Liputan6.com, Jakarta Penyebab sifilis penting diwaspadai. Sifilis adalah penyakit menular seksual dan disebabkan oleh bakteri. Sifilis paling mungkin menyebar selama aktivitas seksual oral, anal, atau vagina. Ini sebabnya, sifilis termasuk dalam infeksi menular seksual. Penyebab sifilis adalah infeksi bakteri menular seksual.
Penyebab sifilis dapat diobati pada tahap awal. Tetapi, tanpa pengobatan sifilis bisa menyebabkan kecacatan, gangguan neurologis, dan bahkan kematian. Penyebab sifilis menimbulkan serangkaian gejala mulai dari luka hingga kerusakan organ.
Sifilis bisa dialami pria ataupun wanita. Terkadang, gejala penyebab sifilis samar dan sulit dikenali. Seseorang bahkan dapat memiliki sifilis tanpa menunjukkan gejala apapun selama bertahun-tahun. Ini sebabnya, penting mengetahui penyebab sifilis.
Advertisement
Berikut penyebab sifilis dan gejalanya, dirangkum Liputan6.com dari Healthline dan Mayo Clinic, Rabu(16/2/2022).
Penyebab sifilis
Penyebab sifilis adalah bakteri yang disebut Treponema pallidum. Sifilis adalah infeksi bakteri menular seksual. Seperti penyakit menular seksual lainnya, sifilis dapat menyebar melalui semua jenis kontak seksual. Sifilis juga dapat menyebar dari ibu yang terinfeksi ke janin selama kehamilan atau ke bayi saat lahir.
Cara paling umum sifilis menyebar adalah melalui kontak dengan luka orang yang terinfeksi selama aktivitas seksual. Bakteri masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil atau lecet pada kulit atau selaput lendir. Sifilis menular selama tahap primer dan sekunder, dan kadang-kadang pada awal periode laten.
Lebih jarang, sifilis dapat menyebar melalui kontak langsung dengan lesi aktif, seperti saat berciuman. Ini juga dapat ditularkan dari ibu ke bayinya selama kehamilan atau persalinan. Sifilis tidak dapat menyebar dengan menggunakan toilet, bak mandi, pakaian atau peralatan makan yang sama, atau dari gagang pintu, kolam renang, atau bak air panas.
Advertisement
Faktor risiko penyebab sifilis
Ada sejumlah faktor risiko yang bisa menjadi penyebab sifilis. Orang yang aktif secara seksual berisiko tertular sifilis. Mereka yang paling berisiko termasuk:
- orang yang melakukan hubungan seks tanpa kondom
- pria yang berhubungan seks dengan pria
- orang yang hidup dengan HIV/AIDS. Luka sifilis juga meningkatkan risiko tertular HIV.
- individu dengan lebih dari satu pasangan seksual
- seorang ibu yang terinfeksi dapat menularkan sifilis kepada anaknya yang belum lahir
Gejala dan tahapan sifilis
Primer
Tanda pertama penyebab sifilis adalah luka kecil, tidak menimbulkan rasa sakit, kencang, dan bulat yang disebut chancres. Luka ini muncul sekitar 3 minggu setelah paparan. Luka ini dapat muncul di mana pun bakteri memasuki tubuh, seperti di dalam mulut, alat kelamin, atau dubur.
Banyak orang yang menderita sifilis tidak memperhatikan chancre karena biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, dan mungkin tersembunyi. Chancre tidak menyakitkan, tetapi sangat menular. Rata-rata, sakitnya muncul sekitar tiga minggu setelah infeksi, tetapi bisa memakan waktu antara 10 dan 90 hari untuk muncul.
Sekunder
Dalam beberapa minggu setelah timbulnya chancre, seseorang yang menderita sifilis akan mendapatkan ruam yang dimulai pada batang tubuh dari leher sampai pinggang, termasuk telapak tangan dan telapak kaki. Ruam pada akhirnya menutupi seluruh tubuh. Ruam ini biasanya tidak gatal dan dapat disertai luka seperti kutil di mulut atau area genital.
Beberapa orang juga mengalami kerontokan rambut, nyeri otot, demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, penurunan berat badan, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Tanda dan gejala ini dapat hilang dalam beberapa minggu atau berulang kali datang dan pergi selama setahun. Sifilis sekunder yang tidak diobati dapat berlanjut ke tahap laten dan lanjut.
Advertisement
Gejala dan tahapan sifilis
Laten
Jika penyebab sifilis sekunder tak ditangani segera, penyakit ini berpindah dari tahap sekunder ke tahap tersembunyi (laten). Tahap laten dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Selama masa ini tubuh akan memendam penyakit tanpa gejala.
Gejala primer dan sekunder menghilang, dan tidak akan ada gejala nyata pada tahap ini. Namun, bakteri tetap ada di dalam tubuh. Tahap ini bisa berlangsung selama bertahun-tahun sebelum berkembang menjadi sifilis tersier.
Tersier
Sekitar 15% hingga 30% orang yang terinfeksi sifilis yang tidak mendapatkan pengobatan akan mengalami komplikasi yang dikenal sebagai sifilis terlambat (tersier). Sifilis tersier dapat terjadi 10 hingga 30 tahun setelah timbulnya infeksi, biasanya setelah periode laten, di mana tidak ada gejala.
Sifilis tersier dapat mengancam jiwa. Gejala tahap ini meliputi kerusakan pada jantung, pembuluh darah, hati, tulang, dan persendian, embengkakan jaringan lunak yang terjadi di bagian tubuh mana saja, serta kerusakan organ.
Gejala dan tahapan sifilis
Neurosifilis
Pada tahap apa pun, penyebab sifilis dapat menyebar dan di antara kerusakan lainnya, menyebabkan kerusakan pada otak dan sistem saraf (neurosifilis) dan mata (sifilis okular). Neurosifilis adalah suatu kondisi di mana bakteri telah menyebar ke sistem saraf. Ini sering dikaitkan dengan sifilis laten dan tersier, tetapi dapat muncul kapan saja setelah tahap primer.
Gejalanya meliputi demensia atau perubahan status mental, gaya berjalan tidak normal, mati rasa di ekstremitas, masalah dengan konsentrasi, kebingungan, sakit kepala atau kejang, masalah penglihatan atau kehilangan penglihatan, dan kelemahan.
Advertisement
Gejala sifilis bawaan
Bayi yang dilahirkan oleh wanita yang menderita sifilis dapat terinfeksi melalui plasenta atau selama proses kelahiran. Sifilis bawaan atau sifilis kongenital parah dan sering kali mengancam jiwa. Kebanyakan bayi baru lahir dengan penyebab sifilis bawaan tidak memiliki gejala, meskipun beberapa mengalami ruam pada telapak tangan dan telapak kaki.
Gejala pada bayi baru lahir yang memiliki sifilis meliputi hidung pelana, di mana jembatan hidung hilang, demam, kesulitan menambah berat badan, ruam pada alat kelamin, dubur, dan mulut, lepuh kecil pada tangan dan kaki yang berubah menjadi ruam berwarna tembaga dan menyebar ke wajah, yang bisa bergelombang atau rata, dan cairan hidung berair.
Bayi dan anak-anak yang lebih tua mungkin juga akan mengalami Gigi Hutchinson atau gigi berbentuk pasak yang tidak normal, sakit tulang, kehilangan penglihatan, gangguan pendengaran, pembengkakan sendi, saber shins atau masalah tulang di kaki bagian bawah, jaringan parut kulit di sekitar alat kelamin, anus, dan mulut, serta bercak abu-abu di sekitar vagina luar dan anus.
Â