Al Khulafaur Ar Rasyidin Artinya Pemimpin yang Bijaksana, Simak Siapa Saja

Al Khulafaur Ar Rasyidin artinya merujuk pada khalifah yang mengambil alih posisi kepemimpinan setelah Nabi Muhammad SAW.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 31 Mei 2023, 19:30 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2023, 19:30 WIB
Ilustrasi masjid
Ilustrasi masjid. (Photo by Itzyphoto Pexels)

Liputan6.com, Jakarta Setelah Nabi Muhammad SAW meninggal, upaya untuk menyebarkan agama Islam terus dilanjutkan oleh empat sahabat terdekat beliau yang dikenal sebagai Al Khulafaur Ar Rasyidin. Al Khulafaur Ar Rasyidin artinya merujuk pada khalifah yang mengambil alih posisi kepemimpinan setelah Nabi Muhammad SAW. 

Al Khulafaur Ar Rasyidin artinya berasal dari dua kata. Kata "khulafa'" bentuk jamak dari khalifah yang berarti pemimpin. Khalifah adalah orang yang menggantikan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW setelah beliau wafat dalam menerapkan hukum syariat agama Islam. Sedangkan "rasyidin" berarti arif dan bijaksana. Dengan demikian, Al Khulafaur Ar Rasyidin artinya pemimpin Islam yang bijaksana setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.

Al Khulafaur Ar Rasyidin terdiri dari empat sahabat dekat Nabi Muhammad SAW yang secara bergantian memimpin, yaitu Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Mereka semua adalah khalifah yang jujur dan tekun dalam menegakkan kebenaran. Berkat dedikasi mereka, Islam dapat tersebar hingga ke luar Jazirah Arab. berikut ulasan tentang siapa saja Al Khulafaur Ar Rasyidin yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (31/5/2023).

Al Khulafaur Ar Rasyidin dalam Al-Quran

[Bintang] Al Quran
Kitab suci umat Islam, Al Quran. (insanmadinah.com)

Al Khulafaur Ar Rasyidin artinya para pemimpin yang menggantikan tugas-tugas Rasulullah SAW. Dalam menjalankan tugasnya, para Al Khulafaur Ar Rasyidin senantiasa meneladani kepemimpinan Rasulullah. Mereka memiliki sikap yang bijaksana, memiliki otoritas dan disiplin, memiliki pengetahuan agama yang luas dan mendalam, serta berani bertindak dan memiliki tekad yang kuat.

Penjelasan tentang khulafaur rasyidin ini dapat ditemukan dalam firman Allah surat At Taubah ayat 100.

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Artinya: Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.

Abu Bakar As-Shiddiq

Ilustrasi Islami, Arab
Ilustrasi Islami, Arab. (Image by danmir12 on Freepik)

Setelah wafatnya Rasulullah, sahabatnya Abu Bakar, yang juga merupakan mertuanya, dipilih oleh para sahabat sebagai khalifah pertama. Khalifat yang memiliki nama lengkap Abdullah bin Utsman (Abu Qahafah) bin Amir bin Amru bin Ka'ab bin Sa'd bin Tamim bin Murrah bin Lu'ai bin Ghalib bin Fihr al-Tamimi al-Quraisyi, lahir di Mekkah pada tahun 572 M.

Masa kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq RA berlangsung selama 2 tahun 3 bulan, seperti yang dikutip dari Buku Kisah Hidup Abu Bakar al-Shiddiq. Ia adalah khalifah pertama dan satu-satunya yang disebut sebagai sahabat Rasulullah oleh Allah SWT dalam Surat At Taubah ayat 40.

Abu Bakar As-Shiddiq adalah sosok yang santun, adil, penyayang, dan bijaksana. Ia mewakili nilai-nilai yang dilihatnya dari Rasulullah dalam memimpin umat Islam. Hal inilah yang membuat para sahabat sepakat untuk menunjuknya sebagai pemimpin umat Islam saat itu. Menurut Syekh Nawawi Banten, Abu Bakar memimpin umat Islam selama dua setengah tahun.

Selain menjadi khalifah pertama setelah wafatnya Nabi, ia juga merupakan orang pertama yang menerima ajaran Nabi dan memeluk agama Islam. Abu Bakar As-Shiddiq wafat pada usia 63 tahun. Ia meninggalkan umat Islam pada malam Selasa tanggal 23 Jumadil Akhir, antara waktu Maghrib dan Isya, dan kemudian dimakamkan di dekat makam Rasulullah di Madinah.

Syyaidina Umar

Sayyidina Umar atau Umar bin Khattab adalah sahabat dan penasihat utama Nabi Muhammad. Sikapnya yang tegas dalam berdakwah dan kebijaksanaannya dalam menyebarkan ajaran Islam menjadi salah satu alasan mengapa Umar terpilih menjadi pemimpin kaum Muslimin. Umar bin Khattab merupakan Al Khulafaur Ar Rasyidin kedua setelah Abu Bakar.

Rasulullah SAW memberikan julukan Al-Faruq kepada Umar, yang berarti "sang pembeda" atau orang yang mampu membedakan antara kebenaran dan kesesatan. Selain itu, Umar juga menjadi orang pertama yang digelari dengan Amir al-Mu'minin, yang berarti "pemimpin orang beriman".

Selama sepuluh bulan dan lima hari memimpin umat Islam, Umar mampu dengan cepat menyebarkan ajaran Islam secara luas. Meskipun masa kepemimpinannya relatif singkat, dia berhasil memberikan kontribusi yang besar. Sayyidina Umar meninggal dunia pada usia 63 tahun pada hari Rabu tanggal 27 bulan Dzulhijah. Ia dibunuh oleh Abu Lu’luk al-Mughirah (Fairuz) saat sedang melaksanakan shalat Subuh. Setelah itu, ia dimakamkan di dekat makam Rasulullah dan Abu Bakar di Madinah.

Utsman bin Affan

Ilustrasi kata-kata mutiara, Islami
Ilustrasi kata-kata mutiara, Islami. (Photo by Simon Infanger on Unsplash)

Sayyidina Utsman bin Affan merupakan pemimpin umat Islam ketiga dalam sejarah khulafaur rasyidin, setelah masa kepemimpinan Sayyidina Umar. Selama masa kepemimpinannya, kaum muslimin dipimpin olehnya selama dua belas tahun kurang dua belas hari, dan berhasil menaklukkan berbagai kerajaan yang menentang ajaran yang ia dakwahkan.

Utsman bin Affan dilahirkan enam tahun setelah Tahun Gajah, tepatnya pada tahun 579 M, di Thaif, sebuah daerah subur di Hijaz, wilayah di barat laut Arab Saudi. Utsman bin Affan berasal dari keluarga bangsawan yang kaya dan berpengaruh dari Suku Quraisy, dengan silsilah Bani Umayyah. Meskipun ia lahir dalam kekayaan, Utsman dengan rela meninggalkan segala kenikmatan dan kemewahan hidupnya demi menjalankan tanggung jawab dakwah yang melelahkan, penuh risiko, serta menguras tenaga dan pikiran.

Ia bahkan tidak ragu untuk membagikan rezekinya secara cuma-cuma untuk keperluan perang dan kebutuhan orang banyak. Dalam kisah yang disampaikan oleh Ibn Syihab Al-Zuhri, seorang ulama ahli hadis, disebutkan bahwa Utsman mempersiapkan Jaisyul Usrah (pasukan sulit) saat Perang Tabuk dengan memiliki 940 ekor unta dan 60 ekor kuda, sehingga jumlahnya mencapai 1.000 ekor.

Utsman bin Affan, pada masa kepemimpinannya, berhasil menyebarkan ajaran Islam hingga ke kota Mesir. Pada puncak kejayaan kepemimpinannya, Utsman bin Affan meninggalkan dunia ini saat berusia 88 tahun. Ia wafat karena dibunuh oleh penduduk Mesir dan orang-orang Khawarij setelah melaksanakan shalat Ashar, tepat pada hari Rabu tanggal 18 Dzulhijjah. Beliau kemudian dimakamkan di Makbarah Baqi’ di Madinah.

 

 

Ali bin Abi Thalib

Ilustrasi Islami, muslim
Ilustrasi Islami, muslim. (Photo by David Monje on Unsplash)

Ali bin Abi Thalib merupakan salah satu anggota Al Khulafaur Ar Rasyidin artinya para pemimpin yang menggantikan tugas-tugas Rasulullah SAW. Ali bin Abi Thalib, yang lengkapnya Ali bin Abi Thaib bin Abdul Muththalib bin Hasyim, dilahirkan di Mekkah pada tanggal 13 Rajab.  Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah keempat menggantikan Utsman bin Affan. Menurut sebuah hadits yang terkenal, Rasulullah pernah mengatakan, "Saya adalah gudang ilmu, dan Ali adalah pintu masuknya."

Ali bin Abi Thalib memiliki posisi istimewa karena ia adalah sahabat pertama yang memeluk Islam sejak usia muda dan juga menikahi putri Rasulullah, Sayyidah Fatimah az-Zahra. Sebagai pemimpin, Ali bin Abi Thalib ditugaskan untuk melanjutkan perjuangan Rasulullah dan pemimpin-pemimpin sebelumnya. Selama masa kepemimpinannya, Ali berhasil menyebarkan ajaran Islam lebih jauh daripada para Al Khulafaur Ar Rasyidin sebelumnya. 

Tidak hanya fokus pada penyebaran agama, Ali bin Abi Thalib juga berusaha untuk mensejahterakan rakyatnya, bertindak adil, dan bijaksana, mengikuti jejak para pemimpin sebelumnya. Masa kepemimpinan Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai masa yang penuh tantangan, terutama karena terjadinya perang saudara di antara umat Islam setelah wafatnya Utsman. Namun, Ali tetap memiliki sejarah yang luar biasa dalam menghadapi semua ini. Setelah memimpin selama 5 tahun, ia meninggalkan umat Islam pada usia 65 tahun setelah dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljam.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya