Liputan6.com, Jakarta Seni kriya adalah seni terapan. Artinya, seni kriya adalah kegiatan berkesenian yang berbeda dengan jenis seni lainnya. Jika seni lain, seperti seni rupa, seni tari, dan seni musik, lebih menitikberatkan pada nilai-nilai estetika, seni kriya tidak demikian.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Alih-alih hanya menitikberatkan pada nilai-nilai estetika saja, seni kriya adalah seni yang yang menitikberatkan pada nilai guna juga. Artinya, seni kriya adalah seni yang tujuannya menghasilkan produk yang dapat berguna dan berfungsi dalam kegiatan manusia di kehidupan sehari-hari.
Contoh dari produk seni kriya adalah pakaian yang dibuat dari kain perca, tembikar, kerajinan kulit, tekstil dan sebagainya.
Dari contoh tersebut, dapat dipahami bahwa seni kriya adalah seni yang menitikberatkan pada keterampilan tangan dalam mengolah bahan baku yang di dapat di lingkungan sekitar, termasuk limbah dan bahan bekas untuk dijadikan produk yang bernilai seni dan bernilai guna.
Berikut adalah pembahasan lengkap mengenai seni kriya, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (23/9/2022).
Pengertian Seni Kriya
Seni kriya merupakan kata majemuk atau frasa yang terdiri atas dua kata, yakni "seni" dan "kriya." Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, seni adalah keahlian membuat karya yang bermutu dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dan sebagainya; karya yang diciptakan dengan keahlian yang luar biasa, seperti tari, lukisan, ukiran. Sedangkan kriya berarti pekerjaan kerajinan tangan.
Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa seni kriya adalah kesenian yang membutuhkan keahlian untuk memproduksi karya seni bermutu dengan tangan.
Dalam artikel berjudul "Keunikan Gagasan dan Makna Kriya Kayu Karya Munsir" Gufran (2014) menyebutkan bahwa kata kriya merupakan kata yang berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti kerja. Kemudian disandingkan dengan kata "seni" yang memiliki padanan kata "art" dalam bahasa Inggris yang berarti hasil karya manusia yang mengandung keindahan.
Dari penjelasan tersebut, Gufran menyimpulkan bahwa seni kriya adalah semua hasil karya manusia yang memerlukan keahlian khusus yang berkaitan dengan tangan, sehingga seni kriya sering juga disebut kerajinan tangan.
Pengertian dibuat dengan tangan sama sekali tidak mengabaikan penggunaan alat, namun perlu diingat bahwa pemakaian alat semata-mata hanya digunakan untuk mencapai produksi. Penggunaan alat dalam proses pembuatan seni kriya artinya, dalam proses pembuatan barang kriya harus sepenuhnya menguasai alat tersebut, bukan melayani alat atau menggunakan mesin otomatis.
Sementara itu dalam artikel berjudul "Seni Kriya Antara Tekhnik dan Ekspresi," Rispul (2012), mengungkapkan bahwa secara umum seni kriya adalah suatu karya yang dikerjakan dengan menggunakan alat sederhana, mengandalkan keterampilan tangan dan secara fungsional memiliki kegunaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Seni kriya adalah karya seni yang mencerminkan kegunaan bagi pemenuhan kelangsungan hidup manusia sehari-hari, identitas, dan integritas sosial, sertainteraksi sosial yang melibatkan orang lain dalam pembuatan dan penikmatannya.
Dari sejumlah penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa seni kriya adalah salah satu cabang kesenian yang membutuhkan keterampilan tangan, baik dengan alat atau tidak, untuk menghasilkan produk yang memiliki nilai seni dan nilai guna untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari manusia.
Advertisement
Jenis-Jenis Seni Kriya
Seni kriya adalah adalah cabang seni yang dapat dibedakan berdasarkan bahan-bahan yang digunakan. Tentu ada banyak bahan yang bisa digunakan dalam seni kriya. Bahkan bahan bekas atau limbah pun dapat digunakan untuk membuat seni kriya. Namun secara umum, ada enam jenis seni kriya, yakni seni kriya kayu, seni kriya tekstil, seni kriya keramik, seni kriya logam, seni kriya kulit, dan seni kriya batu.
Seni Kriya Kayu
Salah satu jenis seni kriya adalah seni kriya kayu. Seni kriya kayu sendiri merupakan cabang dari seni kriya yang melibatkan kayu sebagai bahan bakunya. Seni kriya kayu selalu mengkombinasikan nilai fungsi dan estetika dengan menggunakan bahan kayu. Contoh dari seni kriya kayu ini adalah wayang golek, patung, topeng, perkakas dari kayu, dan berbagai macam ukiran lainnya.
Seni Kriya Tekstil
Seperti namanya, seni kriya tekstil merupakan seni yang melibatkan bahan menggunakan bahan tekstil atau kain. Tidak hanya memanfaatkan kain sebagai bahan baku, seni kriya tekstil bahkan juga termasuk dalam proses pembuatan kain mulai dari bahan dasarnya, mulai dari serat yang dipilin menjadi benang, kemudian dari benang ditenun hingga menjadi kain. Seni kriya tekstil dikelompokkan menjadi dua macam, yakni karya tenun dan karya batik.
Seni Kriya Keramik
Seni kriya keramik adalah jenis seni kriya yang melibatkan tanah liat sebagai bahan bakunya. Seni kriya keramik menitikberatkan pada penggunaan sejumlah teknik agar dapat mengubah tanah liat menjadi keramik yang indah. Adapun teknik yang digunakan dalam seni kriya keramik antara lain adalah teknik slab, putar, pilin, dan di cetak tuang. Contoh hasil dari seni kriya keramik antara lain adalah guci, gerabah, gentong, kuwali, termasuk juga genting.
Seni Kriya Logam
Seperti namanya, seni kriya logam adalah jenis seni kriya yang melibatkan loga sebagai bahan bakunya. Logam yang digunakan dalam seni kriya logam bisa menggunakan besi, baja, tembaga, perunggu, emas, maupun perak.
Teknik pembuatan seni kriya logam terdiri dari 2 cara, yakni di cetak lilin dan menggunakan teknik bivalve. Adapun contoh hasil dari seni kriya logam antara lain adalah, perangkat alat musik gamelan, pisau dapur, senjata tajam, keris, dan perhiasan (cincin, gelang, kalung, dsb.
Seni Kriya Kulit
Seni kriya kulit adalah jenis seni kriya yang melibatkan kulit sebagai bahan bakunya. Adapun bahan baku kulit yang digunakan antara lain adalah kulit sapi, kulit kerbau, kulit buaya, dan yang lainnya.
Kulit hewan tersebut mengalami sejumlah proses panjang, mulai dari memisahkan dari tubuh hewan tertentu, mencuci dengan cairan khusus, dan seterusnya. Adapun contoh hasil dari seni kriya kulit antara lain adalah wayang, dompet, tas, ikat pinggang, sepatu, jaket, dan sebagainya.
Seni Kriya Batu
Seni kriya batu adalah seni kriya yang menggunakan batu sebagai bahan dasarnya. Batu yang digunakan sebagai bahan baku nantinya akan diproses sedemikian rupa dengan berbagai teknik agar terlihat indah dan memiliki nilai jual yang tinggi.
Contoh hasil dari seni kriya batu antara lain adalah patung, cobek, perhiasan, dan sebagainya.
Teknik-Teknik dalam Seni Kriya
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, seni kriya adalah jenis seni yang menitikberatkan pada keterampilan tangan dalam memanfaatkan alat dan bahan untuk menghasilkan suatu karya yang memiliki nilai estetika dan nilai guna. Untuk dapat memanfaat alat dan bahan yang dilibatkan, menguasai teknik tentu sangat penting dalam proses seni kriya.
Adapun teknik-teknik yang digunakan dalam seni kriya adalah teknik pahat atau ukur, teknik butsir, teknik tenun, teknik anyaman, dan teknik batik.
Teknik Ukir atau Pahat
Seni kriya adalah suatu proses membuat karya yang membutuhkan teknik khusus, tergantung jenis seni kriya yang dibuat. Misalnya saja untuk membuat patung dengan menggunakan bahan baku batu atau kayu, teknik pahat tentu sangat dibutuhkan dalam proses ini. Teknik pahat atau ukir adalah sebuah teknik yang teknik yang bertujuan untuk menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda yang diukir.
Selain pada batu atau kayu, teknik ukir juga dapat diterapkan pada bahan-bahan seperti logam, tulang, bahkan sampai kulit hewan sebagai bahan dasar.
Teknik Butsir
Teknik butsir adalah teknik dalam seni kriya yang digunakan untuk tujuan menambah dan mengurangi objek. Teknik butsir biasanya digunakan dalam seni kriya keramik. Teknik butsir biasanya digunakan dalam pembuatan keramik seperti guci, vas bunga, dan lain-lain.
Teknik Tenun
Teknik Tenun sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu tenun songket dan tenun ikat. Perbedaan tenun ini terdapat pada cara pembuatan dan bahannya. Tenun songket dibuat dengan benang perak, emas dan benang sutra. Sedangkan tenun ikat biasanya melibatkan bahan-bahan berupa serat-serat yang berasal dari tumbuhan.
Teknik Anyaman
Tekni anyaman merupakan teknik yang digunakan untuk tujuan menggabungkan bahan baku yang umumnya memiliki bentuk memanjang agar menjadi suatu satu kesatuan. Dengan teknik anyaman, bahan baku akan disatukan secara tumpang tindih, silang-menyilang, lipat-melipat, bolak-balik, dan lungsen dengan pola yang sudah ditentukan.
Bahan-bahan untuk membuat kriya dengan teknik anyaman adalah rotan, bambu, pandan, lontar, mendong, eceng gondok, kertas, plastik, dan sebagainya.
Teknik Batik
Secara umum, teknik batik masih dapat dibedakan menjadi dua, yakni batik tulis dan batik cap. Bati tulis adalah cara untuk menutupi bagian kain polos dengan malam yang ditorehkan dengan menggunakan alat yang bernama canting. Sedangkan teknik batik cap adalah teknik yang digunakan untuk menutupi bagian kain polos dengan malam yang ditorehkan dengan alat cap.
Teknik batik ini digunakan agar ketika proses pewarnaan, bagian kain yang terkena malam tidak ikut terwarnai, sehingga membentuk corak yang indah.
Advertisement