Liputan6.com, Jakarta Mastitis adalah peradangan pada jaringan payudara. Kondisi ini kerap dialami oleh ibu menyusui sehingga mengganggu proses pemberian ASI kepada bayi. Oleh karena itu, langkah penanganan perlu dilakukan agar asupan nutrisi bayi tidak terganggu.
Sementara secara umum, mastitis adalah suatu kondisi di mana jaringan payudara wanita menjadi bengkak dan meradang. Biasanya, kondisi ini disebabkan oleh infeksi pada saluran payudara. Peradangan yang terjadi pada payudara ini bisa menyebabkan rasa nyeri, bengkak, rasa panas, dan kemerahan.
Advertisement
Baca Juga
Mastitis biasanya hanya menyerang salah satu payudara saja, namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada kedua payudara. Mastitis menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan saat menyusui, sehingga kegiatan menyusui menjadi terhambat atau terhenti. Akan tetapi, kegiatan menyusui sebaiknya tetap dilakukan karena hal ini tidak berbahaya untuk bayi. Kandungan antibakteri dalam ASI membuat bayi terlindung dari infeksi, dan malah mempercepat penyembuhan.
Berikut ini penjelasan mengenai gejala mastitis, penyebab, dan cara mengobatinya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (18/11/2021).
Gejala Mastitis
Serangkaian gejala mastitis yang perlu Anda waspadai adalah sebagai berikut:
1. Payudara Membengkak
Pembengkakan pada payudara adalah salah satu gejala mastitis yang mudah terlihat. Anda tentu mengenali dengan baik bentuk dan ukuran payudara Anda. Memang, ukuran payudara biasanya cenderung akan membesar saat masa menyusui. Namun, perubahan ukuran payudara yang membesar ini berbeda dengan bengkak karena mastitis.
2. Muncul Benjolan pada Payudara
Selanjutnya, gejala mastitis adalah munculnya benjolan pada payudara yang menyebabkan sakit. Pembengkakan pada payudara juga bisa disertai dengan munculnya benjolan. Benjolan payudara sebagai gejala mastitis adalah kondisi yang dikarenakan adanya penebalan pada jaringan payudara.
3. Payudara Terasa Nyeri
Nyeri dan panas adalah gejala utama pada payudara yang mengalami infeksi pada saluran susu. Rasa tidak nyaman ini bisa terjadi kapan saja. Namun, saat Anda sedang menyusui bayi biasanya rasa nyeri dan sakit akan semakin parah termasuk saat disentuh.
4. Payudara Memerah
Selanjutnya, gejala mastitis adalah payudara memerah. Munculnya benjol dan pembengkakan pada payudara juga diperjelas dengan warna kulit payudara yang kemerahan seperti ruam iritasi. Bahkan, ketika payudara disentuh ada beberapa area yang terasa panas.
Â
5. Payudara Gatal
Selain terasa nyeri saat disentuh maupun tidak, gejala mastitis lainnya juga menimbulkan rasa gatal pada area payudara.
6. Ada Luka pada Puting Susu atau Kulit Payudara
Selanjutnya, gejala mastitis adalah ada luka pada puting susu atau kulit payudara. Mastitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri biasanya terjadi karena adanya luka atau celah kecil tepat pada puting payudara maupun di area payudara sekitar puting. Luka atau celah tersebut yang kemudian memudahkan bakteri untuk berpindah dan masuk ke dalam payudara sehingga menimbulkan kondisi ini.
7. Ada Garis-Garis Merah pada Payudara
Selanjutnya, gejala mastitis adalah ada garis-garis merah pada payudara. Seiring dengan membengkaknya payudara, Anda mungkin melihat munculnya beberapa garis merah pada kulit payudara. Kondisi ini bisa terjadi karena adanya peradangan pada jaringan di dalam payudara.
8. Gejala Lainnya yang Mungkin Muncul
Di samping gejala tersebut, masih ada gejala lain yang bisa terjadi bersama gejala utama. Berbagai gejala pendukung mastitis adalah sebagai berikut:
- Demam atau peningkatan suhu tubuh mencapai 38 derajat Celcius atau lebih.
- Tubuh terasa dingin dan menggigil.
- Kelelahan parah.
- Stres dan kecemasan.
- Rasa kurang nyaman pada tubuh.
Advertisement
Penyebab Mastitis
Pada ibu menyusui, mastitis bisa terjadi karena pengosongan payudara tidak sempurna. Hal ini membuat payudara terasa keras dan bengkak. Jika berlanjut, kondisi ini bisa menyebabkan abses payudara. Ini berarti terbentuk kumpulan nanah lokal dalam jaringan payudara. Penyebab lain yang bisa menyebabkan mastitis di antaranya:
1. Saluran payudara tersumbat. Pada kondisi ini, penyumbatan menyebabkan ASI kembali dan menyebabkan infeksi.
2. Bakteri memasuki payudara. Bakteri dari permukaan kulit atau mulut bayi bisa memasuki saluran susu melalui celah di kulit puting.
3. Susu yang stagnan di payudara. Hal ini bisa menjadi tempat berkembang biak bakteri yang menyebabkan infeksi.
Cara Mengobati Mastitis
Penanganan utama untuk infeksi payudara adalah pemberian obat antibiotik. Antibiotik digunakan selama 10-14 hari sesuai petunjuk dokter. Biasanya keluhan akan membaik dalam waktu 2-3 hari sejak awal pengobatan. Meski demikian, antibiotik sebaiknya tetap dikonsumsi hingga periode pengobatan berakhir agar infeksi tidak muncul kembali.
Selain penanganan terhadap infeksi, ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan di rumah untuk meredakan gejala yang dialami, yaitu:
1. Berikan kompres hangat pada area payudara yang mengalami infeksi untuk meredakan rasa nyeri. Lakukan selama 15 menit, 4 kali sehari.
2. Konsumsi obat pereda nyeri, seperti iburofen dan paracetamol, sebagai langkah lain meredakan nyeri.
3. Perbanyak istirahat.
4. Hindari mengenakan pakaian yang terlalu ketat, termasuk bra, hingga gejala infeksi menurun.
5. Lakukan aktivitas menyusui secara teratur untuk meredakan infeksi.
Konsultasi dengan dokter anak juga penting dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan tentang teknik dan posisi menyusui yang baik, guna mencegah infeksi kembali terjadi.
Advertisement
Pencegahan Mastitis
Selain itu, penting untuk mengetahui langkah mencegah mastitis. Upaya yang bisa dilakukan yaitu:
- Memastikan latch on yang baik antara bayi dan payudara, serta bayi bisa menyusu dengan baik.
- Menyusui sesering mungkin, mengikuti keinginan bayi.
- Hindari menunda atau melewatkan waktu menyusui.
- Jangan ragu membangunkan bayi untuk menyusui, terutama jika payudara terasa penuh.
- Hindari tekanan pada payudara. Misalnya dengan menghindari penggunaan pakaian ketat.
- Istirahat sebanyak mungkin.
- Bergantian sisi payudara saat mulai menyusui. Misalnya jika saat ini diawali payudara kanan, maka berikutnya diawali payudara kiri.
- Hindari memberikan bayi cairan lain selain payudara.