Hijrah Artinya Apa? Ini Sejarah, Dalil Dan Makna Pentingnya Bagi Umat Islam

Sejarah singkat hijrah pada masa Nabi Muhammad SAW, beserta dengan dalil dan makna pentingnya bagi umat muslim di seluruh dunia.

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 22 Mei 2023, 16:25 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2023, 16:25 WIB
Ilustrasi hijrah (Istimewa)
Ilustrasi hijrah (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Dalam sejarah Islam, salah satu peristiwa paling menonjol yang juga merupakan bagian dari titik balik umat Islam adalah peristiwa hijrah. Peristiwa ini terdiri dari erjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya dari Makkah ke Madinah pada tahun 622 M. Hijrah artinya sangat besar bagi seluruh umat muslim di seluruh dunia. 

Di luar konteks sejarahnya, Hijrah artinya bagi umat muslim juga membawa implikasi spiritual, sosial, dan politik yang mendalam, yang terus diingat oleh umat Islam di seluruh dunia hingga saat ini. Penting untuk memahami makna Hijrah dan dalil-dalilnya, yang diterangkan dalam Al Quran dan hadist. 

Hijrah terjadi selama periode penuh gejolak dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW dan komunitas Muslim awal di Makkah. Nabi Muhammad SAW yang menghadapi penganiayaan dan penentangan yang hebat, membuat keputusan penting untuk bermigrasi ke Madinah, di mana dia dan para pengikutnya akan mencari perlindungan dan mendirikan tatanan sosial baru berdasarkan prinsip-prinsip Islam

Untuk lebih memahami hijrah dartinya dengan lebih baik, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Senin (22/5/2023). Sejarah singkat hijrah pada masa Nabi Muhammad SAW, beserta dengan dalil dan makna pentingnya bagi umat muslim di seluruh dunia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sejarah Hijrah 

Ilustrasi hijrah (Istimewa)
Ilustrasi hijrah (Istimewa)

Dalam sejarah Islam, hijrah artinya peristiwa Rasykykkag dan pengikutnya bermigrasi dari Mekkah ke Madinah. Ketika penganiayaan penduduk Mekkah terhadap kaum Muslimin semakin hebat, Allah memerintahkan mereka untuk berhijrah agar mereka dapat mendirikan agama Allah di negeri tempat mereka dapat beribadah kepada-Nya. Allah memilih Madinah sebagai tanah Hijrah. Nabi Muhammad SAW melihat dalam mimpi bahwa dia bermigrasi ke kota itu. 

Diriwayatkan dari Abu Musa bahwa Nabi (damai dan berkah besertanya) mengatakan: "Saya melihat dalam mimpi bahwa saya pindah dari Mekkah ke tanah di mana ada pohon kurma, dan saya pikir itu adalah Al-Yamamah. atau Hajar, tapi ternyata Madinah, Yatsrib.” ( Al-Bukhari dan Muslim)

Ketika kaum Muslim Madinah mendengar bahwa Rasulullah SAW telah meninggalkan Makkah dan menuju ke arah mereka, mereka mulai pergi ke harrah setiap pagi. Mereka akan menunggunya sampai panasnya siang memaksa mereka untuk kembali. Suatu hari, setelah menunggu lama, mereka kembali ke rumah, dan ketika mereka masuk ke rumah mereka, seorang Yahudi naik ke atap salah satu benteng bangsanya untuk mencari sesuatu, dan dia melihat Rasulullah SAW dan para sahabatnya berpakaian putih, seolah-olah mereka muncul dari fatamorgana gurun.

Rasulullah SAW kemudian tinggal bersama Bani Amr bin Auf selama sepuluh malam dan mendirikan masjid yang didirikan atas dasar takwa, Masjid Quba'. Rasulullah SAW shalat di dalamnya lalu menunggangi unta betinanya dan melanjutkan perjalanan, ditemani oleh orang-orang sampai unta betinanya berlutut di tempat Masjid Nabi sekarang berdiri di Madinah.

 

Dalil Tentang Hijrah 

Ilustrasi hijrah (Istimewa)
Ilustrasi hijrah (Istimewa)

Dalam Al-Quran, terdapat beberapa ayat yang menyebutkan atau mengisyaratkan tentang hijrah. Berikut adalah beberapa dalil tentang hijrah yang dapat ditemukan dalam Al-Quran:

Surah Al-Baqarah, ayat 218

"Sesungguhnya orang-orang yang telah beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Ayat ini menunjukkan bahwa hijrah termasuk dalam perbuatan yang diberkahi dan dihargai oleh Allah. Orang-orang yang berhijrah dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah dan menjalankan agama-Nya, mengharapkan rahmat dan ampunan-Nya.

Surah An-Nisa', ayat 97

"Orang-orang yang berhijrah dan diusir dari kampung halamannya, dan mereka memerangi di jalan Allah, dengan harta dan jiwanya, memperoleh kedudukan yang lebih tinggi di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan."

Ayat ini menekankan bahwa hijrah dalam rangka mempertahankan agama Allah dan berjuang di jalan-Nya akan mendapatkan pahala dan kedudukan yang lebih tinggi di sisi Allah.

Surah At-Tawbah, ayat 20

"Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka, memperoleh derajat yang lebih tinggi di sisi Allah. Dan mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan."

Ayat ini juga menegaskan bahwa hijrah dan berjuang di jalan Allah dengan harta dan jiwa merupakan amal yang ditinggikan derajatnya oleh Allah.

Surah An-Nisa'.ayat 100

"Barangsiapa yang berhijrah di jalan Allah niscaya mereka mendapatkan tempat berlindung yang luas di bumi ini dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dalam keadaan berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, lalu kematian mengejarnya, maka sesungguhnya pahalanya telah tetap di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah akan memberikan perlindungan dan rezeki yang melimpah kepada orang yang berhijrah di jalan-Nya. Juga ditegaskan bahwa orang yang berhijrah dengan niat yang ikhlas dan meninggal dalam perjalanan hijrahnya akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah.

Dalam hadis, juga terdapat beberapa riwayat yang menyebutkan dan memberikan pengertian tentang hijrah. Berikut adalah beberapa hadis yang berkaitan dengan hijrah:

"Hijrah tidak akan berhenti hingga taubat tidak diterima. Dan taubat tidak akan diterima hingga matahari terbit dari tempat terbenamnya." (Sahih Bukhari)

Hadis ini menunjukkan bahwa hijrah merupakan suatu tindakan yang terus berlanjut selama masa taubat diterima. Taubat yang diterima berarti menghentikan perilaku yang buruk dan berusaha memperbaiki diri secara terus-menerus.

"Barangsiapa yang hijrah karena Allah dan Rasul-Nya, hijrahnya tertulis di antara tangan-Nya. Dan barangsiapa yang hijrah karena dunia yang ingin dia capai atau wanita yang ingin dia nikahi, maka hijrahnya tertulis di antara tangan itu sendiri." (Sahih Muslim)

Dalam hadis ini, Rasulullah SAW membedakan antara niat hijrah yang murni karena Allah dan Rasul-Nya dengan hijrah yang dilakukan demi kepentingan duniawi. Hijrah yang dilakukan karena Allah akan mendapatkan keberkahan dan pahala yang tertulis di hadapan-Nya.

"Hijrah tidak akan berhenti hingga berhenti tobat, dan tobat tidak akan diterima hingga matahari terbit dari barat." (Sunan Abu Dawud)

Hadis ini juga menegaskan bahwa hijrah adalah suatu perjalanan spiritual yang berkelanjutan, yang berhenti ketika taubat dihentikan. Taubat yang diterima oleh Allah akan membawa pembaruan dan perubahan dalam hidup seseorang.

"Seorang mukmin tidak mengkhianati, tidak bohong, tidak mencuri, dan tidak minum khamr (minuman keras). Hijrah adalah meninggalkan apa yang Allah larang." (Sunan Ibn Majah)

Hadis ini menekankan bahwa hijrah tidak hanya tentang perpindahan tempat, tetapi juga melibatkan perubahan perilaku dan meninggalkan segala hal yang dilarang oleh Allah. Hijrah sejati adalah meninggalkan dosa-dosa dan berusaha menjalankan perintah Allah.

Dalil-dalil tersebut memberikan panduan dan pemahaman tentang hijrah dalam konteks agama Islam. Hijrah artinya dianggap sebagai perjalanan spiritual yang melibatkan perubahan niat, perilaku, dan meninggalkan dosa-dosa. Hal ini menegaskan pentingnya hijrah sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan kualitas hidup sebagai seorang Muslim.

 

Makna Hijrah bagi Umat Islam

Hijrah artinya dalam makna spiritual yang mendalam dalam Islam. Itu melambangkan iman dan kepercayaan Nabi Muhammad yang tak tergoyahkan pada bimbingan Allah. Dengan meninggalkan kampung halamannya dan memulai perjalanan yang penuh dengan ketidakpastian, dia mendemonstrasikan tindakan ketergantungan tertinggi pada rencana Tuhan. Hijrah juga menyoroti pentingnya pengorbanan dan ketaatan pada perintah Ilahi, menginspirasi umat Islam untuk meneladani teladan Nabi dalam kehidupan pribadi mereka.

1. Hijrah adalah tentang meraih kesuksesan melalui kerja keras dan tekad

Hijrah menandai fase transformasional Islam. Pada hakekatnya, hijrah melambangkan transformasi diri. Transformasi dari kegelapan menuju pencerahan. Rasulullah SAW, melalui peristiwa hijrah telah menunjukkan bagaimana umat Islam awal telah berjuang untuk mencapai keberhasilan meskipun segala rintangan yang mereka hadapi. Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya terus bekerja keras meskipun tantangan dan keterbatasan luar biasa yang mereka hadapi di Makkah.

Nabi melihat bahwa kerja keras, tekad belaka dan keyakinan yang mendalam pada Tuhan akan membawa seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

2. Hijrah adalah tentang memanfaatkan kekuatan positif dan menyebarkan kebaikan

Nabi Muhammad SAW mengembangkan komunitas yang menyebarkan kebaikan kepada orang lain dan berkontribusi pada kemanusiaan yang lebih besar untuk kebaikan yang lebih besar bagi semuanya. Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya membangun komunitas yang kuat dan kohesif yang berfokus pada pertumbuhan dan transformasi dan memetakan jalan mereka menuju kesuksesan akhirnya.

Mereka memfokuskan transformasi mereka untuk membebaskan umat dengan nilai-nilai kebaikan dan menunjukkan kasih sayang atau rahmah satu sama lain.

 3. Semangat hijrah lebih dari sekedar memperingati peristiwa sejarah

Sebagai masyarakat muslim, kita perlu memastikan bahwa kita tidak menyerah dan terus bekerja keras untuk mencapai kesuksesan di dunia, dan akhirat. Akan selalu ada tantangan dalam perjalanan seseorang menuju kesuksesan, namun kita tidak boleh menggunakan keterbatasan ini untuk menyurutkan semangat kita dan terus berusaha menuju keunggulan.

4. Hijrah adalah tentang mengubah diri

Hijrah mengingatkan kita untuk selalu menjadi pribadi yang lebih baik dari kemarin. Nabi Muhammad SAW mengingatkan kita bahwa,  "Setiap orang memulai harinya sebagai penjual jiwanya, baik membebaskannya atau menyebabkan kehancurannya." (Muslim)

Saat ini, hijrah bukan hanya tentang berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mewujudkan etos hijrah. Sebaliknya, ini tentang memperbaiki diri kita sendiri, keluarga kita, dan komunitas kita secara terus menerus.

5. Hijrah adalah menyebarkan pesan cinta, kedamaian dan harmoni.

Islam yang diajarkan Nabi Muhammad SAW kepada para pengikutnya adalah Islam yang penuh cinta, kasih sayang dan kasih sayang, bukan Islam yang penuh kebencian, kekerasan dan kehancuran. Hari ini, kita perlu terus memanfaatkan warisan Nabi kita tercinta ini. Kita percaya bahwa kita adalah komunitas proaktif yang dapat berkontribusi pada persaudaraan manusia yang lebih besar dan mendorong bersama sebagai komunitas menuju kesuksesan dan kebaikan.

Hijrah artinya adalah migrasi Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah, hijrah memiliki makna multifaset dalam tradisi Islam. Ini mewakili perjalanan spiritual kepercayaan pada bimbingan ilahi, perubahan sosial yang transformatif, dan paradigma politik yang berakar pada keadilan dan kasih sayang. Hijrah terus menginspirasi umat Islam untuk mencari pertumbuhan pribadi, memupuk persatuan, dan membangun masyarakat yang adil.

Dengan merenungkan makna Hijrah yang mendalam, individu dapat mengambil pelajaran berharga dan berusaha untuk mewujudkan prinsip-prinsipnya dalam kehidupan mereka, menumbuhkan pemahaman yang lebih baik tentang warisan Islam yang kaya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya