banyak yang lainnya. Pengertian relay adalah saklar elektromekanikal yang digunakan untuk membuka dan menutup rangkaian listirk serta menstimulasi listrik kecil menjadi arus yang lebih besar.
Pada dasarnya relay digunakan sebagai penghubung dan pemutus arus listrik. Elektromagnet yang ada pada relay akan menggerakkan switch. Dengan demikian, arus listrik dengan daya kecil dapat mendistribusikan listrik menuju tegangan yang lebih tinggi.
Cara kerja relay adalah dengan mengontrol satu rangkaian listrik dengan membuka dan menutup kontak pada rangkaian lainnya.Terdapat dua bagian pokok dari relay, yakni elektromagnet dan mekanikal. Yang dimaksud dengan mekanikal, yakni seperangkat switch atau kontak saklar.
Advertisement
Berikut ini penjelasan mengenai fungsi relay, jenis-jenis, dan cara kerjanya pada listrik yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (7/10/2021).
Fungsi Relay pada Listrik
Fungsi relay yang utama pada rangkaian elektronika adalah sebagai media stimulus untuk mengubah listrik kecil menjadi arus listrik yang lebih besar menggunakan daya elektromagnetisme. Terdapat banyak sekali fungsi relay yang bisa kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Seringkali relay digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri pabrik, kebutuhan rumah, dan juga otomotif. Konversi arus listrik ini terjadi ketika input listrik mengaktifkan elektromagnet untuk membentuk atau memutus sirkuit yang ada. Berikut ragam fungsi relay lainnya yang perlu Anda ketahui, diantaranya:
1. Pengendali Arus Listrik Kendaraan
Mobil serta kendaraan bermotor lain, seperti sepeda motor juga menggunakan relay. Di sini relay digunakan sebagai pengendali arus yang cukup besar, menggunakan arus kecil. Contohnya ketika mobil sedang dinyalakan pasti akan menggunakan kontak starter. Supaya starter dapat diputar, maka diperlukan adanya arus yang besar.
2. Pengontrol Panel Listrik
Anda dapat menjumpai relay pada panel listrik. Fungsi relay di sini bermanfaat sebagai kendali atas kontaktor yang mempunyai kapasitas arus listrik yang tergolong besar.
3. Perantara Kontaktor PLC
PLC, sebagai kendali utama, pasti tidak dapat langsung mengendalikan kontaktor. Hal tersebut disebabkan karena adanya batas pada kapasitas yang bisa dilalui PLC, sehingga relay menjadi perantaranya.
4. Melindungi Kelistrikan Klakson
Perlu Anda pahami, adanya relay klakson di kendaraan bermotor, baik itu pada motor maupun mobil, tidak akan berdampak pada pemakaian aki. Hal ini disebabkan karena agar relay bisa beroperasi, maka harus menggunakan listrik. Manfaat relay pada sebuah klakson bertujuan agar tidak menimbulkan kerusakan pada sebuah kendaraan.
5. Mengontrol Motor AC
Salah satu fungsi relay dapat kita temukan pada perangkat AC. Relay AC memiliki fungsi untuk mengontrol motor kompresor, motor kipas dan motor pompa pendingin untuk dapat kita kontrol.
6. Sistem Kontrol Digital
Selanjutnya, fungsi relay adalah sebagai sistem kontrol digital. Sistem kontrol digital ini membutuhkan relai untuk memiliki kemampuan beradaptasi dengan sinyal tingkat rendah, sensitivitas sedang, tindakan cepat, dan keandalan switching yang tinggi.
Advertisement
Jenis-jenis Relay
Terdapat banyak sekali jenis relay yang dijual dipasaran, diantarnya seperti relay lampu, relay 4 kaki, relay 5 kaki, relay starter, relay arduino, dan masih banyak lagi yang lainnya. Namun dalam ketetapan international, beberapa jenis relay adalah sebagai berikut :
1. Single Pole Double Throw (SPDT Relay)
SPDT juga termasuk dalam jenis-jenis relay, SPDT adalah relay yang mempunyai 5 buah terminal, yang mana 3 buah terminal difungsikan sebagai saklar, sedangkan 2 terminal yang lain sebagai coil.
2. Single Pole Single Throw (SPST Relay)
Terdapat berbagai macam jenis relay, SPST menjadi salah satu diantaranya. Yang dimaksud dengan SPST yaitu relay yang mempunyai 4 buah terminal yang mana 2 buah terminal digunakan sebagai saklar, sedangkan 2 lainnya dipakai untuk coil.
3. Double Pole Double Throw (DPDT Relay)
DPDT adalah relay yang mempunyai 8 buah terminal. 6 buah terminal diantaranya menjadi 3 pasang relay SPDT dan dikontrol menggunakan sebuah coil. Sedangkan 2 buah terminal lainnya berfungsi sebagai coil.
4. Double Pole Single Throw (DPST Relay)
Yang dimaksud dengan DPST yakni jenis relay yang mempunyai 6 buah terminal yang mana 4 buah terminal menjadi 2 pasang saklar, sedangkan 2 terminal yang lain sebagai coil. Jenis relay yang satu ini bisa dijadikan menjadi 2 saklar, di mana keduanya dikendalikan menggunakan sebuah coil.
Cara Kerja Relay
Sebelum memahami cara kerja relay, Anda harus mengetahui terlebih dahulu komponen yang menyusun relay. Komponen tersebut terdiri dari 4, diantaranya yaitu elektromagnetik (coil), armature, switch contact point (saklar), dan spring.
Saklar yang terdapat pada kontak pont sendiri dikelompokkan menjadi 2 macam, yakni normally close (NC) dan normally open (NO). Yang dimaksud dengan normally close yakni posisi tertutup dalam keadaan awal ketika relay belum diaktifkan. Sedangkan yang dimaksud dengan normally open yaitu posisi terbuka pada keadaan awal saat relay belum diaktifkan.
Ketika tegangan listrik mengalir pada sebuah elektromagnetik, maka akan membentuk sebuah medan magnet. Tegangan itulah yang kemudian menjadi sumber daya pada relay. Kemudian medan magnet tersebut menarik armature yang posisinya ada di sisi atasnya. Dengan demikian, dua ujungnya akan saling terhubung (dengan posisi NO).
Setelah itu, saklar tersebut dapat menyalurkan arus listrik pada posisi yang baru, yaitu NO. Kemudian, saklar tersebut akan tersambung dengan perangkat dari luar yang akan dikendalikan relay, misalnya saja, tegangan listrik dengan daya yang tinggi dan saklar lampu.
Ketika daya listrik yang mengalir terputus, menyebabkan medan magnet yang ada di elektromagnetik akan menghilang. Kemudian, saklar akan berada pada posisi awal, yakni NC. Dengan demikian, perangkat yang sedang digunakan akan terputus secara otomatis.
Advertisement