Apa Hikmah Mempelajari Perkembangan Islam pada Masa Modern? Ini Penjelasannya

Apa hikmah mempelajari perkembangan Islam pada masa modern sangat penting bagi umat Islam.

oleh Husnul Abdi diperbarui 29 Mei 2023, 15:50 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2023, 15:50 WIB
Perkembangan Islam pada Masa Modern
Perkembangan Islam pada Masa Modern. (Photo created by rawpixel.com on www.freepik.com)

Liputan6.com, Jakarta Apa hikmah mempelajari perkembangan Islam pada masa modern perlu dipahami seorang muslim. Pasalnya, pengetahuan tentang perkembangan Islam pada masa modern ini mungkin masih belum banyak dikenali muslim. Padahal, perannya begitu penting dalam kehidupan.

Periodisasi Islam dibagi menjadi tiga periode, yaitu Islam pada Masa Klasik, Pertengahan, dan Modern. Masa Modern disebut dengan zaman kebangkitan Islam, yang ditandai dengan adanya kesadaran umat Islam terhadap kelemahannya dan adanya dorongan untuk memperoleh kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Apa hikmah mempelajari perkembangan Islam pada masa modern sangat penting bagi umat Islam. Pasalnya, masa ini menandai kebangkitan umat Islam dari kemunduran pada masa pertengahan. Hal ini juga tentunya berdampak pada Indonesia.

Berikut Liputan6.com rangkum dari cendikia.kemenag.go.id, Senin (29/5/2023) tentang apa hikmah mempelajari perkembangan Islam pada masa modern.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Apa Hikmah Mempelajari Perkembangan Islam pada Masa Modern?

Ilustrasi muslim, Islami
Ilustrasi muslim, Islami. (Photo by Thirdman/Pexels)

Apa hikmah mempelajari perkembangan Islam pada masa modern perlu dipahami muslim. Penjelasan dari apa hikmah mempelajari perkembangan Islam pada masa modern sangat penting bagi umat Islam, termasuk di Indonesia.

Apa hikmah mempelajari perkembangan Islam pada masa modern, di antaranya yaitu:

1. Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi dengan agama yang kokoh akan mengantarkan kemajuan umat Islam di masa yang akan datang.

2. Mengkaji Al-Qur’an, hadits, dan ijtihad para ulama sebagai fondasi untuk membangun peradaban umat Islam yang rahmatan lil aalamiin di masa yang akan datang.

3. Mengkaji ilmu-ilmu keislaman (nahwu, sharaf, ‑ qih, ushul ‑ qih, mantiq, bahasa arab, ulum Al-Qur’an, ulum al-Haditst dan sebagainya) sebagai fondasi untuk menjadi mujtahid.

4. Belajar kelemahan-kelemahan pada masa lalu, sebagai bahan introspeksi untuk menatap masa depan umat Islam.

5. Berpikir dinamis sesuai dengan perkembangan zaman. Islam harus menjadi pelopor perubahan sebagaimana amanat dalam Q.S. al-Ra’du: 11.

6. Memperkuat semangat ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama umat Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sesama warga negara), dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan dengan sesama manusia).

7. Semangat untuk berkarya, baik melalui kebijakan yang progresif maupun kitab atau buku atau majalah untuk menebarkan ideide kretarif dan inovatif untuk perubahan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Apa hikmah mempelajari perkembangan Islam pada masa modern tentunya sangat positif untuk diketahui umat Islam.


Islam pada Masa Modern

Ilustrasi Islam, Muslim
Ilustrasi Islam, Muslim. (Sumber: Pixabay)

Setelah memahami apa hikmah mempelajari perkembangan Islam pada masa modern, kamu tentunya perlu mengenali penjelasan Islam pada masa modern ini. Menurut Harun Nasution, Islam pada masa modern dimulai dari tahun 1800 – sekarang. Masa ini disebut dengan zaman kebangkitan Islam. Ekspedisi Napoleon Bonaparte di Mesir yang berakhir tahun 1801 M, membuka mata dunia Islam, terutama di Turki dan Mesir, akan kemunduran dan kelemahan umat Islam. Raja dan pemuka-pemuka Islam mulai berpikir dan mencari jalan untuk mengembalikan kejayaan Islam.

Masa modern ini ditandai dengan adanya kesadaran umat Islam terhadap kelemahan dirinya dan adanya dorongan untuk memperoleh kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kondisi saat itu negara-negara Islam banyak dijajah oleh penjajah.  Banyak negara muslim mengikuti gerakan pembaruan tersebut, sehingga lahirlah suatu tatanan baru dalam dunia Islam, yaitu kebangkitan dunia Islam, baik bidang ilmu pengetahuan, politik, pendidikan, maupun kebangkitan melawan penjajah.

Usaha untuk memulihkan kembali kekuatan Islam dikenal dengan gerakan modernisasi atau pembaruan yang didorong oleh tiga faktor, yaitu:

  1. Pemurnian ajaran Islam dan unsur-unsur asing yang dipandang sebagai penyebab kemunduran Islam.
  2. Menimba gagasan-gagasan pembaruan dan ilmu pengetahuan dari Barat. Hal ini dengan pengiriman para pelajar muslim oleh penguasa Turki, Mesir, dan India ke negara-negara Eropa untuk menimba ilmu pengetahuan dilanjutkan dengan gerakan penerjemahan karya-karya Barat ke dalam bahasa Islam.
  3. Kondisi negara-negara Arab, seperti Mesir, Turki di bawah jajahan negara-negara Eropa, khususnya Perancis.

Pembaruan di beberapa negara tidak terlepas dari peran tokoh-tokohnya, di antaranya dari Mesir, yaitu: Muhamammad Ali Pasya, Rifa’ah Baidawi Ra­ ’at at-Tahtawi, Jamaludin Al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha. Kemudian dari Turki, yaitu: Sultan Mahmud II, Namik Kemal. Sementara dari India, yaitu Sayyid Ahmad Khan, dan Muhammad Iqbal. Jadi, apa hikmah mempelajari perkembangan Islam pada masa modern begitu penting dipahami.

 


Pengaruh Islam pada Masa Modern bagi Indonesia

Ilustrasi Islam, muslim
Ilustrasi Islami, muslim. (Photo by Paras Upadhyay on Pexels)

Apa hikmah mempelajari perkembangan Islam pada masa modern tentunya juga berdampak di Indonesia. Apalagi Indonesia merupakan negara dengan penduduk Islam terbanyak di dunia. Munculnya gerakan pembaruan dalam Islam, merupakan wujud dari bentuk kesadaran umat Islam dari ketertinggalan dan keterbelakangan. Gerakan Pan-Islamisme yang digaungkan Jamaludin al-Afghani merupakan cikal bakal dari gerakan kesatuan untuk menentang penjajah.

Begitu juga di Indonesia, hal itu menjadi inspirasi agar Indonesia dapat terlepas dari penjajah. Setidaknya sejak dibukanya Terusan Suez tahun 1869, setiap tahun ribuan umat Islam Indonesia menunaikan ibadah haji. Banyak para haji dan ulama yang melakukan perlawanan terhadap penjajah. Selama di Makkah, menurut Deliar Noer, mereka memperoleh bacaan-bacaan di tempat-tempat pendidikan agama dan turut serta dalam kehidupan dan usaha-usaha Pan-Islamisme.

Di antara perang yang dimotori para ulama melawan penjajah Belanda adalah Perang Padri di Minangkbau (1821 - 1837), Perang Diponegoro di Jawa (1825 - 1830), Perang Aceh di Aceh (1873 - 1904), Perang Banjar di Kalimantan (1854 - 1864), pemberontakan rakyat di Cilegon Banten (1888), Perang Jambi (1858 - 1907) dan lain-lain.

Selain itu, dampak lain adalah berdirinya beberapa organisasi masyarakat yang berbasis Islam, seperti Syarikat Islam (SI), Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan lain sebagainya. Pengaruh yang lain adalah berdinya perguruan tinggi keislaman di Indonesia yang tidak hanya membuka jurusan keagamaan, tetapi juga jurusan umum. Pertama kali yang berdiri adalah Universitas Islam Indonesia (UII) yang berdiri pada 20 Februari 1951.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya