Resign Artinya Mengundurkan Diri dari Pekerjaan, Ketahui Faktor Pendukungnya

Resign artinya mengundurkan diri dari pekerjaan secara sukarela.

oleh Silvia Estefina SubitmeleMabruri Pudyas Salim diperbarui 04 Mar 2024, 13:45 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2024, 13:45 WIB
Resign/mlg
Ilustrasi resign/copyright unsplash.com/@rawpixel

Liputan6.com, Jakarta Resign artinya mengundurkan diri, serta memilih untuk mengakhiri kontrak kerja dengan sebuah organisasi, kantor atau bahkan perusahaan. Ketika memilih untuk resign, maka Anda akan melepaskan semua tanggung jawab pekerjaan, gaji, hingga berbagai tunjangan yang diperoleh saat bekerja. 

Resign artinya menyerah dan mengundurkan diri ini, biasanya dilakukan karena berbagai faktor yang mempengaruhi. Alasan yang sering muncul ketika ingin resign adalah, mengembangkan diri, gaji yang kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup, budaya tempat kerja, konflik di kantor, jarak tempat tinggal, atau ditawarkan pada posisi yang lebih menguntungkan.

Resign artinya berhenti dari pekerjaan ini, umumnya dilakukan dengan pertimbangan yang matang. Saat mengambil sebuah keputusan untuk resign, tidak bisa asal-asalan apalagi jika meninggalkan dengan kesan yang buruk. Anda juga harus menyiapkan alasan yang tepat, juga informasi resign dilakukan dua minggu sebelum meninggalkan tempat kerja. 

Keputusan untuk resign harus dilakukan dengan cara yang tepat, profesional, dan tetap bertanggung jawab. Berikut ini arti resign yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (6/12/2022).

Mengenal Arti Resign

Resign
resign.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, resign artinya mengundurkan diri, menyerah, dan berhenti. Sehingga umumnya resign dilakukan oleh pekerja atau karyawan yang ingin mengakhiri hubungan kerja pada perusahaan terkait. Ketika Anda memilih untuk resign dari pekerjaan yang sedang Anda geluti, maka secara otomatis Anda melepas semua tanggung jawab yang berkaitan dengan pekerjaan.

Ketika Anda memilih untuk resign, Anda akan kehilangan sejumlah tunjangan yang diberikan oleh perusahaan, seperti asuransi kesehatan, dan berbagai tunjangan lainnya. Seseorang memilih untuk resign, biasanya dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik itu jenjang karier, budaya kerja, pelatihan dan masih banyak lagi. 

Adapun kata resign berasal dari bahasa Inggris, yang berarti pengunduran diri. menyerah. dan berhenti. Sehingga istilah resign, kerap digunakan oleh karyawan atau pegawai yang ingin mengakhiri hubungan kerja dengan perusahaan terkait.

 

 

Faktor Pendukung Resign

Ilustrasi resign
Ilustrasi resign (Unsplash)

Terdapat beberapa faktor pendukung seseorang ingin resign dari pekerjaan yang sedang digeluti. 

- Mendapatkan pekerjaan baru

Umumnya seseorang yang memilih untuk resign dari pekerjaan, karena mendapatakan posisi dan pekerjaan baru. Hal ini karena pekerjaan baru, bisa menawarkan gaji yang lebih tinggi, lebih banyak peluang untuk pertumbuhan karier, atau posisi senior di bidang yang diminati.

- Sedang mendaftar di program gelar atau pelatihan

Faktor resign berikutnya Anda sedang ikut dalam pelatihan atau program khusus, dan beberapa program memerlukan partisipasi penuh waktu. Keputusana ini biasanya dipilih sebagian orang, untuk mengejar gelar yang lebih tinggi atau sertifikasi pelatihan. Ketika Anda mengundurkan diri untuk meningkatkan kemampuan profesional, namun tertarik untuk kembali ke perusahaan, tanyakan kepada manajer Anda tentang kebijakan perusahaan tentang perekrutan kembali.

- Memilih untuk fokus pada kehidupan pribadi

Ada sebagaian orang yang memutuskan untuk fokus pada kehidupan pribadi, dan ini menjadi salah satu faktor pendukung resign. Umumnya wanita yang baru menikah, dan memilih untuk mengikuti suami ke tempat tugas baru, atau lebih fokus pada tanggung jawab yang lain. 

- Memutuskan untuk mengubah karier

Ada banyak orang mengubah karier, karena mereka belajar lebih banyak tentang minat, kekuatan, dan tujuan mereka. Bagi Anda yaang ingin memutuskan untuk melakukan perubahan karier, maka bisa dengan melakukan penelitian, atau wawancara pengantar saat bekerja di pekerjaan yang sedang Anda geluti saat ini.

- Memiliki alasan lain

Faktor seseorang memutuskan untuk resign, biasanya karena banyak alasan lain salah satunya tidak cocok untuk karena alasan kesehatan, jarak tempat tinggal dan kantor yang terlalu jauh, budaya kerja yang tidak cocok, atau alasan lainnya. 

 

Persiapan yang Perlu Dilakukan Sebelum Resign

Resign dari PNS, Pria Ini Jadi Internet Marketer yang Raup Milyaran Rupiah
Doc: Istimewa

Terdapat beberapa langkah umum, yang bisa Anda lakukan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan yang sedang digeluti. 

1. Pelajari tentang kebijakan perusahaan

Melansir dari laman indeed, cara atau langkah untuk mengundurkan diri bisa dilakukan dengan mempelajari kebijakan perusahaan. Ketika meninggalkan pekerjaan, maka lebih baiknya bagi Anda untuk mencari tahu ekspektasi dan timeline karyawan di perusahaan, kemudian memilih untuk mengundurkan diri.

2. Menyiapkan Rencana Finansial

Setiap orang yang ingin resign dari pekerjaan yang sedang dijalani perlu menyusun rencana finansial yang matang. Ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk memastikan keuangan tetap terjaga setelah resign. Pertama, penting untuk memiliki dana darurat yang mencukupi. Sebelum memutuskan untuk resign, pastikan memiliki simpanan yang bisa mencukupi kebutuhan selama beberapa bulan hingga mendapatkan pekerjaan baru. Dana darurat ini akan menjadi penyangga yang membantu saat menganggur. Selanjutnya, perlu merencanakan pengeluaran dengan bijak. Buatlah anggaran bulanan yang mencakup kebutuhan utama seperti makanan, tagihan, dan transportasi. Hindari pengeluaran yang tidak perlu dan fokuslah pada hal-hal yang benar-benar diperlukan ketika sedang mencari pekerjaan baru. Selain itu, manfaatkan waktu luang untuk meningkatkan keterampilan atau mencari pekerjaan sambilan. Ini bisa membantu menjaga aliran pendapatan sementara mencari pekerjaan yang sesuai. Pekerjaan sambilan juga dapat membantu menambah pengalaman dan melengkapi CV.

3. Berikan pemberitahuan dua minggu

Ketika ingin resign dari pekerjaan Anda, maka berikan pemberitahuan dua minggu, kepada pemberi kerja jika Anda berencana mengundurkan diri dari posisi Anda saat ini. Setelah Anda menerima posisi baru atau memutuskan untuk keluar karena alasan lain, maka lebih baik untuk memberi tahu atasan Anda tentang keputusan dua minggu sebelum hari terakhir Anda berencana untuk bekerja. Pemberitahuan juga bisa Anda sampaikan secara lisan kepada penyelia, atau bisa juga Anda sampaikan melalui perantara email. 

4. Tulis surat pengunduran diri

Setelah menyampaiakan secara lisan mauoun tertulis, maka langkah selanjutnya yang bisa Anda lakukan adalah menulis surat pengunduran diri. Tulislah surat pengunduran diri secara singkat, dengan menunjukkan tanggal efektif pengunduran diri dan tanda tangan Anda. Biasanya masing-masing kantor memiliki formulir khusus, yang bisa Anda gunakan untuk mengisi tentang pengunduran diri. Umumnya surat yang Anda tulis, bisa secara rinci Anda menjelasakan alasan Anda untuk pergi. Seorang supervisor dapat menandatangani formulir ini, dan menunjukkan apakah Anda memenuhi syarat untuk dipekerjakan kembali jika Anda memutuskan untuk kembali ke perusahaan di masa mendatang. 

5. Selesaikan wawancara keluar

Setelah menulis surat resign, maka langkah selanjutnya ada wawancara keluar yang dapat memberi Anda kesempatan untuk berbagi umpan balik tentang pengalaman, selama bekerja di perusahaan dengan anggota tim SDM. Setiap perusahaan atau kantor memiliki kriteria dan aturan khusus, namun biasanya pertemuan ini dapat dilakukan secara langsung atau secara virtual.

6. Selesaikan tugas akhir Anda

Setelah mengajukan pengunduran diri, maka Anda bisa menyelesaikan pekerjaan yang tertunda, atau yang bisa diselesaikan sebelum resign. 

 

Contoh Surat Resign

Ilustrasi resign, pindah kerja
Ilustrasi resign, pindah kerja. (Image by pressfoto on Freepik)

[Nama Anda] [Alamat Anda] [Kota, Kode Pos] [Nomor Telepon Anda] [Alamat Email Anda] [Tanggal]

[Alamat Perusahaan] [Nama Perusahaan] [Kota, Kode Pos]

Perihal: Pemberitahuan Pengunduran Diri

Kepada [Nama Atasan Langsung Anda],

Saya dengan ini memberitahukan bahwa saya mengundurkan diri dari posisi saya sebagai [jabatan Anda] di [Nama Perusahaan], dengan pemberitahuan dua minggu sejak tanggal surat ini, dengan alasan pribadi yang saya yakini akan memperbaiki keadaan saya di masa depan.

Saya ingin menyampaikan terima kasih yang tulus atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya untuk bekerja di [Nama Perusahaan]. Saya sangat menghargai pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan yang telah saya peroleh selama bekerja di sini, dan saya yakin pengalaman ini akan membantu saya di masa depan.

Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan semua tugas dan proyek yang sedang saya tangani selama periode pemberitahuan ini. Saya siap membantu dalam proses transisi agar peralihan ke pengganti saya dapat berjalan dengan lancar.

Saya memohon maaf atas segala ketidaknyamanan yang mungkin timbul akibat keputusan ini. Saya berharap hubungan baik yang telah terjalin selama ini dapat terus terjaga di masa mendatang.

Terima kasih atas pengertian dan kesempatan yang telah diberikan kepada saya selama ini. Saya berharap segala yang terbaik bagi kemajuan dan kesuksesan [Nama Perusahaan] di masa depan.

Hormat saya,

[Tanda tangan Anda (jika surat dikirim melalui pos)] [Nama Anda]

Konsekuensi Resign tanpa Melalui Prosedur yang Benar

Ilustrasi resign, pindah kerja
Ilustrasi resign, pindah kerja. (Image by Freepik)

Resignasi atau mengundurkan diri dari pekerjaan adalah keputusan yang tidak dapat dihindari dalam perjalanan karir seseorang. Namun, penting untuk melakukannya dengan cara yang baik dan mematuhi prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Salah satu tindakan yang harus dilakukan adalah memberikan pemberitahuan atau pamit sebelum mengundurkan diri. Jika seseorang memutuskan untuk resign tanpa pamit, maka dia akan menghadapi beberapa kerugian yang mungkin dapat mempengaruhi reputasinya dan masa depan karirnya, antara lain sebagai berikut.

1. Anda dicap tidak profesional

Anda dicap tidak profesional adalah hal yang bisa terjadi saat Anda melakukan resign mendadak tanpa memberi tahu atasan atau rekan kerja Anda. Resign mendadak memang tidak direkomendasikan karena dapat meninggalkan kesan buruk pada perusahaan dan kolega yang ditinggalkan.

Ada beberapa alasan mengapa resign mendadak dianggap tidak profesional. Pertama, ini menunjukkan sikap yang tidak hormat terhadap perusahaan dan atasan. Resign tanpa memberikan pemberitahuan sebelumnya dapat membuat perusahaan tidak siap menggantikan posisi Anda dan menimbulkan kesulitan dalam mengatur ulang tugas dan tanggung jawab.

Selain itu, resign mendadak juga dapat memberikan dampak negatif pada reputasi Anda di dunia kerja. Pengusaha dan rekan kerja mungkin akan melihat Anda sebagai tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diandalkan. Ini dapat menyulitkan Anda dalam mencari pekerjaan baru dan memperoleh rekomendasi yang baik di masa depan.

Untuk menghindari dicap tidak profesional, saran terbaik adalah memberikan pemberitahuan resign minimal satu bulan sebelumnya. Ini memberikan waktu yang cukup bagi perusahaan untuk mencari pengganti dan mengatur ulang tanggung jawab pekerjaan. Selain itu, berkomunikasi secara jujur ​​dan terbuka dengan atasan dan rekan kerja Anda adalah tindakan yang baik untuk menjaga hubungan yang baik.

Jika Anda memiliki alasan yang mendesak untuk resign mendadak, lakukanlah komunikasi yang baik dengan atasan dan jelaskan situasi Anda dengan jujur. Meskipun resign mendadak mungkin tidak dapat dihindari dalam beberapa kasus tertentu, tetaplah menjaga sikap profesional dan memberikan alasan yang rasional untuk pengunduran diri Anda.

Sebagai alternatif untuk resign mendadak, Anda juga dapat mencari solusi lain seperti mengajukan cuti panjang, mengajukan permintaan perubahan tugas, atau mencari solusi yang memungkinkan Anda untuk tetap bekerja sambil mencari pekerjaan baru. Ini akan membantu Anda menghindari pengunduran diri yang mendadak dan mempertahankan reputasi baik di tempat kerja.

2. Tidak mendapatkan gaji dan pesangon

Ketika seorang karyawan memutuskan untuk resign tanpa pamit, ia dapat menghadapi berbagai konsekuensi yang dapat memiliki dampak negatif. Salah satu konsekuensi yang mungkin dialami adalah tidak mendapatkan gaji dan pesangon yang seharusnya diterima.

Perusahaan memiliki hak untuk menahan gaji dan pesangon karyawan yang tiba-tiba resign tanpa pamit dengan alasan yang tidak jelas atau tidak memadai. Hal ini terjadi karena perusahaan perlu melindungi kepentingan dan investasinya.

Dalam situasi ini, para karyawan mungkin menemui kesulitan saat mencari pekerjaan baru, karena adanya catatan buruk dalam riwayat kerja mereka. Selain itu, mereka juga harus menghadapi konsekuensi psikologis dan emosional akibat tindakan yang tidak etis tersebut.

Sebagai alternatif yang lebih baik dan jauh lebih profesional, karyawan sebaiknya melakukan persiapan yang matang sebelum memutuskan untuk resign. Komunikasi yang terbuka dengan atasan dan rekan kerja, memberikan pemberitahuan yang wajar sebelum resign, dan menyelesaikan tanggung jawab terakhir dengan baik dapat membantu meminimalkan konsekuensi negatif yang mungkin timbul.

Dengan melakukan resign dengan baik, karyawan tetap dapat mempertahankan reputasi baik dan memberikan kesan yang positif pada perusahaan serta rekan kerja. Hal ini dapat memudahkan mereka mendapatkan referensi yang baik dan memperoleh kesempatan yang lebih baik di masa depan, tanpa harus menghadapi konsekuensi pahit yang mungkin terjadi.

3. Masuk daftar hitam perusahaan

Masuk dalam daftar hitam perusahaan adalah konsekuensi yang dapat timbul saat seseorang mengundurkan diri tanpa berpamitan secara baik. Tindakan ini dapat meninggalkan kesan buruk dan dapat merusak reputasi seseorang. Namun, ada beberapa cara untuk menghindari masuk dalam daftar hitam perusahaan.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memberikan pemberitahuan resign dengan waktu yang cukup. Ini penting agar perusahaan memiliki waktu untuk mencari pengganti dan merencanakan peralihan tugas. Memberi pemberitahuan secara tiba-tiba dapat membuat perusahaan kesulitan dalam mengatasi kekosongan posisi.

Selain memberikan pemberitahuan dengan waktu yang cukup, penting juga untuk berpamitan dengan baik. Ini berarti memberikan penjelasan yang jelas kepada atasan dan rekan kerja mengenai alasan resign. Memberikan penjelasan yang transparan dan tidak meninggalkan konflik dapat membantu menjaga hubungan baik dengan perusahaan dan rekan kerja.

Selain itu, ada alternatif lain yang bisa dipilih tanpa harus resign. Misalnya, mencoba untuk memperbaiki situasi di tempat kerja atau meminta bantuan dari sumber daya manusia perusahaan. Mungkin ada solusi yang bisa dicapai melalui komunikasi dan negosiasi.

Dalam mengatasi masalah resign, menjaga reputasi penting. Sebuah reputasi yang baik dapat membantu seseorang mendapatkan peluang kerja di masa depan. Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, dapat dihindari masuk dalam daftar hitam perusahaan dan menjaga reputasi yang baik.

4. Tidak mendapat surat keterangan kerja

Surat keterangan kerja adalah dokumen resmi yang diberikan oleh pemberi kerja kepada karyawan sebagai bukti bahwa mereka pernah bekerja di perusahaan tersebut. Surat ini memuat informasi mengenai masa kerja, jabatan, dan keterangan lainnya yang dapat menjadi referensi bagi karyawan yang sedang mencari pekerjaan baru.

Surat keterangan kerja sangat penting dalam proses mencari pekerjaan baru karena seringkali menjadi salah satu persyaratan yang diminta oleh calon perekrut. Dengan adanya surat keterangan kerja, calon perekrut dapat memverifikasi pengalaman kerja yang dimiliki oleh calon karyawan.

Jika seseorang tidak mendapatkan surat keterangan kerja ketika mereka mengundurkan diri atau di-PHK, ada beberapa sanksi yang dapat mereka terima. Sanksi ini dapat berupa kesulitan dalam mencari pekerjaan baru karena kurangnya bukti pengalaman kerja, atau bahkan berdampak pada tingkat kepercayaan calon perekrut terhadap kejujuran calon karyawan.

Oleh karena itu, penting bagi setiap karyawan untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan surat keterangan kerja setelah mengundurkan diri atau di-PHK. Hal ini dapat dilakukan dengan berkomunikasi secara baik dengan pemberi kerja dan meminta surat keterangan kerja jika belum diberikan.

 

Alternatif Selain Resign

Ilustrasi berhenti kerja atau resign
Ilustrasi berhenti kerja atau resign/Shutterstock.

Resign bukan satu-satunya solusi ketika merasa tidak puas dengan pekerjaan. Coba bicarakan masalah dengan atasan atau teman-teman kerja sehingga ada peluang memperbaiki situasi di tempat kerja. Setidaknya ada beberapa alternatif lain yang bisa menjadi solusi untuk mengatasi masalah kerja, antara lain sebagai berikut.

1. Berbicara dengan Atasan atau Manajer

Langkah pertama yang dapat diambil adalah berbicara secara terbuka dengan atasan atau manajer tentang masalah atau kekhawatiran yang dihadapi di tempat kerja. Diskusi ini dapat membantu mengidentifikasi akar permasalahan dan mencari solusi yang memuaskan bagi kedua belah pihak.

2. Mencari Bantuan dari HR atau Departemen Terkait

Jika masalahnya melibatkan ketidaknyamanan, pelecehan, atau pelanggaran kebijakan, mencari bantuan dari departemen sumber daya manusia (HR) atau departemen terkait lainnya bisa menjadi langkah yang tepat. Mereka dapat memberikan saran, mediasi, atau menangani masalah tersebut sesuai prosedur yang berlaku.

3. Meminta Pemindahan Jabatan atau Tugas

Jika masalahnya terkait dengan lingkup pekerjaan atau lingkungan kerja tertentu, meminta pemindahan jabatan atau tugas ke departemen atau tim lain bisa menjadi solusi yang efektif. Ini dapat membantu mengurangi stres atau ketidaknyamanan yang dialami di posisi saat ini.

4. Mengambil Cuti atau Istirahat Sementara

Kadang-kadang, mengambil cuti atau istirahat sementara dari pekerjaan bisa memberikan waktu dan ruang untuk mengatasi masalah, menenangkan diri, atau mencari bantuan profesional jika diperlukan. Ini juga bisa memberikan kesempatan untuk merefleksikan pilihan-pilihan yang tersedia.

5. Mengembangkan Keterampilan atau Pendidikan Tambahan

Mengembangkan keterampilan baru atau mengejar pendidikan tambahan bisa menjadi alternatif yang baik untuk meningkatkan kepuasan kerja atau meningkatkan prospek karier di tempat kerja. Ini dapat membuka peluang baru dan membantu mengatasi rasa stagnasi atau kebosanan di tempat kerja.

6. Mengubah Pola Kerja atau Lingkungan Kerja

Kadang-kadang, perubahan kecil dalam pola kerja atau lingkungan kerja bisa membuat perbedaan besar dalam kesejahteraan dan kepuasan kerja seseorang. Mungkin mencoba untuk lebih fleksibel dalam jadwal kerja atau menciptakan lingkungan kerja yang lebih nyaman dan mendukung.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya