Liputan6.com, Jakarta Sadar atau tidak, kecerdasan buatan atau yang dikenal dengan Artificial Intelligence (AI) sudah diterapkan dalam kehidupan masa kini. AI adalah kecerdasan yang dibuat dan ditambahkan oleh manusia ke dalam suatu sistem teknologi, yang diatur dan dikembangkan dalam konteks ilmiah, terbentuk dari kecerdasan entitas ilmiah yang ada.
Kecerdasan buatan memungkinkan mesin untuk mengevaluasi, menginput suatu hal baru, dan bertindak seperti manusia. Dengan menggunakan teknologi AI, komputer dilatih untuk menyelesaikan tugas tertentu dan mengenali pola dalam data. AI juga telah mencapai keakuratan yang sangat mengagumkan.
Baca Juga
Namun siapa sangka, kecerdasan buatan ini menjadi pemimpin di sebuah partai politik. Partai Sintetis di Denmark ini dipimpin oleh entitas AI yang dikenal dengan nama Leader Lars. Dari semua partai politik yang mengincar kursi di Parlemen Denmark tahun ini, Partai Sintetis menjadi yang paling menarik.
Advertisement
Didirikan pada bulan Mei oleh seniman kolektif Computer lars dan organisasi seni dan teknologi nirlaba MindFuture Foundation. Partai politik ini disusun oleh teknologi AI yang diprogram sesuai kebijakan semua partai kecil di Denmark yang tidak pernah mendapat kursi di parlemen sejak 1970-an.
Partai yang tidak dipimpin manusia melainkan teknologi AI ini berhasil menghebohkan dunia. Berikut cerita selengkapnya, dilansir Liputan.com dari Oddity Central, Senin (24/10/2022).
Dijadikan Sebuah Alternatif
Selain mempromosikan kehadiran AI dalam politik, Partai Sintetis juga bertujuan untuk menjadi alternatif bagi 20 persen penduduk Denmark yang tidak pernah memilih dalam pemilu.
“Kami mewakili data dari semua partai pinggiran, jadi semua partai yang mencoba untuk terpilih menjadi anggota parlemen tetapi tidak memiliki kursi,” lata pencipta partai, Asker Staunaes.
“Jadi, seseorang yang telah membentuk visi politik mereka sendiri yang ingin mereka wujudkan, tetapi mereka biasanya tidak memiliki uang atau sumber daya untuk melakukannya.” lanjutnya.
Beberapa kebijakan yang telah diusulkan Partai Sintetis sejauh ini termasuk menetapkan pendapatan dasar universal 100.000 krone Denmark atau setara Rp 206 juta per bulan, dan penciptaan sektor internet serta TI milik bersama di pemerintahan yang setara dengan publik lainnya.
“Ini adalah partai sintetis, begitu banyak kebijakan yang bisa saling bertentangan,” kata Asker Staunaes.
“Ketika Anda mensintesis, ini tentang memperkuat kecenderungan dan ekspresi tertentu dalam kumpulan besar pendapat. Dan jika itu bertentangan dengan dirinya sendiri, mungkin mereka bisa melakukannya dengan cara yang menarik dan memperluas imajinasi kita tentang apa yang mungkin terjadi.”
Advertisement
Akan Terus Dikembangkan
Karena setiap partai politik membutuhkan seorang pemimpin, Partai Sintetis telah menciptakan chatbot bertenaga AI bernama Leader Lars, dan orang-orang benar-benar dapat berbicara dengannya di Discord. Chatbot mengerti bahasa Inggris, tetapi hanya akan membalas dalam bahasa Denmark.
Namanya tidak akan ada di surat suara, karena undang-undang belum mengizinkannya, tetapi perwakilan manusia tampaknya berkomitmen untuk bertindak sebagai media AI.
“Pemimpin Lars adalah tokoh utama partai. Denmark adalah negara demokrasi perwakilan, begitu pula manusia dalam surat suara yang mewakili Pemimpin Lars dan yang berkomitmen untuk bertindak sebagai media AI,” kata pendiri partai tersebut.
“Orang-orang yang memilih Partai Sintetis harus percaya sebagai apa kami menjual diri kami, orang-orang yang benar-benar terlibat begitu banyak dengan kecerdasan buatan sehingga kami dapat menafsirkan sesuatu yang berharga dari mereka.”
Partai Sintetis saat ini hanya memiliki 11 tanda tangan dari 20.000 yang diperlukan untuk membuatnya memenuhi syarat untuk mencalonkan diri dalam pemilihan November ini, jadi kemungkinan besar tidak akan lolos.
Tetapi Asker Staunaes mengatakan bahwa ia dan rekan-rekannya berhubungan dengan sintetis lain dari seluruh dunia, untuk membuat versi lokal partai dan akhirnya memiliki beberapa bentuk Synthetic International.