Profil Friedrich Merz Kanselir Baru Jerman, Ternyata Pernah Tersingkir dari Partai Politik dan Jadi Pebisnis Besar

Profil Friedrich Merz, kanselir baru Jerman. Simak perjalanan politiknya, kebijakan konservatifnya, dan dampaknya bagi dunia.

oleh Rizka Nur Laily Muallifa Diperbarui 25 Feb 2025, 16:47 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2025, 16:47 WIB
Pemimpin Partai CDU Friedrich Merz di Berlin, Jerman, pada 3 Februari 2025.
Pemimpin Partai CDU Friedrich Merz di Berlin, Jerman, pada 3 Februari 2025. (Dok. AP/Ebrahim Noroozi)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Friedrich Merz resmi menjadi kanselir baru Jerman setelah partainya, Uni Demokratik Kristen (CDU), memenangkan pemilu federal pada 23 Februari 2025. Kemenangan ini mengakhiri kepemimpinan Olaf Scholz dari Partai Sosial Demokrat (SPD) dan menandai kembalinya blok konservatif ke pemerintahan Jerman.

Dalam pemilu ini, CDU/CSU memperoleh 28,5% suara, mengalahkan Partai Alternatif untuk Jerman (AfD) yang mendapatkan 20,2%, SPD yang hanya meraih 16,2%—hasil terburuk dalam sejarah partai tersebut, dan GRUNE sebesar 11,6%. Berkat kemenangan ini, Friedrich Merz dipastikan akan memimpin pemerintahan baru dan membawa Jerman ke arah kebijakan yang lebih konservatif.

Sebagai pemimpin CDU, Merz memiliki visi politik yang berbeda dengan pendahulunya, Angela Merkel. Ia dikenal dengan pendekatan ekonomi liberal, sikap tegas terhadap imigrasi, serta pandangan yang lebih konservatif dalam kebijakan sosial. Kemenangannya ini pun memicu berbagai reaksi di dalam dan luar negeri, termasuk ucapan selamat dari beberapa pemimpin dunia seperti Donald Trump dan Emmanuel Macron.

Perjalanan Politik Friedrich Merz

Friedrich Merz lahir pada 11 November 1955 di Sauerland, Jerman Barat. Ia memiliki latar belakang hukum dan memulai karier politiknya pada tahun 1989 sebagai anggota Parlemen Eropa sebelum kemudian bergabung dengan Bundestag. Di awal 2000-an, Merz merupakan salah satu tokoh penting CDU dan sempat menjabat sebagai ketua fraksi partai di parlemen.

Namun, dominasi Angela Merkel dalam CDU membuatnya tersingkir dari lingkaran utama partai. Pada 2002, Merkel mengambil alih kepemimpinan fraksi CDU di Bundestag, yang akhirnya mendorong Merz untuk keluar dari politik. Ia kemudian beralih ke dunia bisnis dan bergabung dengan beberapa perusahaan besar, termasuk menjadi bagian dari manajemen BlackRock, salah satu perusahaan investasi terbesar di dunia.

Setelah lebih dari satu dekade di luar politik, Merz kembali pada 2021 ketika Merkel mengumumkan pengunduran dirinya. Ia terpilih sebagai ketua CDU pada 2022 dan berhasil membangun kembali kekuatan partai konservatif tersebut. Kini, setelah kemenangan dalam pemilu 2025, Merz siap membawa CDU ke arah yang lebih konservatif dibandingkan era Merkel.

Kebijakan Friedrich Merz

Sebagai kanselir baru Jerman, Friedrich Merz membawa visi politik yang berbeda dari pendahulunya. Beberapa kebijakan utama yang ia dorong antara lain:

Pengetatan Kebijakan Imigrasi

Merz dikenal sebagai politisi yang menentang kebijakan imigrasi terbuka yang diterapkan selama era Merkel. Ia berjanji untuk memperketat aturan masuk bagi pencari suaka dan membatasi jumlah imigran yang bisa tinggal di Jerman.

Pemulihan Ekonomi Jerman

Salah satu fokus utama Merz adalah memperbaiki perekonomian Jerman yang mengalami perlambatan dalam beberapa tahun terakhir. Ia berencana mengurangi regulasi ekonomi, meningkatkan daya saing industri, dan mendukung investasi swasta.

Pendekatan Konservatif dalam Kebijakan Sosial

Merz menolak kebijakan progresif seperti legalisasi ganja dan kebijakan berbasis gender yang diterapkan pemerintahan sebelumnya. Ia juga berjanji untuk memperkuat nilai-nilai tradisional dalam kebijakan pendidikan dan sosial.

Hubungan dengan Amerika Serikat dan NATO

Merz mendorong kebijakan luar negeri yang lebih independen dari Amerika Serikat, terutama dalam hal pertahanan Eropa. Namun, ia tetap berkomitmen terhadap aliansi NATO dan mendukung peningkatan pengeluaran pertahanan.

Kontroversi Friedrich Merz: Pernyataan dan Sikap Politiknya

Friedrich Merz muncul sebagai pemenang dalam pemilu Jerman dan akan menggantikan Kanselir Jerman Olaf Scholz. (AP)
Friedrich Merz muncul sebagai pemenang dalam pemilu Jerman dan akan menggantikan Kanselir Jerman Olaf Scholz. (AP)... Selengkapnya

Friedrich Merz adalah sosok yang tidak lepas dari kontroversi. Sepanjang karier politiknya, ia beberapa kali mengeluarkan pernyataan yang memicu perdebatan publik.

Pada 1990-an, ia menolak pelonggaran undang-undang aborsi dan menentang kriminalisasi pemerkosaan dalam pernikahan. Baru-baru ini, dalam sebuah wawancara, ia menyebut adanya "pasha kecil" di Jerman—sebuah istilah yang dianggap rasis untuk menggambarkan anak-anak imigran yang menurutnya kurang menghormati guru perempuan.

Selain itu, pada Januari 2025, ia mengusulkan undang-undang imigrasi yang lebih ketat dengan dukungan dari Partai Alternatif untuk Jerman (AfD). Langkah ini menuai kritik karena CDU sebelumnya menolak bekerja sama dengan AfD, yang dikenal sebagai partai sayap kanan ekstrem.

Meskipun demikian, Merz tetap mendapat dukungan besar dari basis pemilih konservatif, yang menganggapnya sebagai pemimpin yang dapat mengembalikan kestabilan politik Jerman setelah pemerintahan Olaf Scholz yang dinilai lemah.

Pertanyaan Seputar Friedrich Merz

1. Apa perbedaan Friedrich Merz dengan Angela Merkel?

Merz memiliki pendekatan yang lebih konservatif dibandingkan Merkel. Ia lebih tegas dalam kebijakan imigrasi, ekonomi liberal, dan lebih skeptis terhadap kebijakan progresif.

2. Apakah Friedrich Merz akan bekerja sama dengan Partai AfD?

Merz telah menyatakan bahwa ia tidak akan berkoalisi dengan AfD, tetapi beberapa kebijakannya sejalan dengan partai sayap kanan tersebut.

3. Bagaimana sikap Friedrich Merz terhadap Amerika Serikat?

Merz ingin Eropa lebih independen dalam hal pertahanan, tetapi tetap menjaga hubungan baik dengan AS dan NATO.

4. Apa dampak kemenangan Friedrich Merz bagi Uni Eropa?

Kebijakan ekonomi liberalnya dapat memperkuat ekonomi Jerman, tetapi pendekatan konservatifnya terhadap imigrasi bisa memicu ketegangan di Uni Eropa.

5. Apa tantangan terbesar bagi Friedrich Merz sebagai kanselir?

Merz harus membentuk koalisi pemerintahan yang stabil serta menghadapi tantangan ekonomi, energi, dan politik domestik yang kompleks.

 

 

 

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya