Arti Gamon Adalah Gagal Move On, Ketahui Penjelasan dan Cara Mengatasinya

Gamon adalah istilah populer yang digunakan banyak orang untuk menjelaskan kondisi sulit melepaskan atau melupakan suatu hubungan.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Des 2022, 20:15 WIB
Diterbitkan 02 Des 2022, 20:15 WIB
Ilustrasi move on
Ilustrasi move on. (Photo by Raphael Renter on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta “…. Life is still going on tik tok tik tok.” Ya, ini adalah sebaris lirik lagu dari boyband NCT Dream dengan judul yang sama “Life Is Still Going On.” Hidup masih berjalan dan waktu terus berputar. Kira-kira begitu makna dari lirik tersebut. Ini berkaitan dengan arti gamon. Gamon adalah singkatan dari gagal move on. Istilah ini merupakan istilah yang populer digunakan akhir-akhir ini.

Gamon juga bisa disebut sebagai salah satu bahasa gaul saat ini. Arti gamon bagi banyak orang, biasanya berhubungan dengan kisah cinta. “Move on” adalah istilah Bahasa Inggris yang berarti berpindah. Akan tetapi, move on yang dimaksud kebanyakan orang saat ini bukanlah sekadar “berpindah”. Gamon menjadi suatu hal yang dianggap menyulitkan bagi sebagian orang.

Gamon tidak semata-mata hanya tentang hubungan pasangan atau kisah cinta. Gagal move on ini juga kerap kali dihadapi di antara hubungan pertemanan, pekerjaan, dan lainnya. Gamon juga bukan perkara yang baik. Gamon secara terus menerus memungkinkan seseorang akan merasa terjebak dan semakin sulit untuk melanjutkan kehidupan.

Kenyataannya, hidup ini terus berjalan dan waktu terus berputar. Oleh karena itu, bagi siapapun yang merasa gagal move on harus berusaha mengatasinya. Mencari solusi terbaik untuk kebaikan diri. Berikut liputan6.com rangkum tentang arti gamon dan tips mengatasinya dari berbagai sumber, Jum’at (2/12/22) :

Makna Gamon atau Gagal Move On

Ilustrasi move on, kesibukan, waktu berlalu, kesepian di antara keramaian
Ilustrasi move on, kesibukan, waktu berlalu, kesepian di antara keramaian. (Photo by Christian Lue on Unsplash)

Dilansir dari Cambridge Dictionary, berikut beberapa arti move on yang kemudian berkaitan dengan arti gamon :

1. Seperti arti sebenarnya, move on berarti pindah. Misalnya, berarti untuk meninggalkan tempat di mana kamu tinggal dan kemudian pergi ke tempat yang lain. Mungkin arti yang satu ini tidak terlalu berhubungan dengan arti gamon yang banyak digunakan atau dibicarakan saat ini.

2. Move on yang selanjutnya disebutkan memiliki arti untuk memulai aktivitas baru. Misalnya, kamu telah melakukan pekerjaan untuk waktu yang lama dan merasa saatnya untuk move on dan mungkin memulai aktivitas atau pekerjaan baru dengan senang hati. Oleh karena itu, gamon dalam arti ini berarti seseorang yang gagal melupakan aktivitas sebelumnya telah berhenti melakukan kegiatan tersebut atau ketika ia telah memulai aktivitas baru.

3. Arti move on yang ketiga adalah menerima bahwa situasi telah berubah dan siap menghadapi pengalaman baru. Ini mungkin menjadi makna move on yang populer dan digunakan banyak orang, terutama muda mudi. Arti gamon dalam hal ini, berarti seseorang yang sulit melanjutkan hidup sejak putus dengan pasangannya atau sejak melepaskan suatu hubungan.

Ia mungkin tidak bisa menerima kenyataan bahwa situasi dan kondisi telah berubah dan terjebak dalam kenyataan tersebut.Lebih parahnya, kondisi gamon yang satu ini biasanya sampai memengaruhi kondisi fisik maupun mental dan fisik serta menyebabkan kekacauan lainnya. Beberapa kondisi yang biasanya menjadi arti gamon, seperti seseorang gamon adalah menyimpan barang-barang pemberian mantan dan enggan memulai hubungan baru.

Cara Mengatasi Gamon

ilustrasi move on scorpio/pixabay
ilustrasi move on scorpio/pixabay

Arti gamon yang merujuk pada kesulitan melupakan suatu hubungan atau pekerjaan yang telah berakhir perlu diatasi. Hal ini karena mungkin akan membawa dampak negatif bagi kesehatan mental dan fisik seseorang. Berikut beberapa cara untuk mengatasi gamon dilansir dari Psychology Today :

1. Kenali Kekuatan Penguatan Intermiten

Dalam kaitannya arti gamon dengan kegagalan melupakan hubungan atau pekerjaan lama dan kesulitan menghadapi kenyataan baru, seseorang harus segera sadar bahwa diam kamu tidak menguntungkan. Mungkin beberapa di antara kamu dalam suatu hubungan pasangan atau teman atau mungkin rekan kerja hanya menjadi bagian yang seringkali melakukan sesuatu atau mendengar sesuatu.

Sebenarnya kamu hanya sesekali mendapatkan apa yang kamu inginkan. Akan tetapi, kamu malah cenderung berharap dan memberinya satu kesempatan lagi atau menunggu-nunggu apa yang terjadi. Pada saat-saat seperti ini, kamu perlu mundur dan menyadari bahwa tidak ada pola yang terlibat dan hanya kebetulan yang menguntungkan. Kamu harus berhenti menipu diri sendiri.

Sudahi memberikan kesempatan dan menunggu-nunggu apa yang akan terjadi. Optimisme tidak selalu menjadi teman bagimu. Perlu diingat bahwa beberapa orang dalam suatu hubungan sering kali memanipulasi pasangannya menggunakan penguatan intermiten sebagai cara untuk menegaskan kekuatannya. Jangan tertipu. Ingatlah bahwa kamu pantas diperlakukan dan ditanggapi dengan cara yang membuat kamu merasa utuh sepanjang waktu, bukan sesekali.

Cara Mengatasi Gamon

Multitasking
Multitasking (Photo by Austin Distel on Unsplash)

2. Mengingat Bahwa Ego adalah Sumber Daya yang Terbatas

Multitasking sebagian besar hanyalah mitos. Satu-satunya saat kamu bisa melakukan dua hal sekaligus dengan penuh perhatian adalah jika salah satu tugas hanya membutuhkan sedikit perhatian dan sedikit usaha mental. Mungkin kamu bisa memundurkan mobil keluar dari jalan masuk sambil berbicara dengan penumpang atau menjawab pertanyaan anak sambil memasak, tetapi hanya itu saja.

Kamu tidak bisa menavigasi enam jalur lalu lintas saat berurusan dengan balita atau menulis laporan hukum saat kamu melakukan hal lain. Pertimbangkan bahwa kamu mungkin stuck karena secara harfiah kamu terlalu memaksakan diri.

Penelitian menunjukkan bahwa pikiran atau otak memiliki kapasitas terbatas dalam bertindak. Ini termasuk apakah itu mengatur pikiran, emosi, atau membuat keputusan. Kamu bisa mengatakannya kemauan , ego  atau diri sendiri, tetapi intinya adalah hal ini busa habis. dapat habis, seperti halnya ditunjukkan oleh karya Roy F. Baumeister dkk.  

Jadi, jika kamu membuat keputusan untuk pergi, sementara kamu juga berusaha menyelesaikan hal lain dalam hidupmu, maka kemungkinan besar kamu tidak memiliki sumber daya untuk menyelesaikannya. Kamu harus berpikiran tunggal dan berkonsentrasi dalam usaha kamu. Ayo, kamu pasti bisa move on, fokuskan pikiran dan usahamu pada salah satu hal yang memang lebih layak untuk diupayakan dan dipikirkan.

Cara Mengatasi Gamon

Ilustrasi waktu
Ilustrasi waktu. (Photo by Nathan Dumlao on Unsplash)

3. Berhenti Memikirkan Investasi Waktu dan Energi

Ada suatu kondisi yang disebut dengan sunk-cost fallacy. Manusia, seperti yang kamu tahu adalah makhluk yang tidak suka kehilangan. Begitu kita mulai membiarkan pikiran membelah diri, secara otomatis kita akan membalas dengan inventarisasi semua yang telah didedikasikan untuk usaha tersebut.

Pada tingkat rasional, ini sama sekali tidak masuk akal karena berfokus pada waktu yang telah kamu habiskan dalam pekerjaan atau hubungan tidak akan mengganti hari, bulan dan tahun-tahun yang lalu dan yang sudah hilang. Hal yang lebih penting, ini tidak akan membantu kamu memperbaiki penyebab situasi yang tidak bisa dipertahankan lagi. Istilah untuk jenis pemikiran atau perilaku ini adalah sunk-cost fallacy.

Pemikiran tersebut dijamin akan membuat kamu tetap berada di tempat yang sama lebih lama atau bahkan selamanya. Jika kamu mengetahui diri kamu sendiri berpikir atau berbicara seperti ini, segera hentikan. Lebih baik kamu berkonsentrasi pada apa yang bisa kamu lakukan dengan waktu dan energi di tempat baru atau dengan seseorang yang baru. Tidak ada gunanya menangisi susu yang sudah tumpah.

Cara Mengatasi Gamon

Berani Keluar dari Zona Nyaman
Ilustrasi Ekspresi Bahagia Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

4. Mewaspadai Zona Nyaman

Berada di zona nyaman bagi sebagian orang dianggap sebagai keputusan terbaik. Keputusan yang minim akan risiko dan keputusan yang minim akan kegagalan. Keputusan untuk berada di zona nyaman seringkali juga karena merasa akrab dengan lingkungan dan semua yang terkait. Akan tetapi, apakah kamu berpikir jika “zona nyaman” ini benar-benar nyaman bagimu? Kamu mungkin merasa akrab dengan pasangan yang setiap kali mengabaikan kamu, memberitahu bahwa kamu terlalu sensitif dan membuat kamu menderita. Kemudian, akan sampai kapan kamu mau bertahan di situasi yang “akrab” ini?

Atau dalam dunia pekerjaan yang sudah kamu lakukan bertahun-tahun, atasan kamu selalu mencari-cari kesalahan dan setiap kesalahanmu dinilai seperti sebuah pelanggaran berat. Bukankah situasi akrab ini malah membuat pekerjaan menjadi mimpi buruk? Apa yang bagus dari keduanya?. Kamu perlu bertanya kepada diri sendiri, mengapa kamu masih di sana. Cari tahu apa yang terasa “familiar” atau akrab itu.

Baik dan buruk, kita semua cenderung tertarik pada orang dan situasi yang membuat kita merasa "di rumah". Itu keren jika kamu memiliki masa kecil yang hebat dengan orang tua dan saudara kandung yang penuh kasih dan selaras. Jika tidak, sangat mudah terjebak dalam pasir hisap emosional.

Kamu bisa mengatasi emosi kamu dengan mengikuti strategi yang disarankan oleh Ethan Kross dkk. Sebagian besar dari kita cenderung menghidupkan kembali saat-saat stres emosional kita yang hanya menciptakan gelombang emosi dan merusak kemampuan kita untuk mengatasinya. Daripada demikian, cobalah untuk meninjau kembali apa yang terjadi seolah-olah kamu melihatnya dari jauh atau melihatnya terjadi pada orang lain. Kemudian, alih-alih berfokus pada apa yang kamu rasakan, berkonsentrasilah pada mengapa kamu merasakannya.

Bawa diri kamu ke tempat di mana kamu bisa berkata, “Ya, saya dapat melihat bahwa apa yang dia katakan menyakitkan. Tidak heran saya merasa diserang dan bereaksi seperti yang saya lakukan” atau “Dia melakukan segala upaya untuk membuat argumen meningkat dengan mendorong saya dan sejenisnya”. Analisis berkepala dingin akan membantu kamu mengendalikan perasaan yang muncul saat memutuskan untuk pergi dan lepas dari “zona nyaman” kamu.

Cara Mengatasi Gamon

Ilustrasi move on
Ilustrasi move on. (Photo by Thirdman: https://www.pexels.com/photo/art-space-sign-pattern-5981365/)

5. Mengatasi Stres 

Melepaskan adalah hal yang lebih sulit daripada bertahan. Melepaskan itu tidak mudah, apalagi jika yang harus dilepaskan atau yang lepas adalah apa yang kamu inginkan, butuhkan dan bahkan apa yang kamu anggap benar. Merasa kehilangan juga menyakitkan dan bahkan merusak. Ini akan semakin sulit jika keputusan kamu mungkin akan mempengaruhi orang lain, misalnya anak-anak dalam perceraian dan mungkin meninggalkan pekerjaan bergaji tinggi, tentu saja ini akan mengasilkan banyak stres untukmu.

Kamu mungkin akan merasa terisolasi dengan keputusan yang kamu ambil. Ini karena budaya yang mengecap “egois” pada mereka yang menyelamatkan diri saat melibatkan orang lain. Dalam keadaan apa pun, kamu mungkin akan mengalami emosi yang campur aduk, harapan hidup berdampingan dengan ketidakpastian, hari yang baik dengan malam yang buruk. Lakukan yang terbaik untuk melatih kecerdasan emosional kamu dan lakukan sesuatu untuk mengetahui apa yang kamu rasakan dan mengapa.

EJ Masicampo dan Roy F. Baumeister menunjukkan suatu cara yang bisa kamu coba dalam situasi ini. Mereka telah menunjukkan bahwa hanya dengan membuat rencana, bahkan jika kamu belum siap untuk melaksanakannya. Ini bisa membantu kamu melepaskan diri dari kekhawatiran berulang dan invasif. Tentu saja, jika kamu benar-benar dapat bertindak, ini adalah jalan terbaik. Akan tetapi, hanya dengan memvisualisasikan dan merumuskan niat untuk bertindak sudah membantu kamu unytuk mengurangi stres.

Nah, demikian ulasan arti gamon dalam berbagai situasi serta berbagai cara untuk mengatasinya. Sudahi bertahan dengan seribu alasan, jangan takut apa yang akan terjadi di masa depan, jangan takut membuat kesalahan dan teruslah untuk move on. Kamu pasti bisa melepaskan situasi gamon dalam hidup kamu sekarang. Ingatlah jika hidup terus berjalan dan waktu terus berputar.

 

Reporter magang : Friska Nur Cahyani

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya