Liputan6.com, Jakarta Di tengah pandemi corona Covid-19, banyak sektor usaha masyarakat yang terdampak, terutama sektor ekonomi. Para pelaku usaha banyak yang merasakan turunnya omset hingga sepinya pelanggan yang tak jarang memaksa gulung tikar. Apalagi jika usaha itu termasuk jenis usaha kecil yang tak memiliki banyak modal.Â
Baca Juga
Pelaku usaha ini memerlukan ide-ide kreatif agar tidak gulung tikar. Seperti kisah Joni Haryanto, pria yang sebelumnya memiliki profesi reparasi jok motor di Magelang, Jawa Tengah. Di tengah ekonomi yang terdampak pandemi covid-19, usahanya pun kena imbas. Pelanggannya menurun hingga ia tak mampu menyewa kios.
Advertisement
Akan tetapi, bagaimana pun kondisi ekonomi kini, Joni berpikir harus tetap bangkit dan terus berusaha. Bermula ditawari sebuah ide kreatif dari temannya, ia pun mencobanya. Hasilnya kini ia memproduksi helm sepeda dan bertempat di rumahnya. Sehingga tanpa mengeluarkan uang sewa kios.
Ia melihat peluang tren banyaknya pesepeda selama pandemi. Ia pun memproduksi helm sepedanya ini secara "hand made" yang dijual secara online.
Joni Haryanto menggeluti pembuatan helm sepeda sudah 6 bulan
Kisah Joni Haryanto tak mulus. Sebagai pelaku usaha kecil, sebelumnya memiliki profesi reparasi jok sepeda motor. Kiosnya pun berada di samping Superindo Potrobangsan, Magelang Utara yang kini sudah tutup. Sebelum pandemi, ia mampu bertahan dan mengeluarkan uang sewa kios. Sayang, dampak pandemi ekonomi lesu dan pelanggannya turun drastis. Ia terpaksa menutup kiosnya.
Usai tidak melanjutkan sewa kiosnya, ia pun kini memproduksi helm sepeda vintage di rumahnya yang berada di Potrobangsan 4, RT 6, RW 5, Kecamatan Magelang Utara. Kegiatan ini pun sudah dilakoninya sejak 6 bulan belakangan.
Advertisement
Bermula dari ajakan teman dengan ide kreatif
Kepada Liputan6.com, Joni Haryanto pun menceritakan bahwa awalnya ia ditawari oleh temannya untuk membuat helm sepeda vintage. Ia pun diberi sebuah desain untuk dicoba dibuat.Â
Joni kemudian mempelajari secara otodidak. Ia pun menyanggupi karena tidak terlalu jauh kesulitannya dalam profesi sebelumnya. Ia pun diberi modal serta desain dari temannya untuk memproduksi helm sepeda tersebut.
"Saya diberi modal dan desain oleh teman" ungkap Joni saat diwawancari di rumahnya.
Menjaga kualitas dari setiap helm yang diproduksinya
Menggunakan bahan spon ati dan kulit sintetis, helm sepeda vintage ini terlihat trendi digunakan pesepeda agar lebih fashionable saat bersepeda. Kini, dalam sehari, Joni pun mampu membuat dua buah helm sepeda.
Joni pun mengaku, kesulitannya tidak terlalu banyak. Karena sampai sekarang ia sudah terbiasa dalam memproduksi helm sepeda vintage ini meski ia kerjakan sendiri. Mulai dari memotong spon ati dan kulit sintetis, hingga menjahitnya dengan mesin jahit listrik.
Dalam setiap produknya pun dicek sebelum dipasarkan. Apabila ada kekurangan pun akan diproses kembali oleh Joni. Hal ini pun agar menjaga kepuasan konsumen. Bahkan setiap pembeli pun dapat memilih berbagai warna dan bahan yang diinginkan.
Helm sepeda yang diporduksi oleh Joni ini dipasarkan olehnya dan temannya melalui media sosial Instagram @da_corsa serta platform toko online. Setiap helmnya tersebut dijual berkisar Rp 145.000.
Advertisement
Dari produksi helm sepeda vintage ini Joni dapat menghidupi keluarganya
Joni Haryanto sebelumnya menyewa kios di samping Superindo Potrobangsan, Magelang Utara yang sudah lama tutup. Profesi reparasi jok yang sebelumnya ia jalani kini pindah ke rumah serta memiliki usaha baru, yaitu membuat helm sepeda vintage.Â
Ayah yang memiliki dua orang putra yang saat ini usianya 7 tahun dan 3 tahun ini dalam memproduksi helm sepeda tersebut mendapat Rp 40 ribu setiap unitnya. Tentunya penghasilannya ini pun akan tergantung dari pesanan dalam pembuatannya yang nantinya mempengaruhi pendapatan perbulannya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Saat menceritakan kisahnya dalam memproduksi helm sepeda vintage, Joni pun memiliki pandangan ke depan dalam usahanya tersebut. Bila nantinya pesanan dari helm sepeda vintage ini semakin besar, ia pun akan mengajak warga sekitar rumahnya untuk membuatnya. Selain itu aksoris dan fashion dalam bersepeda pun siap ia produksi, seperti topi bahkan baju.