Mengapa Kita Dianjurkan untuk Saling Menasehati Antar Sesama? Kenali Dalilnya

Mengapa kita dianjurkan untuk saling menasehati antar sesama terdapat dalam Al-Quran dan hadis.

oleh Husnul Abdi diperbarui 29 Mar 2023, 09:55 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2023, 09:55 WIB
Mengapa Kita Dianjurkan untuk Saling Menasehati Antar Sesama
Mengapa Kita Dianjurkan untuk Saling Menasehati Antar Sesama. (Foto oleh Alena Darmel: https://www.pexels.com/id-id/foto/tangan-gadis-duduk-dalam-ruangan-8164742/)

Liputan6.com, Jakarta Mengapa kita dianjurkan untuk saling menasehati antar sesama tentu perlu dipahami setiap muslim. Pasalnya, dalam agama Islam saling menasihati dan mau menerima nasihat adalah suatu anjuran dan memiliki keutamaan yang baik.

Anjuran untuk saling menasihati antar sesama manusia bahkan terdapat dalam Al-Quran dan hadis. Allah SWT berfiman dalam Surat Al-Ashr ayat 3, yang artinya:

"Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." (QS. Al Ashr: 3).

Mengapa kita dianjurkan untuk saling menasehati antar sesama karena merupakan salah satu ciri orang beriman.  Kamu perlu memahami betapa pentingnya saling menasihati dalam agama Islam dan betapa besarnya keutamaannya.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (29/3/2023) tentang mengapa kita dianjurkan untuk saling menasehati antar sesama.

Mengapa Kita Dianjurkan untuk Saling Menasehati Antar Sesama?

Mengapa Kita Dianjurkan untuk Saling Menasehati Antar Sesama?
Mengapa Kita Dianjurkan untuk Saling Menasehati Antar Sesama? (Photo by Ed Us on Unsplash)

Mengapa kita dianjurkan untuk saling menasehati antar sesama tentunya memiliki berbagai alasan. Berikut beberapa alasan mengapa kita dianjurkan untuk saling menasehati antar sesama:

  1. Agar dapat saling menjaga antar sesama dari melakukan maksiat serta hal-hal yang tercela atau terlarang.
  2. Agar dapat saling memotivasi antar sesama untuk melakukan hal-hal yang berupa amalan kebaikan.
  3. Agar dapat saling memperbaiki diri atas kesalahan yang dilakukan. Hal ini tidak akan membuat rugi siapa pun, bahkan dapat membantu seorang muslim mengenali letak kekurangan dalam dirinya.
  4. Untuk mempererat hubungan antar sesama karena dapat menumbuhkan rasa kebersamaan.

Mengapa kita dianjurkan untuk saling menasehati antar sesama begitup penting sehingga Umar bin Khathab radhiyallahu 'anhu berkata: 

"Tidak ada kebaikan pada kaum yang tidak saling menasehati, dan tidak ada kebaikan pula pada kaum yang tidak mencintai nasehat." (Al-Istiqomah) 

Surat Al-Ashr dan Artinya

Surat Al-Ashr dan Artinya
Surat Al-Ashr dan Artinya. (Photo by Syed Aoun Abbas on Unsplash)

Mengapa kita dianjurkan untuk saling menasehati antar sesama bisa kamu pahami dari surat Al-Ashr. Al-Ashr merupakan surat Makkiyah yang termasuk dalam bagian dari juz 30 Al-Qur’an. Walaupun hanya terdiri dari 3 ayat, makna surat ini begitu luar biasa. Al-Ashr artinya waktu atau masa. Makna surat Al-Ashr yaitu setiap manusia merugi bila tidak memanfaatkan waktunya untuk hal-hal yang bermanfaat dan beribadah kepada Allah SWT.

Surat Al-Ashr menjelaskan bahwa saat Allah SWT telah bersumpah atas nama waktu, celakalah bagi manusia yang menyia-nyiakan waktunya untuk melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat. Kecuali orang yang memiliki keimanan, selalu menjalankan amal soleh, dan saling menasihati terhadap kebenaran dan kesabaran. Selain itu, surat ini juga menjelaskan mengapa kita dianjurkan untuk saling menasehati antar sesama.

Berikut lafal dari surat Al-Ashr beserta artinya:

وَالْعَصْرِۙ - ١

Latin: wal-'aṣr

Artinya: Demi masa,

 

اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ - ٢

Latin: innal-insāna lafī khusr

Artinya: sungguh, manusia berada dalam kerugian,

 

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ࣖ - ٣

Latin: illallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti wa tawāṣau bil-ḥaqqi wa tawāṣau biṣ-ṣabr

Artinya: kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.

Jadi merujuk pada surat Al-Ashar, mengapa kita dianjurkan untuk saling menasehati antar sesama adalah agar tidak berada dalam kerugian. Dijelaskan bahwa seseorang yang tidak berada dalam kerugian adalah orang-orang yang beriman, mengerjakan kebajikan, serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.

Hadis Tentang Perilaku Saling Menasihati

Hadis Tentang Perilaku Saling Menasihati
Hadis Tentang Perilaku Saling Menasihati. (Photo by Rachid Oucharia on Unsplash)

Dalil tentang perilaku saling menasihati antar sesama bisa kamu perhatikan dari Al-Quran maupun hadis. Salah satu dalilnya yaitu riwayat imam muslim. Berikut bunyi dari hadis tersebut:

“Agama adalah nasehat. Para sahabat bertanya, untuk siapa? Beliau menjawab: “untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, pemimpin umat Islam, dan sesama umat Islam.” (HR. Muslim)

Mengapa kita dianjurkan untuk saling menasehati antar sesama dalam hadis ini dapat dipraktikkan kepada kepada seluruh umat Islam. Hal ini tentunya bertujuan untuk menjaga sesama muslim dari terjerumus dalam keburukan dan dosa.

Selain itu, hadis lainnya menyatakan bahwa seseorang yang menasihati kepada kebaikan akan mendapatkan pahala. Dari Uqbah bin 'Amr radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda: 

"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya." (HR. Muslim)

Hadis lainnya menyebutkan bahwa kamu tidak boleh meninggalkan seorang teman yang berbuat dosa. Seharusnya kamu menasihatinya dan bersabar terhadap perubahan yang diusahakannya. Dari Abu Darda radhiyallahu'anhu, beliau berkata:

"Bila salah seorang temanmu berubah dan berbuat dosa, maka janganlah meninggalkannya dan membuangnya, tapi nasehatilah dengan nasehat yang terbaik, dan bersabarlah karena saudaramu itu terkadang bengkok dan terkadang lurus." (Hilyatul Auliya) 

Sementara itu, Imam Al-Fudhail bin 'Iyadh rahimahumullah berkata:

"Seorang mukmin itu biasa menutupi aib saudaranya dan menasehatinya. Sedangkan orang fajir (pelaku dosa) biasa membuka aib dan menjelek-jelekkan saudaranya." (Jami'ul Ulum wal Hikam)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya